Enggak cuma orang dewasa, anak usia sekolah juga bisa stres lho, Moms! Mirisnya, stres pada anak sering kali tidak mudah dikenali dan anak tidak berani menceritakan perasaannya ke Moms dan Dads. Untuk...
Senin, 08 Mei 2023 | 14:20 WIB Penulis :
Autisme adalah gangguan perkembangan serius yang mempengaruhi kemampuan individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Seringnya masalah ini terdeteksi pada masa kanak-kanak. Anak dengan autisme memiliki perbedaan dalam berbagai hal dengan anak lain, tapi tetap dapat meraih kesuksesan dalam kehidupan terutama bila mendapat perawatan yang sesuai.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang ditandai dengan tantangan dalam hal komunikasi, sosial, dan perilaku. Autisme juga dikenal dengan sebutan gangguan spektrum autisme. Kondisi ini bersifat seumur hidup dan gejalanya bisa berbeda-beda dari satu orang ke orang lain.
Autisme juga disebut gangguan spektrum karena ada banyak variasi terminologi jenis gejala yang dialami individu dan tingkat keparahan gejala tersebut. Tanda autisme biasanya mulai muncul pada usia dini. Intervensi sejak dini bisa membantu anak-anak dengan autisme menghadapi tantangan yang kelak muncul di dunia yang lebih luas.
Jumlah kasus autisme diketahui terus bertambah dari tahun ke tahun. Sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Pediatrics, misalnya, mendapati peningkatan angka kasus hampir tiga kali lipat selama 2000-2016 pada anak-anak berusia 8 tahun di area metropolitan New York-New Jersey, Amerika Serikat.
Ketika mendapat diagnosis autisme, tingkat fungsional individu tersebut juga akan diidentifikasi. Terdapat tiga tingkat gangguan spektrum autisme, yakni:
Mesti digarisbawahi bahwa autisme sendiri bukanlah penyakit meski bisa menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan seseorang. Bagi beberapa orang, autisme menyebabkan dirinya memerlukan bantuan seumur hidup. Sedangkan bagi orang lain, kondisi itu tidak menghalanginya untuk dapat hidup dan bekerja secara mandiri.
Tanda dan gejala autisme berbeda-beda antara satu individu dan yang lain. Gejalanya juga berbeda pada usia tertentu.
Usia sebelum 3 tahun
Usia lebih tua
Tidak ada penyebab tunggal autisme. Ada banyak faktor yang telah teridentifikasi bisa membuat anak lebih mungkin mengalami gangguan spektrum ini, termasuk lingkungan, biologis, dan genetik. CDC menyebutkan ada bukti beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami autisme, yaitu:
Dokter membuat diagnosis autisme dengan mempertimbangkan riwayat tumbuh kembang individu serta keterampilan, daya, dan tantangan serta dampak tantangan tersebut terhadap kehidupan sehari-hari individu tersebut. Dokter akan mengamati perilaku serta memberi pertanyaan tentang perkembangan individu tersebut. Tidak ada tes yang secara spesifik dapat memastikan seseorang mengalami autisme.
Dokter mungkin mendapati adanya kendala atau hambatan dalam tumbuh kembang ketika melakukan pemeriksaan rutin pada masa kanak-kanak. Jika perlu, dokter akan meminta individu tersebut menjalani evaluasi lanjutan dengan sekelompok dokter spesialis, seperti tumbuh kembang anak, kejiwaan anak, dan patologi wicara-bahasa.
Para dokter ini akan menilai sejumlah hal, seperti apakah perilakunya sudah sesuai dengan usianya, bagaimana keterampilan kognitifnya, dan bagaimana kemampuan bahasanya. Tes yang digunakan antara lain:
Diagnosis umumnya baru bisa dilakukan setelah umur 2 tahun agar hasilnya lebih tepercaya. Diagnosis pada usia remaja hingga dewasa lebih sulit karena gejalanya bisa bercampur dengan kondisi mental lain seperti gangguan kecemasan dan gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Autisme adalah kondisi seumur hidup, tapi ada perawatan yang bisa membantu pasien mengendalikan gejala dan meningkatkan keterampilan di berbagai bidang kehidupan. Menurut National Institute of Mental Health, perawatan harus langsung dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan.
Individu dengan autisme umumnya memerlukan kombinasi perawatan dengan obat-obatan dan berbagai terapi. Obat yang digunakan bertujuan untuk mengatasi gejala seperti agresi, kecemasan, kesulitan fokus, depresi, hiperaktivitas, dan penarikan diri dari lingkungan sosial.
Adapun jenis terapi yang diterapkan seringnya berfokus pada pelatihan pada keterampilan, psikologis, dan perilaku. Terapi wicara, okupasi, dan sosial serta dengan alat bantu teknologi juga bisa dilakukan. Selain oleh ahli terapi atau dokter, keluarga bisa membantu menjalankan program terapi ini di rumah sesuai dengan panduan medis.
Autisme seringkali memicu munculnya berbagai masalah mental dan fisik. Di antaranya:
Tidak ada cara untuk mencegah gangguan spektrum autisme. Namun diagnosis dan intervensi dini bisa membantu meningkatkan perkembangan perilaku, wicara, dan keterampilan dalam hidup. Untuk menurunkan risiko melahirkan anak dengan autisme, ibu hamil mesti memperhatikan asupan nutrisi dan menghindari obat-obatan non-resep dokter, rokok, serta minuman beralkohol.
Dalam hal autisme, deteksi, evaluasi, diagnosis, dan intervensi mesti dilakukan sedini mungkin. Bila Anda curiga anak mengalami autisme berdasarkan pengamatan terhadap perilakunya, segera datangi dokter. Makin cepat diagnosis dibuat, makin cepat pula bisa dilakukan tindakan demi kehidupan masa depan anak.
Source : https://primayahospital.com/
Enggak cuma orang dewasa, anak usia sekolah juga bisa stres lho, Moms! Mirisnya, stres pada anak sering kali tidak mudah dikenali dan anak tidak berani menceritakan perasaannya ke Moms dan Dads. Untuk...
Ketika anak sakit, dokter pasti memberikan suplemen atau vitamin untuk membantu mempercepat penyembuhan si kecil. Kandungan vitamin C yang terdapat dalam tubuh memang berpotensi me...
Dibalik kegiatan meremas-remas, ternyata ada kegiatan belajar buat anak. Semakin banyaknya pilihan permainan berbasis gadget, ternyata tidak membuat pilihan mainan non-gadget diabaikan. Bany...
Seperti juga metode PLW, beredar sejumlah pro dan kontra terkait metode pemberian makan baby led weaning (BLW), yaitu: Pro: - Berhubung susu (ASI) masih menjadi sumber nutrisi dominan bagi anak...