Persaingan Kakak Beradik

Jumat, 17 Juni 2016 | 09:09 WIB Penulis : Erni Wulandari


Amelia Hirawan seorang psikolog anak dalam satu kesempatan menegaskan, ada dua faktor yang memengaruhi perilaku anak, yaitu faktor internal (pembawaan) dan eksternal (lingkungan, orang tua dan keluarga, budaya). Faktor internal ini bersifat potensi, sehingga bila tidak mendapatkan stimulus dari luar, maka lazimnya tetap akan terpendam. “Karena itu, saya cenderung berkeyakinan, bahwa faktor eksternal-lah yang lebih penting,” tandasnya. Ada banyak hal yang dapat dilakukan orang tua, sebagai faktor eksternal terpenting bagi anak. Contoh peran orang tua untuk mengontrol rivalitas:

* Orang tua bukan juru damai
Bisa dimengerti bila orang tua ingin segera turun tangan melerai ketika anak bertikai. Namun ada baiknya kita menahan diri dan memberikan kesempatan bagi anak untuk berlatih menyelesaikan konflik antar mereka sendiri. Kapan orang tua boleh terjun? Tergantung usia anak dan perkembangan konfliknya. Adu mulut itu biasa, biarkan saja. Apabila situasi sudah mulai memanas, orang tua dapat mengingatkan tentang aturan dan batas yang sudah disepakati, kemudian memberikan beberapa opsi penyelesaian masalah dan meminta anak-anak memilih sendiri. Bilamana kondisi berkembang jadi membahayakan, maka kita sebaiknya memisahkan anak yang bertengkar antar keluarga.

Bagaimana pun, anak-anak ini saudara sekandung, tinggal serumah, tiap hari hidup bersama. Semestinya, ada ikatan emosional yang lebih kuat dibandingkan dengan temanbiasa di luar sana. Tugas orang tualah untuk terus-menerus memupuk ikatan kasih sayang tersebut. Terkait dengan hal ini, coba membiasakan anak menyebut nama saudaranya ketika membaca doa sebelum tidur.  Akan lebih baik lagi jika mendoakan saudara, orang tua, juga keluarga atau teman yang disayangi. Dengan cara demikian, secara tidak langsung anak diingatkan, bahwa mereka bersaudara dan saling menyayangi satu sama lain, walaupun kadang berselisih paham.

* Tidak memicu rivalitas
Kadang, justru orang tualah penyebab munculnya rivalitas di dalam rumah. Tanpa disadari, bisa jadi kita mengeluarkan kalimat-kalimat yang memaksa anak membandingkan dirinya sendiri dengan saudaranya.

* Adil
“Idealnya, memang orang tua harus berlaku adil,” ujar Amelia. Adil bukan berarti harus sama rata untuk tiap anak, melainkan sesuai porsi kebutuhan masing-masing.  Yang penting adalah anak merasa Bunda sepenuhnya milik dia pada waktu yang berharga tersebut. Lain lagi dengan Dhian, yang selalu konsisten memosisikan dirinya di antara kedua anak, manakala mereka sedang bersama-sama, sehingga tidak ada yang merasa dikesampingkan.

 

Sumber : Parenting

Artikel Lainnya

Liburan bersama anak tentu menjadi salah satu momen yang sudah dinantikan oleh Bunda dan si kecil. Kebayangkan seunya bermain air di pantai, menikmati udara segara pegunungan, atau sekadar mencicipi h...

Berikut adalah beberapa manfaat utama merapikan tempat tidur pada usia dini: 1. Pembentukan Kedisiplinan Mengajarkan anak untuk merapikan tempat tidur setiap pagi dan sebelum tidur membantu membent...

Ketika anak sudah asyik bermain, beberapa ibu merasa kesulitan mengajak si kecil makan atau mandi terutama bila usianya masih di bawah lima tahun. Tak sedikit anak yang menjadi rewel serta tak berhent...

Prevalensi mata minus atau miopia pada anak di dunia terus meningkat. Di Hongkong ada 30% anak saat berusia 6-7 tahun mengalami mata minus; saat berusia 10-11 tahun ada sebanyak 60% mengalami mata min...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................