Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada pertumbuhan psikologis, bahkan bisa terbawa sampai mereka dewasa. Untuk itu, peran ibu dan ayah sama-sama penting dalam membesarkan ana...
Senin, 13 Maret 2017 | 16:34 WIB Penulis : Erni Wulandari
Imunisasi lengkap bisa menjadi upaya mencegah pneumonia pada anak. Salah satunya dengan memberi anak imunisasi DPT dan Campak. Bagaimana kaitan vaksin tersebut dengan pneumonia?
DPT adalah difteri pertusis tetanus. P-nya atau pertusisnya itu bisa mengakibatkan komplikasi pneumonia dan anak meninggal biasnaya karena pneumonia akibat pertusis. Ciri khasnya batuk panjang (rejan) dan sesak napas, tutur dr Nstiti Kaswandani SpA(K) ketua UKK Respirologi PP IDAI.
Sementara, komplikasi campak yang bisa menyebabkan kematian yaitu radang paru berupa pneumonia atau radang otak (encephalitis). Untuk itulah campak termasuk vaksin yang harus diberikan pada anak.
Hal tersebut disampaikan dr Nasiti dalam forum Ngobras "Harapan baru Eradiksi Pneumonia di Indonesia". Imunisasi lengkap bisa mengurangi resiko anak terkena pneumonia sampai 49 persen.
Jika si kecil telat diimunisasi, misalnya di usia 9 bulan lebih belum divaksin campak, maka segera lakukan catch up (mengejar ketinggalan). Terlebih diatas 6 bulan anak sudah mulai aktif dan terpapar dunia luar. Selain imunisasi lengkap, upaya lain bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pneumonia pada anak diantaranya pemberian ASI ekslusif, memenuhi kebutuhan nutrisi anak, menghindari polusi di dalam dan luar rumah, mencegah berat badan bayi lahir rendah dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk cuci tangan pakai sabun.
Pemberian ASI ekslusif bisa menurunkan resiko anak terkena pneumonia sebesar 15 sampai 23 persen. Penggunaan kompor yang bersih dalam pengolahan makanan juga menurunkan resiko anak terkena pneumonia sampai 50%.
Pneumonia rentan dialami balita, mengingat daya tahan tubuh mereka yang belum matang. Ketika anak di diagnosis pneumonia, apa saja pengobatan yang diberikan ?
Pengobatan utama pasti pemberian oksigen karena pasien mengalami sesak napas. Kemudian asupan cairanpun harus cukup dan pemberian nutrisi.
Antibiotik biasanya juga akan diberikan pada pasien. cara efektif dan tidak mahal mengobati pneumonia pada anak adalah melalui penggunaan antibiotik. Tetapi studi di 14 negara menyebutkan hanya 27% anak yang diduga mengalami gejala pneumonia yang mendapatkan antibiotik.
Untuk waktu penyembuhan, jika bukan pneumonia berat yang dialami anak dalam waktu 2 sampai 5 hari anak sudah bisa sembuh. Tapi jika pneumonia berat yang dialami, kadang anak butuh perawatan di ICU. Kondisi yang tidak diharapkan. Ketika anak sudah sembuh dari pneumonia, bisakah kambuh ? Kuman penyebab pneumonia cukup banyak. meski memang 50% kasus disebabkan kuman Streptococcus pneumoniae, 20% disebabkan Haemophillus infuenzae dan 30% disebabkan virus, jamur dan parasit.
Sehingga bisa saja anak yang sudah sembuh dari pneumonia tapi kemudian terinfeksi kuman yang berbeda. Apalagi, mengingat pneumonia merupakan penyakit yang menular melalui udara lewat bersin, batuk dan berbicara.
Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada pertumbuhan psikologis, bahkan bisa terbawa sampai mereka dewasa. Untuk itu, peran ibu dan ayah sama-sama penting dalam membesarkan ana...
Pandemi Covid-19 kembali melonjak di Indonesia dalam sebulan terakhir. Tidak hanya pada orang dewasa, penularan dan pasien positif Covid-19 anak juga ikut meningkat. Data dari Ikatan Dokter Anak In...
Jakarta - Libur telah tiba! Sudah ada rencana ke mana untuk liburan kali ini, Mom? Bagaimana kalau liburan road trip dengan mobil bersama Ayah dan anak-anak? Road trip atau melakukan perjalanan dengan...
Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai menunjukkan keinginannya untuk makan sendiri. Jika anak terus disuapi, hal tersebut dinilai tidak baik. Maka dari itu, Anda dapat mengajarkan si kecil kemamp...