Inilah 5 Tanda Bayi Mengalami Trauma, Jangan Disepelekan Ma!

Selasa, 23 Maret 2021 | 14:35 WIB Penulis :


Bayi mungkin belum bisa mengungkapkan lewat kata-kata, tapi Mama bisa mengamati tandanya

Banyak orang yang beranggapan bahwa bayi tidak mengingat atau bahkan tidak mengerti akan kejadian traumatis yang dialaminya. Faktanya, apapun hal traumatis yang terjadi pada bayi dan lingkungan sekitarnya, juga berdampak terhadap sang Bayi. 

Peristiwa traumatis dan mengancam jiwa yang dialami bayi di usia dini misalnya insiden seperti kecelakaan mobil, kebakaran rumah, kematian traumatis dalam keluarga, kejahatan, pelecehan, hingga kekerasan yang terjadi pada diri sendiri atau anggota keluarga. Trauma serius dapat mengganggu aspek-aspek penting perkembangan anak yang terjadi sebelum ia berusia tiga tahun.

Berikut ini dikutip dari Popmama.com merangkum beberapa tanda bayi mengalami trauma secara psikologis, dilansir dari Baby Gaga:

1. Mudah terkejut dan takut

Bayi yang mudah dikejutkan oleh suara tertentu atau sentuhan fisik tertentu dapat menjadi tanda bayi bereaksi akibat trauma. Bayi dan balita cenderung lebih mudah takut karena kurangnya pemahaman tentang cara kerja suatu benda atau suara tertentu yang sebetulnya normal. 

Suara mesin penyedot debu atau blender, bisa menyebabkan bayi kaget jika belum terbiasa dengannya. Bagaimana mereka bereaksi adalah sebuah hal yang perlu Mama perhatikan. Jika seorang bayi terkejut dan ketakutan hanya oleh suara gemerincing kunci atau gerakan kecil lainnya, itu mungkin pertanda jelas bahwa bayi telah mengalami trauma.

2. Perilaku agresif

Bayi dan balita yang pernah mengalami peristiwa traumatis, cenderung menunjukkan perilaku agresif. Bayi yang perkembangan kognitifnya baik, mudah dibedakan bagaimana perilaku agresifnya, misalnya sekadar kesedihan normal atau kemarahan yang tidak biasa. 

Orangtua harus peka melihat agresi yang muncul. Terutama ketika bagaimana respon bayi saat berhadapan dengan pemicu stres tertentu. Pada bayi, tanda-tanda agresi termasuk menjadi mudah frustrasi dengan hal sederhana atau mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem.

3. Kewaspadaan berlebih

Bayi yang mengalami trauma mungkin terlihat sudah melupakan, tetapi kejadian traumatis itu masih tersimpan di alam bawah sadarnya. Mereka menjadi lebih sadar dan waspada ketimbang anak-anak seusianya.

Bayi yang mengalami trauma selalu tampak tegang dan waspada, baik di dalam atau pun di luar lingkungan yang nyaman atau akrab. Perilaku seperti ini tidak boleh disepelekan karena bayi akan mengalami kegelisahan yang membuat mereka menjadi stres hingga depresi. 

4. Respon fisik

Bayi dan balita yang pernah mengalami trauma menunjukkan respons fisik saat ditunjukkan jenis strestor yang mengingatkan mereka pada trauma yang dialami. Sama seperti orang dewasa, mereka yang mengalami trauma bisa menghadapi gejala fisik yang berhubungan dengan tekanan mental dan emosional, misalnya demam, sakit kepala, mual, dan muntah. 

Bayi mungkin tidak memiliki kemampuan penuh untuk menunjukkan apa yang mereka rasakan, tetapi munculnya penyakit fisik yang tiba-tiba dapat menjadi alasan yang cukup untuk mengunjungi dokter dan memahami akar trauma yang dialami bayi tersebut. 

5. Mimpi buruk

Orang yang mengalami trauma seringkali mengalami mimpi buruk atau teror malam, tak terkecuali bayi dan balita. Mereka mungkin mengalami mimpi buruk yang cukup sering dan jelas tentang kejadian yang mengganggunya. 

Bayi dan balita yang mengalami trauma mungkin juga mengalami kesulitan tidur karena ketakutan akan mimpi buruk yang dialaminya. Mereka takut sesuatu yang terjadi dalam mimpi buruk, juga terjadi dalam kehidupan nyatanya. 

Apabila Mama mendapati satu atau lebih tanda-tanda bayi yang mengalami trauma di atas terjadi pada si Kecil, segera carilah bantuan medis atau psikolog profesional.

Penting untuk memerhatikan secara detil tanda-tanda yang terjadi, terutama pada bayi yang belum dapat menunjukkan tekanan emosional yang dialami sehingga dokter atau profesional lain dapat memberikan diagnosis yang tepat dan memberikan solusi untuk masalah traumatis yang dialami.

Semoga informasi ini dapat membantu Mama. 

source: popmama.com

Artikel Lainnya

Moms, pernah menemukan bisul di tubuh bayi Anda? Ya, bisul memang kerap dialami bayi karena kondisi kulit Si Kecil yang masih sensitif dan sistem pertahanan tubuhnya yang belum terbentuk sempurna, seh...

Selama masa perkembangan, bayi yang memasuki usia 6 bulan mendapatkan asupan nutrisi melalui MPASI dan ASI. Memberikan MPASI kepada si Kecil sering kali membutuhkan kesabaran. Tidak semua bayi mau den...

Saat menyusui, ibu biasanya dilarang makan makanan pedas. Kata para orangtua zaman dahulu, kalau makan makanan pedas, rasa ASI juga ikutan pedas. Akibatnya, bayi yang disusui menjadi sakit perut dan l...

Tahukah Bunda, kebiasaan ngedot terlalu lama akan mengakibatkan keterlambatan berbicara pada anak? Psikolog perkembangan anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., menjelaskan bahwa hal itu karena, be...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................