Kecerdasan EQ Pada Anak

Selasa, 11 Mei 2021 | 10:06 WIB Penulis :


Kecerdasan anak-anak merupakan salah satu hal yang perlu diasah karena memegang kunci penting bagi kesuksesan mereka ketika bersekolah ataupun di dunia kerja nantinya. Untuk itulah orang tua perlu mengasah dan membantu anak meningkatkan kecerdasannya sebaik mungkin. 

Umumnya para orangtua hanya mengetahui kepintaran intelektual (IQ) anaklah yang paling penting dan perlu diasah. Hingga kamu melakukan berbagai cara yang dapat meningkatkan IQ si Kecil. Sebenarnya EQ atau emotional intellegent anak juga tidak kalah penting lho. 

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang memahami dan mengelola emosinya dengan baik, khususnya dalam membuat keputusan pada situasi yang sulit. EQ ini juga akan membantu dalam anak-anak bertindak dan bersosialisasi dengan siapapun. 

Kecerdasan emosional atau EQ dikatakan bahkan lebih menentukan keberhasilan anak daripada IQ mereka. Cara mereka bertindak dan bersikap menganggapi masalah semakin dibutuhkan kedepannya, mengingat masalah yang akan anak-anak hadapi menjadi lebih kompleks. 

Berikut 6 cara mudah mengasah EQ anak usia 4-5 tahun. Perhatikan dengan baik ya Ma!

1. Mengapa harus EQ?

Mungkin Mama dan Papa akan bertanya mengapa harus EQ? Bukankah selama ini kita mengenal bahwa IQ anak merupakan salah satu hal terpenting yang menentukan keberhasilan anak.

IQ atau kecerdasan intelektual merupakan ukuran potensi seseorang untuk belajar, berpikir, memahami sesuatu. Sedangkan EQ merupakan kecerdasan mental anak, dalam menentukan dan menunjukkan emosi seperti simpati dan empati. 

Melansir dari verywellfamily.com, EQ atau kecerdasan emosional anak memberikan banyak keuntungan tersendiri bagi anak mama. Kecerdasan EQ yang diasah dengan baik dapat membantu si Kecil lebih pandai dalam membangun relasi dan mengatasi konflik. Selain itu, anak dengan EQ yang tinggi umumnya memiliki kesehatan mental yang lebih baik, mereka jarang sekali mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental yang lainnya. 

Menurut beberapa penelitian, EQ terhubung dengan tingginya IQ. Anak-anak dengan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi menunjukkan nilai yang baik dalam hal akademik.

2. Memberikan contoh mengatur emosi yang baik

Pertama-tama, sebagai mentor dan cerminan anak, Mama dan Papa perlu memberikan contoh dalam mengatur dan mengenali emosi kepada si Kecil. Sebab ini merupakan hal penting dalam melatih kecerdasan emosinya. 

Salah satu contoh yang dapat kamu berikan ialah dengan menunjukkan sikap yang ramah dan sopan ketika bertemu orang lain. Usahakan juga untuk tidak marah dan mengeluarkan emosi yang negatif di hadapan si Kecil. Karena ini dapat membuat si Kecil mengikuti tindakan burukmu itu. 

Biasakan juga anak mama untuk selalu mengucapkan kata "tolong" ketika membutuhkan bantuan, dan kata "terimakasih" setelahnya. Jika dibiasakan dengan baik sesuai contoh darimu, anak-anak akan lebih mudah menerapkan hal tersebut sehari-hari. 

 

3. Bantu anak mengetahui emosinya

Anak-anak masihlah kecil, mereka memiliki emosi namun belum mengetahui emosi tersebut mereka keluarkan di waktu yang tepat atau tidak. Menanggapi ini, Mama dapat membantu anak-anakmu mengetahui dan mengenali emosi mereka. 

Mama dapat mencoba melakukannya dengan menamai setiap emosinya dengan nama, khususnya emosi yang umumnya anak keluarkan, seperti senang, kesal, tidak nyaman, dan lainnya. Kamu juga dapat membantu anak mengungkapkan emosi ketika menonton film atau setelah mendengarkan cerita dan dongeng.

Cobalah untuk sering menyakan emosi yang anak rasakan agar mereka mau terbuka dan jujur mengungkapkan emosi mereka. Khususnya jika si Kecil merasakan emosi negatif seperti marah, kesal, dan sedih. Berikan mereka pelukan hangat untuk meredakan emosi tersebut. 

Ingat, dalam prosesnya Mama perlu selalu melibatkan komunikasi yang baik dan kasih sayang ahar anak mengenal emosinya dan dapat mengendalikan emosinya dengan baik.

4. Bantu anak memegang kendali atas emosinya

Setelah anak mengetahui emosinya, kini saatnya mereka belajar bagaimana cara mengaturnya dengan cara yang sehat. Ini termasuk bagaimana mereka mampu menenangkan diri, menyemangati, atau bahkan menghadapi ketakutan mereka. 

Tanpa bantuan Mama, mungkin hal ini dapat menjadi hal yang kompleks bagi anak-anak untuk dimengerti. Namun Mama dapat membantu mereka memegang kendali atas emosinya melalui cara yang mudah. 

Seperti contohnya ajarkan anak-anak untuk menarik napas dengan ritme yang tenang dan dalam untuk memenangkan tubuh ketika si Kecil merasa kesal. Hal serupa juga dapat anak-anak lakukan ketika mereka merasa tegang atau takut. 

Selain cara tersebut, kamu juga dapat membantu si Kecil mengendalikan emosinya melalui instrumet atau alat yang menenangkan. Seperti pemutar musik yang menenangkan, buku mewarnai, dan lotion yang harum. Anak-anak dapat menggunakan benda-benda tersebut untuk menenangkan diri atau menjadi cara melampiaskan emosi secara positif. 

 

5. Belajar mengatasi masalah

Anak Mama kini telah mengetahui emosinya dan cara menanganinya. Semua itu akan jadi sia-sia jika mereka tidak dapat mengatasi masalah dengan baik. 

Salah satu cara mengasah kecerdasan emosional ialah dengan belajar mengatasi masalah itu sendiri. Ketika anak merasa kesal karena temannya di sekolah, bantulah mereka mengetahui cara terbaik dalam mengatasi hal tersebut. Semisal dengan membiarkan mereka menonton film kesukaan mereka sepulang sekolah untuk membantu menenangkan pikiran. 

Ketika si Kecil membuat kesalahan dalam menganggapi masalah, berikan hukuman ringan atas kesalahannya (seperti cara dengan memberitahunya) dan coba ajak mereka melakukan hal yang berbeda ketika bertemu dengan masalah emosi yang serupa. 

6. Buat menjadi sebuah permainan

Dunia anak-anak masihlah dipenuhi dengan kegiatan bermain. Dan itulah salah satu cara mereka belajar banyak hal baru, termasuk ketika mengasah kecerdasan emosi anak. Ini dapat menjadi cara yang menyenangan bagi mereka dalam mengenali dan mengatur emosi. 

Melansir dari greatschools.org dan ahaparenting.com, ada beberapa permainan sederhana yang dapat melatih kecerdasan EQ mereka. Seperti bermain peran contohnya. Kamu dan si Kecil dapat bermain pura-pura menjalankan peran di restoran, pusat perbelanjaan, ataupun sekolah. Ini dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak mengasah kemampuan berbicara dan emosi mereka ketika berhadapan dengan berbagai masalah yang berbeda. 

Ada juga game "Bagaimana Jika" yang dapat kamu mainkan ketika berada di perjalanan atau di meja makan bersama si Kecil. Caranya sederhana, coba tanyakan, "Apa yang akan kamu lakukan jika ...?" pada si Kecil. Contohnya seperti, "Apa yang akan kamu lakukan ketika kakak usil dan menganggumu?". Permainan ini akan mendorong anak mama untuk berpikir respon bagaimana yang sebaiknya mereka keluarkan ketika berada di situasi yang berbeda. 

Anak-anak umumnya akan merasa tidak berdaya, kesal, marah, sedih, tersingkirkan ketika mengahadapi masalah di dunia nyata. Namun ketika bermain, mereka hanya akan merasa senang dan menikmatinya. Melalui permainan, anak-anak dibiasakan untuk menghadapi masalah sehari-hari sebagai "permainan" yang dapat ia selesaikan dan tidak terasa berat. 

 

7. Tunjukkan empati dengan baik

Seperti yang sempat disebutkan sebelumnya, salah satu cara terbaik untuk mengasah kecerdasan anak ialah melalui contoh sikap dari kedua orangtua. Salah satunya dengan menunjukkan empati dengan baik. 

Ketika emosi si Kecil terganggu dan ia merasa kesal, biasanya kamu akan mencoba membujuk mereka untuk berhenti dan mengaturnya. Namun cara tersebut tidak selalu membantu mereka, komentar yang bersifat meremehkan hanya akan membuat anak merasa bahwa pikirannya salah.  

Dalam membujuk dan menenangkan anak, selalu selipkan rasa empati di dalamnya meskipun kamu tidak mengetahui mengapa mereka merasa kesal. Cobalah dekati mereka dan berikan pelukan yang hangat sebagai tanda kamu mengerti bahwa anak-anakmu sedang tidak baik-baik saja. 

Anak-anak dapat mengerti bahwa kamu memahami yang mereka rasakan, ini akan membuat anak-anak merasa kurang terdorong untuk menunjukkan perasaan mellaui tangisan atau amarah mereka karena merasa kamu tahu bahwa kini mereka merasa kesal. 

Dengan menerapkan 6 hal tersebut dalam berinteraksi bersama si Kecil sehai-hari, Mama dan Papa dapat membantu anak-anakmu memiliki emosi yang lebih baik. 

 

Source: Popmama

Artikel Lainnya

Kita tahu bahwa menyikat gigi secara rutin bisa mencegah penyakit yang berkaitan dengan gigi. Termasuk masalah gigi berlubang. Nah, kebiasaan sikat gigi ini juga bisa kita tanamkan pada anak sejak tum...

Mengajak anak nonton film bioskop, apalagi saat musim liburan dimana film anak banyak diputar, bisa menjadi pengalaman yang baru bagi Si Kecil. Rasanya senang membayangkan nonton film biosko...

Musim hujan merupakan kabar baik bagi kuman, pembawa bibit penyakit. Sebab, perubahan suhu menyebabkan bibit penyakit mudah berkembang biak, sehingga dapat  menyerang setiap saat, utamanya anak y...

Tantrum, bisa mulai terjadi saat anak memasuki usia 15 bulan, namun paling sering terjadi antara usia dua dan empat tahun. Meski frekuensi tantrum berbeda pada setiap anak, tapi pada anak yang aktif d...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................