Studi: Iritasi Mata Lazim Ditemukan pada Anak yang Suka Main Ponsel

Senin, 09 Januari 2017 | 17:00 WIB Penulis : Erni Wulandari


Anak zaman sekarang sudah mahir mengoperasikan ponsel atau tablet milik kedua orang tuanya. Mereka pun betah berlama-lama di hadapannya. Padahal kesehatan mata anak bisa terganggu karena ponsel.

Fakta ini dibuktikan oleh peneliti dari Korea Selatan setelah melakukan pemeriksaan mata pada 916 anak berusia 7-12 tahun baru-baru ini.

Hasilnya, 66 anak atau 6,6 persen responden memperlihatkan gejala penyakit mata kering (dry-eye disease). Setelah ditelusuri, ternyata 97 persen dari mereka mengaku menggunakan ponsel pintar, rata-rata 3,2 jam sehari.

Sebagai pembanding, anak-anak yang tidak memperlihatkan gejala mata kering adalah mereka yang terbiasa menggunakan ponsel tetapi rata-rata hanya 37 menit sehari saja.

Tak hanya itu, anak-anak yang gemar main ponsel hanya menghabiskan waktu rata-rata 1,5 jam di luar ruangan, sedangkan anak-anak yang tidak terlalu suka bermain ponsel lebih lama berada di luar ruangan, yaitu 2,3 jam/hari.

Seperti kita tahu, aktivitas anak di luar ruangan berdampak pada tingkat kebugaran fisik dan kecerdasan mental mereka.

Perlu dipahami juga bahwa gejala mata kering pada anak tidak hanya mempengaruhi penglihatan si kecil tetapi juga performa belajarnya, baik di rumah, apalagi di sekolah.

Menurut peneliti, terlalu lama menatap ponsel, komputer atau monitor gawai lainnya terbukti mengurangi kebiasaan berkedip sehingga cairan mata cepat menguap dan bola mata menjadi rentan mengering, lalu iritasi.

"Lagipula karena layar monitornya yang kecil, pengguna harus menatap ke arah monitor dalam jarak dekat padahal ini juga bisa membuat mata cepat lelah.

Temuan ini dirasa penting mengingat Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan ponsel tertinggi di dunia. Lebih dari 80 persen populasinya memiliki ponsel.

The Korea Herald melaporkan di tahun 2015, jumlah pasien mata kering meningkat dalam kurun 10 tahun. Dari yang semula hanya 970.000 orang menjadi 2,1 juta orang. Pada pasien remaja, jumlahnya meningkat sebesar 195 persen, sedangkan pada pasien berusia 30-an dan 40-an tahun meningkat hingga 207 persen. Di tahun 2016, tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan semakin bertambah.

Penyakit mata kering atau dalam istilah medisnya disebut sebagai keratoconjunctivitis sicca (KCS) memicu gejala seperti mata iritasi, mata seolah berpasir, gatal atau muncul sensasi seperti terbakar atau ada yang mengganjal di dalam rongga mata, berair secara berlebihan dan pandangan kabur.

 

Sumber : health.detik.com

Artikel Lainnya

Menyusui adalah momen yang paling berharga dan berkesan bagi banyak ibu, meskipun payudara sakit saat menyusui adalah hal yang kerap Moms rasakan.   Proses menyusui adalah bentuk ...

Kulit yang sensitif membuat bayi sering kali tak bisa menghindari berbagai permasalahan kulit. Salah satu masalah kulit bayi yang menyebabkan peradangan berupa ruam gatal kemerahan adalah dermatitis k...

Memasuki usia dua tahun, anak perlahan-lahan sedang mengalami transisi dari bayi ke usia balita. Keterampilan berbicara dan memahami bahasa verbalnya semakin meningkat seiring dengan rasa ingin tahuny...

aa

...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................