Pola Asuh Yang Perlu Dihindari Orang Tua

Rabu, 30 November 2022 | 18:09 WIB Penulis :


Kurang Mengutamakan Waktu Tidur Si Kecil

Beberapa orang tua seringkali mengurangi waktu tidur buah hatinya, karena tuntutan peran maupun kurang memahami tentang pentingnya anak-anak istirahat dengan cukup. Si Kecil perlu cukup tidur agar memperlancar metabolisme, mengembalikan energi, memperbaiki mood, dan mengurangi perilaku negatif.

Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 12-14 jam sehari, sedangkan usia 4-6 tahun membutuhkan 10-12 jam sehari. Ibu perlu membuat jadwal keseharian si Kecil. Pukul berapa ia harus tidur, mandi, makan, belajar, bermain, dan sebagainya. Dengan pola asuh anak yang teratur, maka si Kecil juga akan terbiasa untuk hidup disiplin dan lebih tertata dalam hidupnya.

Kekerasan Secara Fisik

Pola asuh anak dengan cara melakukan kekerasan fisik sangat tidak dianjurkan, seperti memukul, mencubit, atau menjewer. Si Kecil mungkin saja berhenti berperilaku buruk dalam sekejap, tapi dampak negatifnya bisa cukup signifikan. Ia akan rentan depresi, kurang memiliki kedekatan dengan orang tua, menganggap kekerasan sebagai cara untuk mengatasi masalah, dan lebih rentan melakukan tindak kejahatan.

Untuk menerapkan disiplin, Ibu bisa melakukannya dengan menjelaskan akibat dari perilaku buruk si Kecil. Hukuman boleh diberikan jika ia tidak mau mengikuti larangan Ibu, tapi tidak dalam bentuk fisik.

Sering Memberikan Reward

Ibu sebaiknya juga tidak terlalu sering memberikan reward sebagai cara untuk memotivasi si Kecil. Menerapkan pola asuh anak dengan pemberian reward dapat membuat anak lebih menggantungkan motivasi dari luar dirinya. Saat tidak ada reward, maka ia akan kehilangan motivasi sehingga kurang bersemangat untuk melanjutkan lagi kebiasaan positif yang sudah ia mulai. Memberikan reward sebagai motivasi boleh dilakukan saat ia berhasil memenuhi aturan atau standar tertentu serta saat kemampuan atau perilaku positifnya mengalami peningkatan yang spesifik.

Mengambil Alih PR Si Kecil

Orang tua seringkali mengambil alih kewajiban si Kecil dengan anggapan ingin menjadi orang tua yang selalu mendukung buah hatinya. Namun, ternyata anggapan tersebut malah dapat mengambil kesempatan si Kecil untuk belajar dan melatih kemampuannya. Pola asuh anak tersebut juga bisa memberikan kesan pada diri si Kecil kalau Ibu kurang mempercayai kemampuannya sekaligus menyebabkan ia menjadi malas dan lalai akan tanggung jawab akademiknya.

Ibu cukup membantu dan mendampingi si Kecil mengerjakan PR. Saat mengecek tugasnya, pakai metode bertanya untuk melatih si Kecil berpikir. Jika ia tidak mampu mengerjakannya, jangan lantas mengerjakan untuknya. Lebih baik bahas masalah ini dengan gurunya untuk mencari tahu mengapa kemampuan si Kecil tidak cocok dengan tugas yang diberikan.

Tidak Pernah Membiarkan Si Kecil Main Sendiri

Meluangkan waktu untuk bermain bersama buah hati memang baik, tapi Ibu tak perlu selalu menemaninya bermain setiap saat. Si Kecil juga perlu dibiarkan untuk bermain sendiri. Biarkan ia untuk bebas berekspresi dan berkreasi untuk memainkan apa saja yang ia sukai. Dengan bermain sendiri, si Kecil juga akan belajar berbagai macam kemampuan. Selain itu, Ibu jadi memiliki waktu untuk mengerjakan tugas lainnya, bukan?

Terlalu Sering Jajan

Makan bersama di restoran boleh saja dilakukan, tapi jangan terlalu sering ya, Bu. Pola asuh anak ini tidak hanya tidak baik untuk kesehatan, tapi juga mengurangi kedekatan antara Ibu dan si Kecil. Belum lagi kandungan nutrisi yang ada di beberapa menu restoran yang kurang mencukupi kebutuhannya. Jika terus dilakukan, tentunya kurang memberikan dampak baik pada dirinya, bukan?

Rencanakan menu selama seminggu dan persiapkan semua bahan-bahannya. Agar lebih ringkas, cicil mengolah dan memasak bahan makanan dalam satu waktu kemudian simpan dalam lemari es.

Membentak

Pola asuh anak yang satu ini sangat memberikan dampak negatif bagi pembentukan karakter dan mental si Kecil, sehingga Ibu harus menghindarinya. Berteriak dan membentak si Kecil tidak akan menyelesaikan masalah, Bu, tapi justru akan semakin memperparah masalah. Ia memang bisa mendengar suara Ibu, tapi tidak memahami kata-kata Ibu. Alhasil, si Kecil jadi tidak bisa mengikuti perintah yang Ibu sampaikan.

Membentak juga membuat si Kecil ketakutan karena merasa terintimidasi. Bahkan, Ia juga akan meniru apa yang Ibu lakukan tersebut. Selain itu, kebiasaan membentak dan meneriaki si Kecil juga dapat merusak hubungan serta rasa percaya si Kecil terhadap Ibu dalam jangka panjang.

Tidak Mau Mendengar Pendapat Si Kecil

Hindarilah pola asuh anak yang ingin egois, seperti tidak mau mendengarkan pendapat anak. Meski masih kecil dan belum memiliki pola pikir yang matang, tapi ia perlu dilatih untuk mengemukakan pendapatnya. Jika pendapatnya tidak pernah Ibu dengar, maka ia bisa merasa kurang dihargai. Ia pun dapat tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan tertutup.

Mulailah dengan meminta pendapat si Kecil dari hal-hal kecil, seperti soal makanan. Ajak ia berdiskusi untuk membuat jadwal menu sehari-hari. Bisa juga dengan menanyakan pakaian yang ingin ia kenakan pada hari itu.

Mengalihkan Emosi yang Dirasakan Si Kecil

Emosi yang dirasakan di dalam hati bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan membuat mood menurun, sehingga harus disalurkan untuk mengembalikan mood seperti sedia kala. Sayangnya, banyak orang tua yang salah menerapkan pola asuh anak dengan mengalihkan emosi yang dirasakan oleh buah hatinya. Padahal, cara tersebut bisa membuatnya tidak dapat mengenali emosi yang ia rasakan. Alhasil, ia akan cenderung kurang bisa berempati terhadap orang lain.

Menyelesaikan Semua Masalah Si Kecil

Si Kecil perlu memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, tanamkan pola asuh anak dengan membiarkan ia berusaha sendiri untuk mencoba hal baru terlebih dahulu. Saat ia sudah mencoba dan menemui kesulitan, Ibu boleh membantunya sedikit dengan memberikan contoh lalu minta ia untuk melanjutkannya.

Ketika si Kecil terjatuh, jangan langsung menolong ia bangun. Berikan ia semangat untuk bangun sendiri. Biarkan ia menangis dulu jika memang merasakan sakit. Setelah itu, peluk ia sebagai bentuk rasa peduli Ibu atas rasa sakit yang ia alami.

 

Kesalahan pola asuh anak tidak boleh dianggap remeh, karena dampaknya bisa sangat besar untuk perkembangan mental dan karakter si Kecil di masa mendatang. Jadi, sebisa mungkin hindarilah kesalahan tersebut ya, Bu. Yakinlah bahwa Ibu bisa menjadi orang tua yang baik untuk buah hati Ibu.

 

Source : https://www.ibudanbalita.com/

Artikel Lainnya

Saat anak mengeluh sakit gigi, orang tua biasanya khawatir. Padahal ada beberapa penyebab sakit gigi pada anak yang bisa Anda kenali.   Bukan hanya orang dewasa, balita juga bisa mengeluh s...

Sebagai orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Salah satunya adalah dengan mengajak anak untuk bermain di luar. Meskipun permainan di luar ruangan seringkali membuat anak kotor, tap...

Apa itu gingivitis? Gingivitis (radang gusi) adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang menyebabkan gusi bengkak karena meradang. Penyebab utama kondisi ini adalah kebersihan mulut yang buruk. ...

Cara Mendiagnosis Hepatitis   Untuk mendiagnosis hepatitis perlu dilakukan tanya jawab tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien (anamnesis), dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pe...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................