Memiliki segudang nutrisi yang baik bagi kesehatan, masih banyak wanita yang enggan rajin mengonsumsi buah saat hamil. Padahal menurut studi terbaru, rutin makan buah saat hamil bisa membantu meningka...
Rabu, 13 Juli 2022 | 17:02 WIB Penulis :
Pola tidur adalah salah satu aspek krusial dalam tumbuh kembang anak. Untuk itu setting atau pengaturannya sudah harus diterapkan pada anak sejak dini.
Penelitian terbaru yang dilakukan Pennsylvania State University menemukan, orang tua baiknya tidur di kamar terpisah dengan bayinya bukan semata karena risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau bayi mati mendadak saat tidur karena tertindih orang tuanya.
Untuk keperluan studi ini, peneliti mengamati 279 pasangan orang tua berikut bayinya selama 9 bulan. Partisipan sendiri dibagi ke dalam dua kelompok: orang tua yang diberi wawasan tentang SIDS dan yang mendapatkan wawasan SIDS sekaligus didorong untuk memisahkan kamarnya dari si bayi sejak umur 4 bulan.
Hasilnya mengejutkan. Di usia 9 bulan, bayi yang tidur sendiri sejak umur 4 bulan bisa tidur lebih lama dan tak terganggu. Peneliti mencatat mereka rata-rata bisa tidur 45 menit lebih lama dibandingkan bayi yang berbagi kamar dengan ayah bundanya.
Keputusan untuk tidur terpisah dengan bayinya ini juga berdampak jangka panjang. Terbukti dari hasil pengamatan peneliti saat usia bayi memasuki 30 bulan, bayi yang tidur terpisah rata-rata tetap tidur 45 menit lebih lama daripada yang sekamar dengan orang tuanya.
Dari studi yang sama, peneliti menemukan tren bahwa orang tua yang tidur sekamar dengan bayinya cenderung membawa bayinya ke kasur mereka di tengah malam, bilamana si bayi menangis. Padahal ini juga berbahaya untuk si bayi.
Sayangnya peneliti juga terbentur pada perbedaan aspek kultur yang dimiliki tiap orang tua. Semisal preferensi masing-masing pasangan orang tua untuk tidur dekat dengan bayinya agar bisa selalu diawasi atau sulitnya melepas bayi untuk tidur di kamar terpisah.
"Untuk itu orang tua harus mendiskusikan sejak dini tentang panduan tidur yang aman untuk bayinya," pesan salah satu peneliti senior, Dr Ian Paul seperti dilaporkan news.psu.edu.
Sebelumnya Dr dr Irwanto, SpA(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr Soetomo mengingatkan bayi memang tidak sebaiknya tidur bersama kedua orang tuanya. Sebaliknya harus dibiasakan tidur sendiri, dan idealnya sejak berusia 9 bulan.
"Kalau kita tidur bareng anak, bersentuhan gitu aja dia akan bangun. Padahal dia memulai tidur lagi itu butuh waktu 1-3 jam, ini yang bikin tidurnya terganggu," terangnya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Idealnya, dalam masa pertumbuhan, bayi tidur selama 20 jam. Orang tua tak perlu khawatir jika bayi tidur terlalu lama, karena jika asupan ASI yang diberikan untuknya memadai, maka bayi akan pulas tertidur sampai ia merasakan lapar.
Di sisi lain, dalam berbagai studi juga disebutkan bahwa bayi atau anak yang kurang tidur akan terhambat tumbuh kembangnya dan memiliki kendali emosi yang buruk seperti mudah tantrum atau menangis.
Source: https://health.detik.com/
Memiliki segudang nutrisi yang baik bagi kesehatan, masih banyak wanita yang enggan rajin mengonsumsi buah saat hamil. Padahal menurut studi terbaru, rutin makan buah saat hamil bisa membantu meningka...
Setelah 6 bulan hanya menerima ASI, anak sudah siap menerima makanan padat. Tapi, ada aturannya, ya. Sistem pencernaannya perlu waktu untuk menyesuaikan diri mencerna makanan dalam bentuk padat. Ada y...
Setelah melahirkan, banyak Bunda enggak percaya diri dengan penampilannya. Badan yang masih melar, ditambah kulit kusam, hingga lingkaran mata hitam membuat penampilan Bunda sangat berbeda dari sebelu...
Bayi yang memiliki rambut dan alis tebal memang semakin menggemaskan ya, Moms. Namun kebanyakan bayi belum memiliki banyak rambut dan alis, karena umumnya rambut dan alis baru tumbuh tebal ketika usia...