5 Kelemahan Virus Corona yang wajib diketahui

Rabu, 15 April 2020 | 13:38 WIB Penulis :


Pandemi Covid-19 masih menjadi momok menakutkan, terlebih dengan meningkatnya angka kejadian setiap harinya baik di indonesia maupun dunia. Meski tergolong virus mutasi yang baru, namun para peneliti telah menemukan beberapa kelemahan virus corona.

Fakta ini tentu saja penting untuk diketahui.

Karakteristiknya ini sebaiknya diperhatikan agar untuk mencegah wabah ini semakin meulas di masyarakat. Lalu apa saja kelemahan dan karakteristik Covid-19 ini?

 

1. Bisa ditangkal dengan antibodi yang kuat

Penelitian di Australia mengungkapkan bahwa memang kelemahan dari virus satu ini ialah menghadapi antibodi yang kuat. Penelitian tersebut dilakukan pada pasien Vovid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.

Jadi, memang memiliki daya tahan tubuh yang kuat ,menjadi salah satu kunci agar virus ini tidak menginfeksi tubuh. Seseorang yang terinfeksi Covid-19 bisa memiliki gejala dan tingkat keparahan yang beragam. Mulai dari gejala ringan hingga berat.

Nah Moms, bagi mereka yang memiliki gejala ringan, sebetulnya infeksi ini bisa sembuh sendiri. Khususnya bagi mereka yang tidak memiliki komplikasi penyakit lainnya, virus corona tidak membuat kondisi tubuh menjadi lebih parah.

Dr. Anandika Pawitri, Medical Editor SehatQ mengungkapkan bahwa untuk memiliki antibodi yang sehat, ada beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan, diantaranya:

  1. Mengonsumsi berbagai makanan bergizi seimbang

  2. Rutin melakukan olahraga

  3. Mengonsumsi antioksidan

  4. Istirahat secukupnya dan hindari stres berlebihan

  5. Tetap melakukan Physical Distancing  

 

2. Kelemahan Virus Corona : Suhu Yang panas

Menurut dr. Anandika  belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kaitan antara suhu atau cahaya matahari dengan COvid-19. Virus Corona dapat hidup di permukaan selama beberapa jam sampai beberapa hari pada permukaan benda di berbagai jenis iklim, cuaca, temperatur dan kelembapan.

Namun, Virus corona penyebab SARS terbukti bisa lebih lemah di suhu yang panas. Menurut data yang diterbitkan World Health Organization (WHO) virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56 derajat Celcius.

Di sisi lain, beberapa waktu lalu tersiar kabar mengenai cuaca panas indonesia yang dikatakan bisa melemahkan virus corona. Berdasarkan data dari WHO, tentu kabar tersebut belum terbukti keakuratannya. Hal ini karena berdasarkan data yang dihimpun dari BMKG, cuaca paling panas di Indonesia pernah terjadi di kota Semarang yakni maksimal mencapai 39,7 derajat celcius.

 

3. Cuci tangan dan membersihkan badan adalah kunci utama

Hal sederhana lain yang jadi kelemahan virus corona ialah kebiasaan sederhana dalam menjaga sanitasi diri sendiri. Virus ini mudah hilang pada pelarut lemak seperti sabun yang kerap kita gunakan sehari hari.

Dalam virus terdapat lapisan lemak sebagai pelindung. Saat lapisan ini hancur karena kita mencuci tangan atau membersihkan tubuh, virus tersebut pun akan hancur dan mati. Jadi, biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ya mom.

 

4. Tidak bertahan lama di permukaan

Virus Corona memang bisa bertahan selama bebrapa hari di permukaan, cuaca, temperatur dan kelembapan, menurut dr. Anandika. Namun, saat berada di permukaan terus menerus, ia akan menjadi lemah utuk mengingfeksi seseorang.

Oleh karena itu, WHO sendiri memang tidak melarang pengiriman barang dari daerah ke daerah lain, seperti beda negara.

 

5. Terbunuh dengan disinfektan

Memang belum banyak penelitian yang terfokus oada virus Corona penyebab Covid-19. Namun, beberapa jenis virus yang telah teridentifikasi sebelumnya yakni penyebab SARS dan MERS memiliki karakteristik yang serupa.

Berbagai jenis virus ini lemah dengan disinfektan. Virus diabggap bisa nonaktif dengan di infektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, sodium hipoklorit 0.1! dan hidrogen peroksida 0.5% dalam waktu 1 menit.

Tapi yang perlu diperhatikan, di sinfektan ini hanya boleh digunakan pada benda benda mati, bukan objek hidup seperti manusia. Penggunaan bilik disinfektan misalnya. Langkah ini justru dinilai kurang efektif bahkan berbahaya bila langsung disemptorkan pada tubuh manusia, seperti yang di tegaskan dr.Anandika.

Bilik sterilisasi akan bermanfaat dan tidak membahayakan jika digunakan pada orang yang sedang menggunakan baju hazmat atau baju untuk ruang isolasi. Jadi yang di seterilkan adalah bajunya, bukan kulit manusia.

Dr. Anandika pun menegaskan bahwa bahan bahan yang disemprot langsung ke tubuh manusia bisa terhirup ke saluran pernapasan dan menimbulkan penyakit paru paru lain di kemudia hari. Kegiatan ini lebih besar resiko daipada manfaatnya.

 

Source: Theasianparent

 

 

 

 

 

 

 

 

Artikel Lainnya

Peradangan usus buntu atau apendisitis adalah kondisi yang terjadi saat usus buntu meradang, membengkak, atau terinfeksi. Masalah ini paling sering diderita anak-anak dan remaja berusia 5-20 tahu...

Waktunya makanan padat pertama! Bersiaplah untuk sedikit berantakan dan kotor-kotoran. Dan yang paling penting, tingkatkan kesabaran Bunda... Tidak perlu cepat merasa bersalah, bahkan kesal, saat si ...

Kemunculan gigi pertama (gigi susu) merupakan tahap penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Saat gigi pertamanya muncul, bayi akan merasa tidak nyaman, rewel, dan sering menangis tanpa alasan yang j...

Rambut merupakan salah satu organ tubuh yang banyak menarik perhatian, sejak bayi hingga dewasa sampai tua. Rambut merupakan organ yang unik, karena sebenarnya bagian yang hidup hanya di sekitar pangk...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................