National Institute of Health bahkan mencatat hanya 13,6% wanita yang menggunakan pil KB di Indonesia. Padahal, jika Bunda simak fakta berikut, bisa jadi Bunda tak ragu lagi menggunakannya. Mi...
Kamis, 30 Mei 2024 | 14:47 WIB Penulis :
Autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak. Gangguan ini mencakup bidang sosial dan fungsi afek, komunikasi verbal (bahasa) dan non verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup interest (minat), kognisi dan atensi.
Ada beberapa perilaku yang sering dilaporkan oleh orang tua dengan anak autisme. Seperti keterlambatan berbicara dari anak-anak sepantarannya, perilaku acuh dan tak acuh, atau cemas jika anaknya dicurigai tuli.
Kebiasaan yang di luar perilaku normal ini biasanya sudah terlihat saat anak berusia 3 tahun. Pada saat-saat inilah biasanya orang tua menyadari bahwa ada yang berbeda pada anak mereka.
Penyebab pasti dari autisme hingga saat ini belum diketahui. Perlu diingat bahwa penyebab autisme bukanlah salah asuh dari orang tua. Menurut penelitian beberapa penyebab autisme, antara lain:
Menurut studi yang dilakukan Lumbantobing (2000), penyebab autisme dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Pemeriksaan fisik yang bisa ditemukan pada pasien dengan autisme adalah adanya gejala autisme. Seorang anak akan diperiksa mulai dari tinggi dan dan berat badan, hingga pemeriksaan tubuh secara general untuk melihat adakah kelainan atau tidak.
Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan dokter sebelum memberikan diagnosis antara lain:
Gejala pada anak autisme biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala yang bisa diperhatikan antara lain tidak adanya kontak mata dan tidak adanya respons terhadap lingkungan.
Jika tidak dilakukan terapi, maka setelah usia 3 tahun perkembangan anak akan berhenti atau mundur. Seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenali namanya.
Beberapa pakar mengungkapkan 3 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:
Selain itu juga terdapat sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autisme, seperti:
Pengobatan untuk penderita autisme dibagi menjadi 2 bagian:
Keluarga memiliki peran yang penting dalam membantu perkembangan anak. Bagaimanapun juga, orang tua adalah orang terdekat yang dapat membantu anak untuk belajar berkomunikasi, berperilaku terhadap lingkungan dan orang sekitar. Bisa dibilang keluarga adalah jendela bagi penderita autisme untuk masuk ke dunia luar. Meski perlu diakui bahwa ini bukanlah hal yang mudah.
Penggunaan obat-obatan pada penderita autisme harus dibawah pengawasan dokter. Pengobatan ini diberikan jika dicurigai terdapat gangguan di otak yang mengganggu pusat emosi dari penderita autisme.
Hal ini seringkali menimbulkan gangguan emosi mendadak, agresifitas, hiperaktif dan stereotipik. Beberapa obat yang bisa diberikan adalah haloperidol (antipsikotik), fenfluramin, naltrexone (antiopiat), clompramin (mengurangi kejang dan perilaku agresif).
Dari beberapa penelitian terakhir, pengobatan untuk gangguan autisme yang berkembang adalah terapi perilaku. Terapi ini dipercaya sebagai terapi yang paling penting.
Tujuannya adalah untuk mengontrol atau membentuk perilaku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan lewat sistem reward dan punishment. Pemberian hadiah (reward) akan meningkatkan munculnya perilaku yang diinginkan, sedangkan hukuman (punishment) akan menurunkan perilaku yang tidak diinginkan.
Hingga saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah timbulnya autisme. Namun bukan ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko autisme. Seperti:
Lakukan ini jika anak Anda telah lahir:
Autisme tidak bisa disembuhkan, namun gejalanya bisa diobati dan dikendalikan dengan berbagai terapi dan intervensi.
Tujuan utama dari pengobatan autisme adalah untuk membantu mencapai potensi terbaiknya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Berikut beberapa jenis terapi yang dapat membantu individu autisme:
Mengetahui kondisi autisme sejak dini sangat membantu individu tersebut mencapai potensi terbaiknya. Semakin awal diketahuinya, semakin besar peluang untuk berkembang dan hidup lebih mandiri.
Berikut beberapa tips untuk membantu individu autisme:
Dengan terapi dan intervensi yang tepat, individu autis dapat hidup mandiri dan produktif.
Jika anak Anda memiliki gejala awal terkait dengan autisme, sebaiknya konsultasikan kondisinya ke dokter tumbuh kembang anak.
source: klikdokter.com
National Institute of Health bahkan mencatat hanya 13,6% wanita yang menggunakan pil KB di Indonesia. Padahal, jika Bunda simak fakta berikut, bisa jadi Bunda tak ragu lagi menggunakannya. Mi...
Meskipun keadaan alat transportasi umum di negara kita masih belum ramah anak, namun tidak ada salahnya kita mulai memperkenalkan dan membiasakan si kecil menggunakannya. Terutama jika dia sudah duduk...
Anak dengan Attention Deficit Hyperactive Disorders (ADHD) yang tidak bisa diam dan sulit berkonsentrasi seringkali dianggap biang ribut di kelas saat sekolah. Namun, psikiater anak dan remaja dr. Git...
Diagnosis Anosmia Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kapan gejala mulai muncul. Dokter juga akan bertanya tentang bau apa saja yang tidak dapat dicium oleh pasien...