Menyusui merupakan proses pemberian nutrisi pada bayi yang dilakukan oleh ibu melalui air susu ibu atau yang biasa disebut dengan ASI. ASI ini merupakan makanan yang sangat baik dan memiliki kandungan...
Selasa, 02 Mei 2023 | 14:51 WIB Penulis :
Mama mungkin saat ini sedang merasa cemas melihat bayi sering memasukkan benda ke mulutnya. Mulai dari mainan, selimut, hingga boneka. Khawatir sah-sah saja. Pasalnya, si kecil bisa sakit akibat kontaminasi kuman dari benda yang berpindah ke mulut bayi. Kalau sudah begini, perlukah melarang bayi memasukkan benda ke mulut? Simak terus di sini untuk penjelasannya.
Sebaiknya, orang tua tak serta merta melarang (apalagi langsung marah) saat bayi memasukkan benda-benda ke dalam mulut. Lantas, kenapa bayi suka memasukkan benda ke mulut?
Sebenarnya, masa ketika anak sering memasukan benda-benda ke dalam mulut disebut dengan fase oral. Fase oral adalah tahapan di mana bayi senang memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya, mulai dari tangan, jari, mainan, dot, pakaian, selimut, makanan, atau apa pun yang bisa dijangkaunya.
Fase tersebut dimulai sejak bayi lahir hingga berusia 18 bulan. Di tahap ini, bayi semakin intensif melakukan banyak hal dengan mulut, termasuk mengisap serta merasa dengan lidahnya.
Mama mungkin juga akan merasakan bayi menggigit puting payudara dan menyusu lebih lama. Oral stage ini punya peran penting bagi si kecil sendiri, yaitu membantu perkembangan keterampilan anak di masa mendatang.
Selain itu, ada beberapa penyebab bayi sering memasukkan benda ke mulut. Yang pertama, si kecil sedang belajar dan mengeksplorasi lingkungan.
Dengan memasukkan mainan atau benda lain ke dalam mulut, bayi bisa menemukan rasa dan tekstur benda yang berbeda. Selain itu, bayi mungkin sedang tumbuh gigi sehingga cendeung suka memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.
Penyebab lainnya, si kecil sedang membangun sistem kekebalan tubuh. Masa ini dipakai tubuhnya untuk mengenali kuman “baru” yang masuk melalui mulut, dan belajar cara melindungi tubuh dari kuman tersebut.
Jadi, fase oral rupanya masa penting bagi tumbuh kembang si kecil sendiri. Itu sebabnya, Mama tidak perlu melarangnya secara berlebihan.
Meski begitu, Mama tetap harus memperhatikan kebersihan tangan dan mulut Si Kecil ya. Bukan hanya itu, Mama juga harus sering-sering membersihkan teether atau mainan bayi supaya tidak ada kuman yang masuk ke mulutnya.
Di fase oral ini Mama juga akan menghadapi Si Kecil yang makannya berantakan, tangan yang kotor memegang makanan, atau memegang benda-benda berbahaya dan kotor.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, beberapa tips berikut bisa Mama-Papa terapkan.
Selama proses eksplorasi tersebut, bayi mungkin akan makan berantakan dan memegang banyak benda, lalu memasukkan tangan ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, Mama membutuhkan tisu basah yang terjamin aman untuk membasuh dan membersihkan kotoran tersebut.
Nah, PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes adalah pilihan paling tepat buatmu.PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes adalah satu-satunya baby wipes yang aman serta higienis untuk area mulut dan tangan bayi.
PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes memiliki formula food grade (setara dengan makanan) sehingga ketika membersihkan ada residu yang tertelan tetap aman. Ditambah lagi, tisu basah ini memiliki kandungan antibakterial alami ekstrak aloevera untuk varian Aloevera dan orange oil untuk varian orange.
PUREBB Hand and Mouth baby wipes sudah teruji membunuh kuman di laboratorium terakreditasi sehingga lebih hygienis. Formulanya tanpa alkohol, pewangi sintetis, dan paraben sehingga lebih aman dan tidak beresiko menyebabkan ruam apabila digunakan untuk membersihkan tangan dan mulut bayi.
Tersedia dalam dua varian, yaitu aloe vera dan chamomilie,PUREBB Hand and Mouth Baby Wipes aman untuk mulut dan tangan bayi, sehingga tak berpengaruh pada pencernaannya yang sensitif.
Pastikan bayi tidak menyentuh apa pun yang bisa membuatnya tersedak, misalnya buah anggur, anting, giwang, makanan hewan kering, popcorn, biji baterai, dan peniti. Potongan makanan atau benda-benda kecil bisa tersangkut di hidung atau mulut bayi sehingga menyebabkannya sulit bernapas atau menelan.
Coba perhatikan, adakah benda-benda di sekitar si kecil yang dalam tahap fase oral yang berpotensi menyebabkan keracunan? Misalnya, makanan hewan dan camilan sisa atau basi. Benda-benda ini berpotensi membuat sakit si kecil.
4. Jauhkan Bahan-bahan Beracun dan Panas
Di dalam rumah banyak bahan-bahan yang dapat berbahaya bagi mulut bayi, seperti semprotan serangga, sabun mandi, sampo, cat kuku, dan cairan pembersih. Bila tertelan atau terkena kulit, bahan-bahan ini bisa membuat iritasi, luka bakar, atau juga keracunan.
Selain itu, jauhkan benda-benda panas berada dalam jangkauan si kecil. Misalnya, panci panas, semangkuk sup panas, dan cangkir kopi panas. Benda-benda ini bisa menyebabkan luka bakar menyakitkan pada bayi.
Tarik perhatikan bayi pada benda-benda yang aman. Kamu bisa menyediakan dot bayi dan mainan tumbuh gigi sesuai usianya. Pastikan kamu memilih mainan dan teether yang aman untuk makanan dan tidak mengandung bahan kimia plastik berbahaya, seperti BPA.
Jadi, alih-alih dilarang, sebaiknya tetap awasi si kecil saat sedang mengeksplorasi lingkungan saat berada di fase oral. Sekitar usia 2 tahun, kebiasaan ini berangsur-angsur akan berkurang; dan menghilang saat menginjak usia 3 tahun.
Selain itu, kebiasaan bayi memasukkan tangan ke mulut lindungi dengan HAND AND MOUTH BABY WIPES, ya Ma!
Source : https://www.klikdokter.com/
Menyusui merupakan proses pemberian nutrisi pada bayi yang dilakukan oleh ibu melalui air susu ibu atau yang biasa disebut dengan ASI. ASI ini merupakan makanan yang sangat baik dan memiliki kandungan...
epala peyang tak hanya bisa terjadi pada kepala bagian belakang saja, namun juga sis samping kepala bayi. Hal ini biasanya disebabkan bayi terlalu lama berada pada posisi kepala miring ke kiri atau ke...
Biang keringat dapat menimbulkan ruam merah yang biasanya terlihat pada lipatan kulit atau area yang tertutup pakaian, seperti leher, perut, dada, atau bokong. Ruam juga dapat muncul di kepala, t...
Pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI pertama untuk bayi tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kesiapan makan Si Kecil, jenis makanan yan...