Sistem visual anak dapat berkembang pesat selama usia 7 hingga 10 tahun, pertumbuhan usia anak ini memungkinkan cahaya lewat bolak-balik antara otak dan saraf optik menjadi berkembang. Amblyopia, y...
Kamis, 08 Juni 2017 | 16:03 WIB Penulis : Erni Wulandari
Penyakit akibat nyamuk tak hanya demam berdarah atau zika. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menunjukkan, Indonesia sebagai negara tropis juga merupakan salah satu dari banyak negara Asia yang menjadi daerah endemis virus Japanese encephalitis.
Virus dari Gigitan Nyamuk
Seperti dilansir dari laman hellosehat.com, Japanese encephalitis adalah penyakit radang otak akibat virus. Penularan virus ini terjadi jika manusia tergigit nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Nyamuk golongan Culex ini biasanya banyak terdapat di persawahan dan area irigasi, serta aktif di malam hari. Kejadian penyakit ini pada manusia biasanya meningkat di musim hujan.
Gejala Awal Berupa Demam
Gejala muncul 5-15 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi virus. Gejala awal berupa demam, menggigil, sakit kepala, lemah, mual, dan muntah. Sekitar 1 dari 200 penderita Japanese encephalitis menunjukkan gejala berat terkait peradangan otak (encephalitis), berupa demam tinggi mendadak, sakit kepala, kaku di tengkuk, disorientasi, koma, kejang, dan kelumpuhan. Gejala kejang sering terjadi terutama pada anak, sedangkan sakit kepala dan kaku pada tengkuk terutama pada dewasa.
Tak Ada Pengobatan Spesifik
Pengobatan yang diberikan untuk penderita Japanese encephalitis adalah berdasarkan gejala yang diderita pasien, seperti istirahat, pemenuhan kebutuhan cairan harian, pemberian obat pengurang demam dan nyeri. Penderita juga sebaiknya dirawat inap supaya dapat diobservasi ketat, sehingga penanganan tepat bisa segera diberikan, bila timbul gejala gangguan saraf atau komplikasi lain.
Tindakan Pencegahan
Sama seperti penyakit akibat gigitan nyamuk lain, Japanese encephalitis bisa dicegah dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misal menggunakan losion anti nyamuk atau spray yang aman bagi kulit, pakaian yang menutupi tubuh saat beraktivitas di luar rumah, kelambu saat tidur atau AC, dan sebisa mungkin menghindari kegiatan di malam hari di area pertanian atau persawahan yang banyak nyamuk Culex. Seperti demam berdarah, saat ini juga telah dikembangkan vaksin Japanese encephalitis yang bisa diberikan mulai usia 2 bulan hingga dewasa. Vaksin diberikan 2 kali, dengan jarak antar pemberian vaksin 28 hari. Vaksin booster bisa diberikan kepada orang dewasa (>17 tahun) minimal setahun setelah 2 dosis vaksin tersebut.
Sumber : Parenting
Sistem visual anak dapat berkembang pesat selama usia 7 hingga 10 tahun, pertumbuhan usia anak ini memungkinkan cahaya lewat bolak-balik antara otak dan saraf optik menjadi berkembang. Amblyopia, y...
Setiap orangtua perlu berhati-hati dalam mengenalkan gadget pada anak. Pasalnya teknologi yang satu ini ibarat pisau bermata dua yang bisa berdampak baik tapi juga berdampak buruk terhadap tumbuh...
Menurut desainer interior Anies Alkuratu, warna adalah senyawa dari interior. Kaitannya cukup erat dengan emosi anak. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih warna untuk anak, terutama pada rua...
Sebelum menuju rekomendasi produk, kami akan memberikan beberapa cara memilih suplemen vitamin yang sesuai kebutuhan anak. Simak pemaparannya berikut ini! Kenali Jenis Vitamin yang Mendukung Tumbuh...
WhatsApp ×