MPASI alias Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI) bisa diberikan pada bayi ketika ia sudah berusia 6 bulan. Lantas, mengapa pemberian MPASI harus menunggu sampai anak berusia 6 bulan ya. Mengacu pa...
Kamis, 01 Februari 2024 | 14:44 WIB Penulis :
Masa kehamilan merupakan salah satu masa yang disebut-sebut sebagai fase sempurnanya seorang perempuan. Namun, masa kehamilan pun seringkali membuat seorang perempuan kepayahan. Seiring dengan pertumbuhan janin di dalam rahimnya, ibu yang sedang mengandung akan turut merasakan perubahan serta gejala yang terjadi pada tubuhnya. Salah satunya adalah anyang-anyangan. Perlukah anyang-anyangan dikhawatirkan?
Anyang-anyangan adalah gejala yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi berkemih yang disertai dengan rasa tidak lampias atau tidak tuntas selesai berkemih. Wanita dewasa normal memproduksi urin dengan volume sekitar 1500-2000 cc per 24 jam. Kandung kemih dapat menampung air kencing dengan kapasitas berkisar 400-500 cc, ini berarti wanita dewasa normal akan berkemih dalam kisaran setiap 3 hingga 4 jam sekali.
Secara umum, peningkatan frekuensi berkemih dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain banyaknya volume air yang dikonsumsi, jenis minuman yang dikonsumsi, perubahan suhu, atau dikarenakan penyakit tertentu seperti kencing manis, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, dan lain-lain. Makin banyak jumlah asupan cairan yang diminum seseorang, makin banyak pula produksi urinnya sehingga frekuensi berkemih secara otomatis akan meningkat. Konsumsi minuman yang bersifat diuretik (merangsang kencing), seperti teh, kopi, dan alkohol juga akan meningkatkan frekuensi berkemih. Pada suhu udara yang lebih dingin, ginjal akan mengekskresikan air lebih banyak, sehingga produksi urin meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan frekuensi berkemih.
Anyang-anyangan merupakan gejala yang sering terjadi pada ibu hamil. Bahkan, anyang-anyangan sendiri merupakan salah satu penanda kehamilan seseorang. Anyang-anyangan pada ibu hamil terjadi akibat perubahan fisiologis pada tubuh ibu hamil. Proses ini dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain perubahan hormonal dan desakan rahim yang membesar di rongga panggul pada kandung kemih.
Perubahan hormon merupakan gejala yang tidak dapat dipungkiri akan terjadi pada suatu proses kehamilan. Perubahan umum yang terjadi adalah peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan kadar hormon ini akan meningkatkan suplai darah ke ginjal. Peningkatan suplai darah yang mengalir ke ginjal menghasilkan jumlah urin yang lebih banyak, sehingga mengakibatkan gejala anyang-anyangan.
Pada kehamilan trimester pertama (usia kehamilan 1-12 minggu), rahim yang terletak di rongga pelvis (panggul) akan terus mengalami pembesaran secara progresif. Kondisi rahim yang membesar ini membuat kandung kemih yang terletak di depan rahim terdorong atau terdesak. Sehingga kapasitas penampungan urin menjadi lebih kecil dan akibatnya kencing menjadi lebih sering yang kita kenal sebagai anyang-anyangan.
Di sisi lain, desakan rahim yang sangat parah bisa juga menyumbat saluran kencing yang menyebabkan urin tidak dapat dikeluarkan (retensi urin). Pada trimester kedua (kehamilan usia di atas 12 minggu) rahim akan membesar dan naik meninggalkan rongga panggul, akibatnya desakan pada kandung kemih akan berkurang. Hal ini menyebabkan gejala anyang-anyangan akan berkurang setelah melewati trimester pertama kehamilan.
Gejala anyang-anyangan biasanya memberat pada malam hari. Hal ini sangat mengganggu dan menyebabkan kelelahan pada ibu hamil karena sering terbangun malam hari untuk berkemih. Posisi berbaring saat tidur menyebabkan peningkatan volume darah dari perifer kembali ke jantung, yang selanjutnya akan meningkatkan volume darah ke ginjal. Akibatnya, volume urin yang dihasilkan oleh ginjal semakin bertambah dan frekuensi berkemih semakin sering.
Anyang-anyangan pada ibu hamil umum terjadi akibat perubahan fisiologis tubuh ibu hamil. Hal ini memang sangat mengganggu, namun tidak perlu khawatir berlebihan karena gejala umumnya akan berkurang seiring bertambahnya usia kehamilan. Anda perlu khawatir apabila anyang-anyangan tersebut disertai dengan gejala-gejala seperti urin berwarna merah bercampur darah saat berkemih, atau adanya rasa nyeri saat berkemih.
Urin yang bercampur darah atau rasa nyeri saat berkemih umumnya berhubungan dengan kelainan seperti infeksi saluran kemih atau batu saluran kemih. Infeksi saluran kemih pada kehamilan perlu ditindaklanjuti secara serius karena dapat berakibat fatal bagi janin yang dikandung. Apabila tidak teratasi, infeksi dapat menyebar ke saluran reproduksi hingga ke rahim yang meningkatkan risiko terjadinya ketuban pecah dini, persalinan prematur, bahkan keguguran.
Batu saluran kemih pada kehamilan dapat menyebabkan nyeri yang sangat mengganggu dan bahkan gangguan fungsi ginjal yang membahayakan bagi ibu dan janin. Ibu hamil yang mendapati gejala ini perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah urologi dan kebidanan & kandungan untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut.
Jangan kurangi minum air putih. Tetap minum sewajarnya sesuai kebutuhan harian normal (minimal 2 liter air putih sehari). Ingat, mengurangi minum tidak akan menghilangkan gejala anyang-anyangan, bahkan bisa mengakibatkan dehidrasi yang membahayakan bagi Anda dan janin.
Pada posisi berkemih normal, baik duduk maupun jongkok, seringkali urin yang dikeluarkan tidak maksimal sehingga menyebabkan sensasi untuk berkemih terus-menerus. Posisi urinasi jika mengalami anyang-anyangan sebaiknya berkemih dengan posisi sedikit menungging ke depan untuk membantu pengosongan urin pada kandung kemih yang lebih maksimal.
Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang dapat membantu Anda mengatasi anyang-anyangan saat sedang hamil.
Meskipun Anda mungkin sering perlu ke toilet, tetapi jangan mengurangi asupan air putih. Menjaga tubuh Anda dan janin dengan cukup cairan adalah penting. Ahli kesehatan merekomendasikan ibu hamil untuk minum sekitar 8-12 gelas air putih sehari. Lebih baik minum dalam jumlah kecil namun sering, agar tekanan pada kandung kemih dapat dikurangi.
Saat mengalami anyang-anyangan, sebaiknya Anda membatasi konsumsi kopi dan teh karena keduanya mengandung kafein tinggi. Kafein memiliki efek diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan memperburuk kondisi ibu hamil.
Selain itu, rutinlah melakukan senam Kegel untuk ibu hamil. Latihan ini melibatkan kontraksi dan relaksasi otot-otot panggul, yang dapat memperkuat otot-otot di sekitar kandung kemih. Senam Kegel tidak hanya membantu mengatasi anyang-anyangan, tetapi juga bermanfaat untuk mempersiapkan proses persalinan.
Ketika Anda merasa ingin buang air kecil, segera pergi ke toilet. Menahan kencing selama kehamilan dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan memperburuk anyang-anyangan. Pastikan juga untuk berkemih hingga tuntas dengan cara membungkuk sedikit ke depan saat kencing untuk memastikan kandung kemih kosong sepenuhnya.
Tindakan sederhana seperti membersihkan organ intim dengan benar setelah buang air kecil dapat membantu mengatasi anyang-anyangan saat hamil.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat meredakan anyang-anyangan saat hamil dengan efektif. Ingatlah selalu untuk berkonsultasi dengan dokter jika masalah ini terus berlanjut atau memburuk.
Source : https://www.rspondokindah.co.id/
MPASI alias Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI) bisa diberikan pada bayi ketika ia sudah berusia 6 bulan. Lantas, mengapa pemberian MPASI harus menunggu sampai anak berusia 6 bulan ya. Mengacu pa...
Yang dimaksud dengan alergi susu sapi Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang dicetuskan melalui reaksi imunologi; salah satunya oleh protein susu sapi. Sedangkan reaksi hipersensitivitas adal...
Bayi tidak suka tummy time adalah hal wajar. Bisa jadi memang karena tidak terbiasa. Tummy time adalah memposisikan bayi di posisi tengkurap ketika ia bangun dan diawasi oleh orang d...
Ciri-ciri Biduran Pada Bayi Dalam laman situs kesehatan Healthline disebutkan bahwa beberapa gejala biduran pada bayi antara lain: Bentolan dengan berbagai ukuran yang menyebar...