Penyakit Kulit pada Bayi yang Umum Terjadi dan Cara Pencegahannya

Selasa, 08 Juli 2025 | 15:17 WIB Penulis :


pada bayi perlu ditangani sesuai dengan penyebabnya. Selain itu, diperlukan juga
perawatan yang benar agar penyakit kulit bayi bisa cepat sembuh, tidak meninggalkan
bekas, dan tidak muncul lagi.
Berbagai Jenis Penyakit Kulit pada Bayi

Penyakit kulit pada bayi biasanya muncul bila kulit bayi kurang bersih, sering lembap,
atau terkena bahan yang menyebabkan iritasi maupun alergi. Ada beberapa jenis
penyakit kulit yang umum terjadi pada bayi, yaitu:


1. Ruam popok
Penyakit kulit bayi yang umum sekali terjadi adalah ruam popok Penyakit ini paling
sering disebabkan oleh popok yang jarang diganti atau popok yang terlalu ketat karena
ukurannya kekecilan.
Ruam popok ditandai dengan kemerahan di area bokong, paha, atau alat kelamin bayi.
Selain itu, bayi juga menjadi rewel dan tampak kesakitan saat popoknya diganti.


2. Eksim
Eksim  juga termasuk penyakit kulit yang sering dialami bayi. Penyebabnya belum
diketahui secara pasti. Namun, penyakit kulit ini diduga terjadi akibat reaksi sistem
kekebalan tubuh secara berlebihan terhadap bahan pemicu alergi (alergen), misalnya
debu, bulu hewan, atau serbuk sari.
Gejala eksim pada kulit bayi meliputi kulit kering, kulit bersisik, ruam kulit yang
kemerahan, dan bintil berisi cairan di kulit. Gejala tersebut umumnya muncul di pipi dan
dahi.


3. Biang keringat
Biang keringat disebabkan oleh tersumbatnya saluran keringat, sehingga memicu
munculnya benjolan di kulit yang terasa gatal. Kondisi ini terjadi akibat bayi memakai
pakaian yang ketat, tebal, dan tidak menyerap keringat di udara yang panas.
Benjolan akibat biang keringat dapat muncul di area lipatan tubuh, seperti siku, leher,


ketiak, dan paha.
4. Jerawat bayi
Jerawat pada bayi dapat muncul di wajah, leher, punggung, atau dada. Salah satu
kemungkinan penyebabnya adalah pengaruh hormon Moms saat hamil yang
merangsang produksi sebum secara berlebihan pada kulit bayi setelah dilahirkan. Hal
ini membuat sebum menyumbat pori-pori hingga akhirnya menimbulkan jerawat.


5. Kerak di kepala (cradle cap)
Penyakit kulit pada bayi yang juga sering terjadi adalah kerak kepala atau disebut
juga cradle cap. Penyakit ini ditandai dengan kulit kepala bayi yang kering, bersisik, dan
terkelupas sehingga tampak berkerak. 

Penyebab kerak di kepala bayi belum diketahui secara pasti. Namun, ada dua hal yang
diduga menimbulkan kondisi ini, yaitu produksi minyak (sebum) yang terlalu banyak dan
pertumbuhan jamur Malassezia yang berlebihan di kulit kepala.


6. Biduran
Biduran atau urtikaria ditandai dengan munculnya bentol-bentol merah di wajah,
tangan, kaki, atau bagian tubuh lain. Kondisi ini bisa muncul tiba-tiba dan menghilang
dalam hitungan jam atau hari. 
Pada bayi, biduran sering kali dipicu oleh alergi makanan, udara dingin, infeksi virus,
atau bahkan gigitan serangga.


7. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster dan sangat mudah menular.
Penyakit kulit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi. Cacar air pada bayi
umumnya tidak berbahaya, tetapi gejalanya bisa menyebabkan bayi rewel dan malas
minum susu.
Gejala cacar air pada bayi bisa berupa ruam merah yang berkembang menjadi lenting
berisi cairan, disertai demam, lemas, dan rewel.


8. Campak
Campak juga termasuk penyakit kulit akibat infeksi virus yang rentan menyerang bayi
yang belum mendapat imunisasi lengkap. Campak perlu ditangani dengan serius
karena bisa menimbulkan beberapa komplikasi, seperti diare berat, pneumonia, atau
infeksi otak. 
Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam merah
yang mulai muncul di wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.


9. Impetigo
Impetigo merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini bisa
menyerang siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Impetigo
dapat membuat anak rewel karena merasa gatal. 
Impetigo terjadi ketika anak bersentuhan langsung dengan penderita impetigo atau
melalui benda-benda yang telah terkontaminasi bakteri, seperti mainan, pakaian, atau
air yang kotor. Kondisi ini biasanya ditandai oleh luka kecil yang berisi cairan atau
nanah, kemudian pecah dan membentuk kerak berwarna kuning madu. 


10. Panu

Panu adalah infeksi jamur yang menyebabkan bercak putih, merah muda, atau cokelat
di kulit. Bercak ini biasanya muncul di wajah, leher, atau punggung bayi. Kondisi ini
biasanya tidak berbahaya, tetapi bisa mengganggu kenyamanan Si Kecil. 
Panu bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari produksi keringat berlebih, cuaca panas
atau lembap, kulit berminyak, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah.


11. Pityriasis alba
Pityriasis alba ditandai dengan bercak putih yang muncul di wajah, terutama di pipi dan
dagu. Kondisi ini bukan penyakit serius dan bisa hilang dengan sendirinya, tetapi bisa
mengganggu penampilan kulit. 
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pityriasis alba, tetapi kondisi ini
sering kali berkaitan dengan kulit kering atau riwayat eksim.
Bayi yang menderita penyakit kulit biasanya lebih rewel karena merasa tidak nyaman
atau sakit. Akhirnya, bayi sulit tidur dan terkadang sampai tidak mau menyusu. Kondisi
ini membuat daya tahan tubuhnya lebih lemah, sehingga bayi mudah sakit.
Bukan hanya itu, karena perlindungan kulit dan daya tahan tubuh bayi masih lemah,
kulit bayi yang mengalami masalah-masalah tadi mudah sekali terinfeksi. Nah, ini bisa
menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Itulah sebabnya kulit bayi perlu dirawat
dengan benar agar terhindar dari gangguan atau penyakit.
Cara Mencegah Penyakit Kulit pada Bayi
Penyakit kulit pada bayi perlu ditangani sesuai dengan kondisi dan penyebabnya. Oleh
karena itu, bila Si Kecil mengalami penyakit kulit, sebaiknya periksakan ke dokter untuk
mendapatkan obat yang tepat dan aman untuk bayi.
Untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah penyakit kulit pada bayi muncul
kembali, diperlukan perawatan kulit yang tepat. Caranya adalah sebagai berikut:
Ganti popok bayi secara rutin
Bayi harus diganti popoknya 2–4 jam sekali atau setelah ia buang air besar. Untuk
mengganti popok Si Kecil, Moms perlu menyiapkan air, kapas, atau kain basah yang
lembut. Penggunaan tisu basah kemasan yang mengandung alkohol dan parfum tidak
disarankan karena bisa menyebabkan atau bahkan memperparah iritasi kulit
Jika Moms ingin menggunakan tisu basah, pilihlah tisu yang tidak mengandung
parfum, bebas alkohol, dan berlabel hypoallergenic. Pilih juga popok bayi yang
ukurannya pas, dan jangan lupa keringkan bokong serta area intim Si Kecil sebelum
memakaikan popok.
Jangan terlalu sering memandikan bayi
Sebagian orang tua mungkin terlalu sering memandikan bayi, misalnya setiap selesai
makan atau tiap kali bayi berkeringat. Padahal, kebiasaan ini justru membuat kulit bayi
kering.

Bayi yang baru lahir cukup dimandikan 3 kali seminggu. Namun, area mulut, lipatan
kulit, kelamin, dan bokong bayi tetap perlu dibersihkan secara rutin menggunakan
waslap basah. Jika usianya sudah lebih dari 6 bulan, barulah bayi boleh dimandikan
lebih sering, yaitu 1–2 kali sehari. 
Pilih baju yang berbahan nyaman untuk bayi
Bahan pakaian yang tepat juga dapat mencegah penyakit kulit pada bayi. Jika cuaca
sedang panas, Moms bisa memakaikan Si Kecil baju yang tipis, lembut, dan mudah
menyerap keringat, misalnya katun.
Lindungi kulit bayi dari paparan sinar matahari 
Saat membawa bayi beraktivitas di luar ruangan, lindungi kulitnya dengan memakaikan
topi yang bisa menutupi wajah, leher, dan telinganya. Kenakan pakaian yang menutupi
lengan dan tungkai bayi, tetapi pilih yang bahannya tipis dan longgar agar bayi tidak
kepanasan.
Bila Si Kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan, Moms bisa mengoleskan tabir surya
 khusus bayi ke kulitnya. Selain itu, jaga agar Si Kecil tidak kekurangan cairan setelah
beraktivitas di luar rumah, dengan memberikannya ASI atau susu formula.
Gunakan produk perawatan kulit bayi yang tepat
Untuk mengatasi penyakit kulit pada bayi dan mencegahnya kambuh, kulit bayi perlu
dirawat menggunakan produk khusus bayi dengan kandungan yang tepat dan aman.
Produk perawatan ini meliputi sampo, sabun, dan pelembap kulit bayi.
Pilihlah produk yang sudah teruji secara klinis dan dinyatakan aman untuk kulit bayi.
Produk perawatan bayi sebaiknya tidak mengandung pewarna, alkohol, parfum, atau
bahan kimia lain yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi, termasuk pada kulit bayi
yang sensitif
Namun, jika Si Kecil sudah terlanjur mengalami tanda-tanda penyakit kulit, segera
konsultasikan kondisi tersebut kepada dokter. Anda bisa melakukannya secara online
melalui Chat Bersama Dokter
Source: alodokter.com

Artikel Lainnya

Ada banyak jenis sayuran lain yang bisa membuat ASI Bunda melimpah! 1. Bayam Baik bayam hijau atau merah kaya akan zat besi, kalsium dan asam folat yang sangat berguna untuk mengembalikan kondisi...

Melihat Si Kecil tertawa terbahak-bahak ketika diajak bermain cilukba memang sangat menggemaskan. Tetapi, tahukah Moms bahwa cilukba bukan hanya sekadar permainan yang bisa menghibur bayi? Dikutip ...

Stretch marks menjadi salah satu masalah yang sering timbul pascamelahirkan. Stretch marks merupakan garis kulit berwarna putih hingga merah yang muncul akibat adanya peregangan pada kulit yang melebi...

Karena alasan tertentu, misalnya finansial, maka ibu harus bekerja setelah ia punya anak. Kadang kala, perasaan bersalah pun muncul di benak ibu karena merasa ia tak bisa mengikuti tumbuh kembang buah...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................