Apakah efek penggunaan bantal yang terlalu dini pada bayi? Adakah diantara Mom yang penasaran mengapa bayi dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan bantal terlebih dahulu saat tidur? Berikut beber...
Kamis, 18 Februari 2021 | 11:01 WIB Penulis :
Masuk angin pada bayi membuatnya rewel dan menangis tanpa henti. Biasanya ibu dengan sigap berusaha menenangkannya, tetapi ada juga yang bingung bagaimana cara mengatasinya. Tidak perlu khawatir karena ini biasa terjadi pada setiap bayi.
Namun, sebagai orangtua tentunya Anda perlu mengetahui apa saja gejala mengapa bayi bisa mengalami masuk angin, dan bagaimana cara mengatasinya.
Udara sangat mudah masuk ke dalam sistem pencernaan si kecil. Udara yang masuk dan gas yang dihasilkan sistem pencernaan membuat perut bayi jadi keras, kembung, sering bersendawa, dan buang angin. Tak jarang bayi menjadi rewel karena perutnya terasa tidak nyaman.
Masuk angin pada bayi biasanya disertai dengan beberapa gejala berikut.
Masuk angin membuat perut si kecil tak nyaman. Bayi cenderung menangis selama berjam-jam hingga seharian. Ini biasa terjadi pada bayi yang baru lahir dan memiliki sistem pencernaan yang belum matang. Jika hal ini terjadi setiap hari dan tak kunjung membaik, ada baiknya Anda konsultasikan ke dokter anak.
Bila si kecil terlihat ceria ketika diajak bercanda atau bermain, tapi kini ia cenderung kesal dan rewel, bisa jadi ini gejala masuk angin. Gas yang terjebak di dalam sistem cerna membuatnya lebih rewel.
Masuk angin pada si kecil juga ditandai dengan merahnya wajah bayi saat ia menangis. Selain itu, bayi juga dapat menangis menjerit seperti ia sedang mengalami rasa sakit.
Karena rasa sakitnya yang menyerang kapan saja, membuat bayi terus menerus gelisah dan menangis. Ini menyebabkan waktu tidurnya juga terganggu. Pada bayi yang masuk angin, nafsu makannya pun berkurang.
Anda bisa melihat perubahan sikap yang dialami bayi. Ia menunjukkan ketidaknyamanannya dengan menggeliat, melengkungkan punggung atau meringkuk karena menahan rasa sakit. Selain itu, kakinya terangkat hingga ke dada, terutama saat ia sedang rewel.
Ketika bayi buang angin tentu disertai perasaan lega setelahnya. Namun, kondisinya berbeda ketika bayi mengalami masuk angin. Gas yang terjebak terjadi ketika anak belum memiliki sistem pencernaan yang matang dan ada udara tertelan saat ia sedang menyusu.
Berikut penyebab mengapa masuk angin bisa terjadi pada bayi.
Masuk angin pada bayi disebabkan karena ia menyusu dengan cara yang tidak tepat. Posisi mulut bayi tidak menempel pada puting dan areola, sehingga saat mengisap ASI, ada udara yang ikut masuk ke dalam tubuhnya.
Terlalu sering menangis membuat angin masuk ke dalam perut bayi, Mungkin sulit mengetahui apakah bayi menangis karena ada gas pada perutnya atau menangis menyebabkannya masuk angin. Alangkah baiknya untuk menenangkan bayi sesegera mungkin saat ia mulai menangis.
Kemungkinan lainnya, masuk angin pada bayi disebabkan ketidakcocokan MPASI atau susu formula. Sehingga sistem pencernaan si kecil mengalami gangguan, menghasilkan banyak gas, dan membuat perut kembung.
Sistem pencernaan bayi yang belum matang masih belajar untuk mencerna makanan. Seiring berjalannya waktu sistem pencernaan si kecil akan beradaptasi dalam mencerna makanan. Bayi lebih sering mengeluarkan gas dibandingkan orang dewasa.
Setelah mengetahui gejala dan penyebabnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masuk angin pada bayi. Coba ambil langkah di bawah ini sebagai solusi meredakan gejala ketika si kecil masuk angin.
Cobalah untuk merebahkan bayi pada permukaan datar dan naikkan kakinya. Ayunkan kakinya dengan gerakan seperti mengayuh sepeda untuk membantu mengeluarkan gas yang terjebak dan meredakan gejala masuk angin pada si kecil.
Untuk menyingkirkan gas di dalam perut bayi, Anda bisa menaikkan posisi kepalanya sedikit lebih tinggi dari perutnya untuk membantu bayi bersendawa. Selain itu, sendawa juga mencegah bayi kolik.
Anda bisa memijat perutnya untuk mengatasi masuk angin. Pijat lembut perut bayi dengan gerakan searah jarum jam atau berlawanan. Perhatikan reaksi bayi untuk mengetahui apakah tekanan pijatan yang Anda berikan terlalu kuat atau cukup.
Buat bayi bersendawa dengan menggosok atau menepuk punggungnya secara lembut. Cara ini bisa mengatasi masuk angin dan membuat gas yang terjebak keluar dari perutnya.
Ada beberapa susu yang mengklaim dapat mengurangi gas di dalam perut bayi. Salah satunya susu formula protein terhidrolisis sebagian. Pada susu ini, protein susu sapi terdapat dalam bentuk yang telah dipecah menjadi komponen yang lebih kecil, sehingga memudahkan perut bayi mencerna lebih mudah. Ketika susu dicerna dengan baik, maka tidak ada kelebihan gas yang muncul pada perut bayi.
Namun, ada baiknya ibu tetap menanyakan apakah perlu menyertakan susu ini untuk menjawab masalah gas yang terjebak pada sistem pencernaan bayi.
Coba lakukan lima langkah di atas untuk mengurangi gejala masuk angin pada si kecil. Namun, jika gejala masih menetap, tak ada salahnya ibu segera berkonsultasi ke dokter anak.
Source: hellosehat.com
Apakah efek penggunaan bantal yang terlalu dini pada bayi? Adakah diantara Mom yang penasaran mengapa bayi dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan bantal terlebih dahulu saat tidur? Berikut beber...
5 Rekomendasi Kado Spesial Untuk Ibu di Hari Ibu Hari ibu yang jatuh pada bulan Desember menjadi salah satu momen spesial bagi seorang anak. Banyak yang ingin menunjukkan kasih sayangnya deng...
Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI saja sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Maka dari itu, bayi membutuhkan MPASI atau makanan pendamping ASI. Dikutip dari idai.or.id, tu...
Virus Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 merupakan jenis virus baru yang berasal dari hewan, yaitu kelelawar. Virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok ini juga dapat menular antarm...