Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi dapat tergantung dari usia, jenis kelamin dan juga tingkat aktivitas fisik yang dilakukan anak. Dilansir dari laman&...
Selasa, 09 Agustus 2016 | 15:24 WIB Penulis : Erni Wulandari
Cuaca yang kurang bersahabat mengakibatkan banyak beredar virus di udara. Beberapa di antaranya bisa membuat anak jatuh sakit. Ini beberapa kemungkinan jenis penyakit karena virus yang bisa menyerang:
1. Roseola
Roseola yang juga dikenal dengan nama viral exanthema atau exanthema subitum adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes tipe 6 (HHV-6). Roseola umumnya menyerang anak berusia di bawah 5 tahun, meski pun bisa juga dialami oleh anak yang lebih besar. Umumnya, penyakit ini terbilang ringan dan akan lenyap dengan sendirinya tanpa mengakibatkan dampak yang berbahaya.
Gejalanya: Demam tinggi (di atas 39°C) selama 3 hari. Selain demam, bisa juga disertai gejala lainnya seperti penurunan nafsu makan dan diare ringan, atau bisa juga tanpa gejala tambahan sama sekali. Setelah demam reda, muncul ruam merah melebar menyerupai bentuk bunga mawar (rose) di seluruh tubuh atau hanya pada bagian tertentu seperti area wajah, leher, dan dada. Ruam ini akan menghilang sendiri tanpa bekas setelah 2 hari.
Cara penularan: Melalui droplet atau percikan lendir yang keluar ketika penderita batuk, bersin, dan berbicara.
Masa inkubasi: 7-14 hari setelah anak terinfeksi. Pada saat ruam kulit muncul, umumnya penyakit ini sudah tidak menular.
Pengobatan: Banyak minum dan makan untuk membantu menstabilkan suhu tubuh dan menguatkan imunitas tubuh. Berhubung disebabkan oleh virus, roseola tidak perlu diobati dengan antibiotik. Untuk meredakan demam dan rasa tidak nyaman, gunakan parasetamol atau jenis obat lain yang diresepkan dokter. Jika perlu, dokter akan memberikan antivirus dan vitamin untuk menguatkan kekebalan tubuh anak.
2. Rubella (Campak Jerman)
Penyakit yang biasa disebut “campak 3 hari” ini adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh virus rubella, dan menyerang kulit serta kelenjar getah bening. Rubella paling sering menyerang anak-anak berusia 5-9 tahun. Sesuai namanya, gejala serangan penyakit campak 3 hari ini relatif lebih ringan dan lebih cepat hilang dibandingkan dengan penyakit campak (rubeola). Rubella bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi MMR pada usia 12 bulan.
Gejalanya: Demam ringan (antara 37,2° - 37,8°C) dengan disertai rasa nyeri dan pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya di daerah leher belakang atau di belakang telinga. Gejala lain adalah sakit kepala, nafsu makan menurun, sakit mata ringan (konjungtivitis), batuk pilek, dan muncul ruam yang berawal dari wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Ruam pada rubella tampak seperti ruam yang disebabkan oleh virus pada umumnya, yaitu bercak berwarna merah muda atau merah terang yang dapat menyatu membentuk bercak yang lebih besar lagi. Ruam kadang bisa terasa gatal dan bertahan selama 3 hari.
Cara penularan: Virus dapat berpindah melalui air liur penderita yang terpercik keluar pada saat bersin, batuk, dan berbicara.
Masa inkubasi: 14-21 hari. Artinya, seseorang yang terinfeksi rubella bisa saja baru menunjukkan gejalanya setelah 2-3 minggu kemudian, dan sudah menularkan virus kepada orang lain sebelum ruam muncul.
Pengobatan: Berhubung disebabkan oleh virus, rubella tidak dapat diatasi dengan antibiotik. Kecuali timbul komplikasi berupa infeksi bakteri (yang mesti diatasi dengan antibiotika), maka rubella akan sembuh dengan sendirinya. Untuk meringankan demam dan rasa tidak nyaman, Bunda dapat memberikan parasetamol atau asetaminofen pada anak. Bersamaan dengan pengobatan, pastikan anak cukup beristirahat dan mendapatkan asupan gizi seimbang untuk meningkatkan stamina dan mempercepat penyembuhannya.
3. Campak
Campak (rubeola) termasuk jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus campak (paramiksovirus). Umumnya campak hanya menyerang sekali seumur hidup, karena pasca campak, anak sudah memiliki antibodi yang aktif. Penyakit ini bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi campak ataupun MMR sesuai jadwal.
Gejalanya: Gejala campak biasanya baru muncul pada 7-14 hari setelah paparan virus. Penderita akan mengalami demam tinggi yang naik-turun selama 4-7 hari, batuk kering, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, penyakit mata merah (konjungtivitis), sensitif terhadap cahaya, tanda putih kecil dengan inti kebiruan pada pipi bagian dalam yang disebut bintik Koplik, serta ruam merah teraba pada kulit yang sering kali tampak saling bertumpuk, dimulai dari belakang telinga, wajah, lalu menjalar ke seluruh tubuh.
Cara penularan: Melalui droplets atau percikan lendir yang keluar ketika penderita batuk, bersin, dan berbicara.
Masa inkubasi: Virus campak bisa menular sejak 4 hari sebelum ruam merah muncul hingga 4 hari setelah ruam hilang. Mereka yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun, anak yang tidak mendapatkan imunisasi campak, dan mereka yang kekurangan vitamin A.
Pengobatan: Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Biasanya dokter akan mengobati keluhannya saja, seperti memberikan obat penurun panas dan pemberian antibiotik apabila terjadi infeksi bakteri sekunder. Pemberian suplemen vitamin A juga dipercaya bisa meringankan gejala campak yang diderita anak. Biasanya, dosis vitamin A yang diberikan untuk anak-anak berusia di atas 1 tahun adalah 200 ribu IU untuk dua hari.
Berbagai Sumber
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi dapat tergantung dari usia, jenis kelamin dan juga tingkat aktivitas fisik yang dilakukan anak. Dilansir dari laman&...
Setiap orang tua harus memahami cara menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak. Perlu Anda ketahui bahwa masalah pada mulut bisa menyebabkan beberapa gangguan serius. Setidaknya, bau mulut adalah gan...
Makanan peninggi badan anak bukanlah mitos belaka. Sebab, berbagai penelitian telah membuktikan kebenarannya. Para ahli juga percaya, berbagai makanan ini dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak ...
Anak Anda selalu makan dengan lahap saat menu makanannya mengandung rasa pedas. Apakah makanan pedas aman untuk dikonsumsi oleh anak? Simak penjelasannya berikut ini. Tidak pedas, tidak berselera...