Cara memasak ternyata berperan menentukan kualitas nutrisi masakan! Dalam mengolah masakan, biasanya kita hanya fokus memerhatikan bahan bakunya saja. Pastikan Bunda juga memerhatikan proses ...
Senin, 14 Maret 2022 | 16:04 WIB Penulis :
orangtua juga perlu mengetahui seperti apa perbedaan konsitensi atau tekstur kotorannya. Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, tekstur BAB bayi tergantung pada kandungan air di dalamnya.Apabila kandungan air sedikit, bentuknya akan keras. Sebaliknya, apabila terlalu banyak air, teksturnya pun akan encer atau cair. Beriktu penjelasannya.
Pup bayi yang baru lahir memiliki konsistensi tebal dan kental seperti tar. Kondisi ini normal, karena warna dan teksturnya akan berubah dalam beberapa hari.Jika kondisi berlanjut, hubungi dokter anak karena bisa menjadi tanda bayi kurang mendapatkan asupan susu.
Bayi yang mengonsumsi ASI akan memiliki feses dengan tekstur lebih encer dan mungkin mengandung seperti biji-bijian. Tak perlu khawatir, karena ini bukan menjadi tanda bayi mengalami diare.
Bayi yang mengonsumsi susu formula cenderung memiliki pup lebih padat dengan warna hijau, kuning, atau cokelat.Apabila ia mengalami sembelit, kenali beberapa tandanya, seperti jarang buang air besar, kesulitan mengejan, dan pup bayi terlihat keras.
Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, feses bayi bisa jadi keras dan sulit dikeluarkan atau sembelit. Pup bayi yang kecil seperti batu kerikil dan berwarna cokelat tua adalah ciri-ciri sembelit.
Ciri-ciri bayi diare, di antaranya adalah kotoran encer menyerupai air dan berlangsung lebih dari 10 kali.Umumnya, penyebab diare pada bayi baru lahir adalah karena pencernaannya masih belum berkembang secara matang daripada bayi yang sudah masuk ke tahap MPASI.
Warna pup bayi baru lahir yang normal adalah kuning mustard. Konsistensinya pun terlihat cenderung cair, berbusa, dan berbau asam. Penyebabnya, usus bayi belum berfungsi sempurna, sehingga sebagian laktosa (gula susu) belum tercerna dengan sempurna.Pup bayi berlendir dan berbusa juga bisa terjadi saat ia mengeluarkan banyak air liur akibat tumbuh gigi dan sering menelan ludah selama proses teething.Jika Anda melihat tekstur BAB berlendir atau berbusa, sedangkan bayi tidak dalam masa tumbuh gigi, penyebabnya bisa jadi adalah infeksi, sehingga membutuhkan penanganan dokter anak.
Darah mungkin saja ada pada BAB bayi karena ia kesulitan mengejan saat sembelit atau juga menjadi tanda infeksi.Selain itu, ini juga bisa terjadi karena ada sejumah kecil darah tertelan akibat puting ibu berdarah. Biasanya, muncul sebagai bintik hitam atau merah tua pada pup bayi.
Pada masa MPASI, Anda bisa menemukan sisa potongan makanan pada pup bayi. Hal ini terjadi karena makanan tidak dapat tercerna dan melewati sistem pencernaan bayi secara sempurna
Source: https://www.sehatq.com/
Cara memasak ternyata berperan menentukan kualitas nutrisi masakan! Dalam mengolah masakan, biasanya kita hanya fokus memerhatikan bahan bakunya saja. Pastikan Bunda juga memerhatikan proses ...
Selain memilih menu MPASI yang tepat, kebersihan peralatan MPASI juga tak boleh luput dari perhatian Bunda. Jika ini terabaikan, MPASI bisa saja terkontaminasi virus dan bakteri yang dapat membuat Si ...
Saat berpuasa memang paling tak nyaman jika mengalami perut kembung akibat asam lambung naik. Tak hanya bikin nyeri, tapi asam lambung yang naik juga membuat mulut terasa asam dan mual. Bahkan, mulut ...
Saat hamil, wanita bisa saja mengalami diabetes melitus gestasional (DMG). Meski kadar gula darah akan normal kembali pasca melahirkan, ada beberapa anjuran bagi para ibu. dr Mangatas Manalu SpPD d...