Perawatan gigi penting dilakukan sejak dini agar anak tidak mengalami masalah gigi dan gusi. Perawatan gigi sudah bisa dilakukan saat gigi pertama anak tumbuh, yaitu sekitar usia 6-12 bulan. Kamu bisa...
Jumat, 24 April 2020 | 10:41 WIB Penulis :
Rasa-rasanya, hampir tak ada anak-anak yang tak suka makanan manis. Apalagi, orangtua juga suka menghadiahi anak dengan makanan manis karena telah berperilaku baik. Namun, memberikan makanan manis pada anak tak selalu membawa dampak yang baik. Di balik itu ada beberapa dampak yang mungkin bahaya untuk anak jika sering makan makanan manis.
Batas asupan gula harian yang aman bagi anak-anak adalah 25 gram atau setara dengan 2 sendok makan. Padahal, makanan manis seperti sebungkus makanan ringan, permen, dan minuman manis bisa jadi memiliki kandungan gula setengah dari batas maksimum.
Itu masih belum ditambah dari makanan yang Anda masak, susu kemasan, atau makanan ringan lain yang mungkin anak makan.
Anak-anak memang membutuhkan asupan gula untuk menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi, asupan gula yang tidak terkontrol dapat menimbulkan dampak berikut:
Makanan manis membuat anak-anak merasa senang sehingga mereka menginginkan lebih. Jika dibiarkan tanpa terkendali, kegemaran anak-anak terhadap makanan manis justru bisa berbahaya untuk kesehatan fisik maupun psikologisnya.
Salah satu yang paling mudah dilihat adalah kecanduan. Anak yang kecanduan makanan manis akan menunjukkan gejala ketika keinginannya untuk makan makanan manis tidak dituruti. Gejala tersebut biasanya berupa:
Pembusukan gigi biasanya terjadi karena menumpuknya sisa gula pada celah gigi. Bakteri mulut akan menjadikan gula sebagai makananannya dan menghasilkan zat asam. Gabungan bakteri, sisa gula, zat asam, dan liur kemudian membentuk plak gigi.
Lambat-laun, plak akan semakin merusak gigi. Bentuk kerusakan gigi yang biasanya dialami anak-anak, antara lain:
Anak-anak yang sering makan makanan manis akan lebih berisiko kena obesitas jika tidak diimbangi dengan makanan bergizi seimbang.
Bahaya makanan manis ini tentu tak berhenti saat anak masih kecil. Anak-anak obesitas akan terus mengalami kondisi ini hingga dewasa jika pola makannya tidak diperbaiki.
Ia juga berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan sebagai berikut:
Bahaya makanan manis juga dapat berdampak pada perilaku anak Anda. Setelah dicerna dan diserap, gula akan memasuki aliran darah dengan cepat. Hal ini memicu kenaikan gula darah secara drastis dan membuat Anak menjadi hiperaktif.
Penelitian dalam laman MedlinePlus juga menunjukkan adanya pengaruh antara asupan gula dengan perilaku anak. Anak-anak yang sering diberikan makanan manis sebagai hadiah oleh orangtuanya justru cenderung berperilaku negatif ketika dewasa.
Tak bisa dipungkiri, anak-anak begitu lekat dengan makanan manis. Tanggung jawab orangtua adalah memastikan bahwa makanan manis yang dikonsumsi anak-anaknya berasal dari sumber yang menyehatkan.
Pilihlah makanan manis yang lebih baik seperti buah-buahan. Anda pun bisa berperan lebih aktif dengan membuat camilan manis sendiri menggunakan bahan yang menyehatkan. Dengan begitu, anak Anda akan terhindar dari bahaya makanan manis yang berlebihan.
Source: hellosehat.com
Perawatan gigi penting dilakukan sejak dini agar anak tidak mengalami masalah gigi dan gusi. Perawatan gigi sudah bisa dilakukan saat gigi pertama anak tumbuh, yaitu sekitar usia 6-12 bulan. Kamu bisa...
Jakarta - Air putih sangat baik untuk tubuh karena dapat menjaga kadar cairan sehingga terhindar dari dehidrasi. Air putih memang sangat bermanfaat, tetapi apakah air putih bermanfaat da...
Bagaimana cara mengatasi fluorosis gigi? Ingatlah bahwa fluorosis hanya mempengaruhi penampilan gigi. Fluorosis gigi tidak menyebabkan gigi berlubang. Oleh karena itu, sebagian besar perawatan untu...
Melatih kedisiplinan anak sejak dini adalah hal penting yang tak boleh orang tua lewatkan. Sebab, dengan hal tersebut, anak tak akan terlalu sering mengeluarkan 'jurus' favoritnya, seper...