Perubahan fisik saat hamil memang bisa saja mengganggu. Perubahan tersebut terjadi di berbagai tubuh, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Moms mungkin mengalami gusi bengkak saat hamil. Gusi...
Senin, 07 November 2016 | 17:12 WIB Penulis : Erni Wulandari
Menurut para ahli perkembangan anak usia dini, tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan waktu yang sangat penting untuk belajar. Nah, kalau Anda bingung, apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk menstimulasi bayi Anda? Di bawah ini adalah beberapa kegiatan seru, sekaligus ilmiah, yang kami kumpulkan dari Parents Magazine, yang dapat menjadi inspirasi Anda.
1. Lakukan kontak mata. Manfaatkan waktu sesingkat apa pun saat bayi Anda yang baru lahir melek, untuk menatap dalam-dalam kedua matanya. Sejak dini, bayi sudah dapat mengenali wajah, dan tentu saja, wajah Anda yang paling penting ia kenali. Setiap kali ia memandang Anda, ia membangun ingatannya akan Anda.
2. Julurkan lidah. Banyak studi menunjukkan bahwa sejak berumur dua hari sekali pun, bayi dapat menirukan ekspresi wajah yang sederhana. Ini merupakan tanda awal ia mampu menjawab tantangan dan menyelesaikan suatu masalah.
3. Menikmati cerminan dirinya. Biarkan ia menatap pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Awalnya, ia akan berpikir sedang melihat bayi lain yang lucu, dan tentu saja, ia suka sekali membuat ‘bayi’ itu melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya.
4. Kenalkan perbedaan. Tunjukkan dua gambar sejauh 20-30cm dari wajah bayi Anda. Kedua gambar itu serupa, tetapi tak sama (misalnya, ada pohon di satu gambar, tetapi tidak ada di gambar yang lain). Di usia dini sekali pun, bayi akan berusaha mengenali kedua gambar itu, kemudian menemukan perbedaannya. Hal itu merupakan langkah awal ia belajar mengenali huruf dan membaca.
5. Ajak ia berbincang. Anda mungkin menganggap bahwa mengoceh di depan bayi itu sia-sia. Ia hanya akan memandangi Anda, ketika Anda berhenti sejenak selama beberapa kali, untuk ‘memberi kesempatan’ ia ‘berbicara’. Tetapi lama-kelamaan, ia akan bisa menangkap ritme pembicaraan, dan mulai berusaha mengisi kekosongan itu dengan ocehan atau celotehan, kok.
6. Ikut ber-cooing. Ingatan bayi dapat merespon saat Anda mengeluarkan ekspresi lucu dan suara konyol yang mengajaknya bercanda.
7. Nyanyikan lagu untuknya. Pelajari sebanyak mungkin lagu anak, atau nyanyikan saja lagu ciptaan Anda sendiri. Misalnya, lagu Balonku, Anda ganti liriknya menjadi: “Saatnya kita mandi… Mandi bersama Mama… dst.” Penelitian membuktikan, mendengarkan musik berkaitan erat dengan kecerdasan matematika.
8. Ajarkan sebab akibat. Saat Anda mengatakan, “Mama akan matikan lampu, ya, Nak,” sebelum menekan tombol lampu, maka Anda sedang mengajarkan hubungan sebab dan akibat kepada bayi Anda.
9. Gelitiki telapak kakinya. Tak hanya telapak kaki, Ma, melainkan seluruh tubuhnya. Jika ia tertawa, itu merupakan langkah awal ia membangun rasa humor. Atau, ajak ia bermain apa saja, dan di akhir permainan, hujani ia dengan gelitikan Anda. Dengan cara ini, Anda mengajarkan ia langkah antisipasi terhadap sesuatu.
10. Buat ekspresi wajah kocak. Dekatkan wajah Anda kepada si kecil, dan biarkan ia menyentuh telinga Anda. Saat ia menarik telinga Anda, julurkan lidah Anda. Atau, ketika ia menepuk kepala Anda, keluarkan suara kocak. Lakukan secara rutin sebanyak tiga atau empat kali, lantas modifikasi ekspresi Anda, agar ia menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
11. Bertingkah konyol. Saat menunjukkan foto Om Lucky, Anda mengatakan, “Ini Mama.” Kemudian, beri tahu si kecil bahwa Anda bercanda, sambil menertawakan hal itu, untuk membangun selera humornya.
12. Berikan ASI, jika memungkinkan. Dan kalau bisa, selama mungkin. Ada fakta yang menyebutkan, anak usia sekolah yang pada masa kecilnya diberikan ASI, memiliki IQ yang lebih tinggi. Tak hanya itu, saat menyusui merupakan waktu yang tepat untuk membangun bonding dengan bayi Anda, apalagi jika Anda melakukannya sambil menyanyikan lagu, mengajak ia bercakap-cakap, atau sekadar membelai rambutnya dengan lembut.
13. Manfaatkan saat mengganti popok. Gunakan untuk mengenalkan si kecil bagian tubuhnya, atau bagian pakaian.
14. Matikan TV. Otak bayi perlu distimulasi dengan interaksi tatap muka, dan hal itu tidak mungkin dilakukan oleh acara TV, meski acara itu bersifat edukatif sekalipun.
15. Berikan waktu istirahat. Luangkan waktu beberapa menit per hari hanya untuk membiarkan bayi Anda di lantai bersama Anda, tanpa melakukan apa-apa, tanpa musik dan mainan. Biarkan saja ia bereksplorasi sendiri.
Sumber : Parenting
Perubahan fisik saat hamil memang bisa saja mengganggu. Perubahan tersebut terjadi di berbagai tubuh, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Moms mungkin mengalami gusi bengkak saat hamil. Gusi...
Ketika bayi sudah mulai makan makanan padat, maka keluhan yang biasanya dialaminya adalah sembelit. Ketika bayi sudah mulai makan makanan padat, maka keluhan yang biasanya dialaminya adal...
Bayi yang baru lahir punya lapisan kulit yang sangat tipis. Dalam jurnal Archives of Dermatological Research, disebutkan bahwa lapisan kulit ini terus berkembang hingga anak tumbuh besar. Dalam m...
Bagi seorang wanita yang sedang mengandung akan mengalami perubahan tubuh pada dada, perut dan pinggul yang semakin membesar seiring dengan bertambahnya usia kandungan. Akan tetapi pada saat setelah m...