Memahami Tekstur Pup Bayi

Senin, 14 Maret 2022 | 16:04 WIB Penulis :


orangtua juga perlu mengetahui seperti apa perbedaan konsitensi atau tekstur kotorannya. Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, tekstur BAB bayi tergantung pada kandungan air di dalamnya.Apabila kandungan air sedikit, bentuknya akan keras. Sebaliknya, apabila terlalu banyak air, teksturnya pun akan encer atau cair. Beriktu penjelasannya.

1. Konsistensi pup bayi baru lahir

Pup bayi yang baru lahir memiliki konsistensi tebal dan kental seperti tar. Kondisi ini normal, karena warna dan teksturnya akan berubah dalam beberapa hari.Jika kondisi berlanjut, hubungi dokter anak karena bisa menjadi tanda bayi kurang mendapatkan asupan susu.

2. Konsistensi pup bayi yang minum ASI

Bayi yang mengonsumsi ASI akan memiliki feses dengan tekstur lebih encer dan mungkin mengandung seperti biji-bijian. Tak perlu khawatir, karena ini bukan menjadi tanda bayi mengalami diare.

3. Konsistensi pup bayi yang minum susu formula

Bayi yang mengonsumsi susu formula cenderung memiliki pup lebih padat dengan warna hijau, kuning, atau cokelat.Apabila ia mengalami sembelit, kenali beberapa tandanya, seperti jarang buang air besar, kesulitan mengejan, dan pup bayi terlihat keras.

4. Pup setelah masa MPASI

Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, feses bayi bisa jadi keras dan sulit dikeluarkan atau sembelit. Pup bayi yang kecil seperti batu kerikil dan berwarna cokelat tua adalah ciri-ciri sembelit.

5. Diare

Ciri-ciri bayi diare, di antaranya adalah kotoran encer menyerupai air dan berlangsung lebih dari 10 kali.Umumnya, penyebab diare pada bayi baru lahir adalah karena pencernaannya masih belum berkembang secara matang daripada bayi yang sudah masuk ke tahap MPASI.

6. Pup berlendir atau berbusa

Warna pup bayi baru lahir yang normal adalah kuning mustard. Konsistensinya pun terlihat cenderung cair, berbusa, dan berbau asam. Penyebabnya, usus bayi belum berfungsi sempurna, sehingga sebagian laktosa (gula susu) belum tercerna dengan sempurna.Pup bayi berlendir dan berbusa juga bisa terjadi saat ia mengeluarkan banyak air liur akibat tumbuh gigi dan sering menelan ludah selama proses teething.Jika Anda melihat tekstur BAB berlendir atau berbusa, sedangkan bayi tidak dalam masa tumbuh gigi, penyebabnya bisa jadi adalah infeksi, sehingga membutuhkan penanganan dokter anak.

7. Darah pada feses

Darah mungkin saja ada pada BAB bayi karena ia kesulitan mengejan saat sembelit atau juga menjadi tanda  infeksi.Selain itu, ini juga bisa terjadi karena ada sejumah kecil darah tertelan akibat puting ibu berdarah. Biasanya, muncul sebagai bintik hitam atau merah tua pada pup bayi.

8. Sisa potongan makanan

Pada masa MPASI, Anda bisa menemukan sisa potongan makanan pada pup bayi. Hal ini terjadi karena makanan tidak dapat tercerna dan melewati sistem pencernaan bayi secara sempurna

 

Source: https://www.sehatq.com/

Artikel Lainnya

Pemberian serat sering digembar-gemborkan bisa dilakukan untuk mencegah sembelit, termasuk pada bayi. Meskipun demikian, pemberiannya tetap harus diperhatikan agar tak berlebihan dan justru memicu sem...

Sedang mencari tutorial membuat sensory play di rumah untuk bermain anak Anda? Anda sudah ada ditempat yang tepat, simak sampai habis, karena kami akan memberikan informasi berbagai macam ca...

Bayi sering mengalami ruam kering dan bersisik, yang biasanya berada di pipi, lengan, kaki, dada dan bagian tubuh lainnya juga. Terkadang, ruam kulit anak menjadi semakin meradang dan diperburuk garuk...

Urusan tumbuh kembang anak selalu menjadi prioritas orang tua. Setiap fase tumbuh kembangnya perlu dipantau agar selalu berjalan sesuai tahapannya. Termasuk perkembangan fisiknya, tak terkec...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................