Meningitis Pada Anak bisa Terjadi saat Masih Dalam Kandungan

Selasa, 07 Februari 2017 | 09:57 WIB Penulis : Erni Wulandari


Meningitis adalah kondisi pembengkakan selaput otak karena infeksi. Pembengkakan selaput otak karena infeksi, penyebabnya bisa jadi karena bakteri, virus, jamur atau patogen-patogen lain.


Pada anak, meningitis cukup berbahaya karena mortalitasnya tinggi mencapai 60% bila sebelumnya tak pernah mendapat vaksin. Menurut dr Darmadi Darmawan,SpA dari RS Evasari, orangtua harus waspada terhadap gejala dan faktor resikonya sehingga bila ada kasus penanganan bisa dilakukan secepat mungkin.
Untuk gejala awal tanda-tanda yang umum terjadi adalah demam tinggi, lemas, nafsu makan berkurang, hingga kejang. Sebagian besar kasus bermula karena infeksi di tempat lain yang menyebar dan pada anak dan biasanya berawal dari infeksi saluran napas.
Biasanya bakteri bikin infeksi dulu di tempat masuknya yang kita sebut dengan point of entry. Terus dia ke aliran darah baru ke otak. Beberapa hari sampai beberapa minggu tergantung dari kumannya. Mengapa ada anak yang infeksinya bisa sembuh dan mengapa ada yang kemudian berkembang menjadi meningitis dipengaruhi beberapa faktor. Pertama dari sisi anak sendiri yaitu kekebalan tubuhnya, kedua dari lingkungan dan ketiga dari keganasan patogen yang menyerang.
Pada anak yang imunnya terganggu karena kurang nutrisi, punya penyakit lain atau lahir prematur maka tubuhnya berkesempatan lebih kecil untuk kuat melawan infeksi. Sedangkan pada faktor lingkungan bila seorang anak tinggal di lingkungan padat ditambah sanitasi yang buruk maka resiko terjadinya infeksi juga akan meningkat. Faktor ketiga tergantung keganasan kumannya. Faktor patogen.

 

Ketika seorang ibu sedang yang sedang mengandung terkena infeksi, ada resiko anak yang di kandungnya bisa ikut terkena. Salah satu kondisi yang patut diwaspadai adalah meningitis atau infeksi pada selaput otak anak karena memiliki tingkat mortalitas cukup tinggi. Di dalam kandungan seorang anak bisa terkena meningitis secara langsung oleh bakteri, virus dan jamur atau ketika terpapar cairan vagina saat persalinan.
Anak bisa sudah terkena meningitis dari dalam rahim. Kalau semisal Bunda ada keputihan yang bau, infeksi saluran kencing, ait ketubannya hijau atau pecah lama sebelum persalinan itu bisa ke bayi. 
Ketuban adalah tembok perlindungan, kalau jebol kuman-kuman bisa masuk. Apa lagi jika bayi lahir prematur  sistem imunnya belum terlalu bagus. Ketika terkena meningitis selaput otak anak dapat membengkak dan menekan saraf-saraf. Bila tidak segera ditangani kerusakan saraf permanen bisa terjadi yang berujung pada kecacatan atau khasus terburuknya meninggal dunia. Oleh karena itu orangtua harus selalu waspada dan rutin melakukan pengecekan kandungan, USG dapat memberi petunjuk dini bila ada masalah pada anak. 

Artikel Lainnya

Balita usia 2-3 tahun memang lagi cerewet-cerewetnya. Rasa ingin tahunya tinggi sekali. Bereksplorasi merupakan caranya untuk mencari jawaban. Ia menggunakan kemampuan motorik dan seluruh inderan...

Apakah Ibu pernah mendengar istilah selective mutism (SM) atau mutisme selektif? Selective mutism adalah gangguan berkomunikasi yang biasanya dijumpai pada anak yang memilih tidak ...

Mengajarkan anak supaya berani tidur sendiri di kamarnya menjadi sebuah tantangan yang cukup berat bagi orangtua. Namun, hal ini perlu dilakukan supaya si kecil tidak selalu bergantung kepada Anda ket...

Keluhan mendengkur pada orang dewasa (terutama laki-laki) merupakan hal yang lumrah dijumpai. Bagaimana jika anak yang mendengkur? Berbahayakah mendengkur pada anak? Berdasarkan kekerapannya, mende...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................