Apakah bayi Anda suka tidak bisa diam atau justru mencakar dada Anda saat sedang menyusu? Apa ia berusaha “kabur” dari menyusu sambil menarik puting Anda di mulutnya dan jadi menangis rewe...
Selasa, 18 Oktober 2022 | 14:53 WIB Penulis :
Saat Ibu mengalami anemia, darah Ibu tidak memiliki sel darah merah yang cukup sehat untuk mengangkut oksigen ke jaringan Ibu dan kepada janin. Selama masa kehamilan, tubuh Ibu akan memproduksi lebih banyak darah demi mendukung perkembangan janin di dalam kandungan Ibu. Jika Ibu tidak mendapatkan zat besi yang cukup atau nutrisi penting lainnya, maka tubuh Ibu tidak akan mampu memproduksi sel darah merah.
Meskipun saat sebelum hamil Ibu tidak pernah mengalami anemia, Ibu bisa saja mengalami anemia ketika hamil. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya asupan gizi, terutama zat besi. Kebutuhan zat besi pada tubuh ibu hamil terus-menerus meningkat sesuai dengan usia kehamilan.
Zat besi adalah zat gizi penting untuk membentuk hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Selama masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh Ibu meningkat hingga 50% lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tubuh dalam keadaan normal, sehingga Ibu memerlukan banyak zat besi yang membentuk hemoglobin untuk mengimbangi kenaikan volume darah. Juga untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi perkembangan janin dan plasenta.
Sayangnya, kebanyakan ibu hamil tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan zat besi yang diperlukan tubuh, terutama pada trimester kedua dan ketiga saat kebutuhan tubuh akan sel darah sangat meningkat drastis. Jika Ibu berada dalam kondisi kekurangan zat besi pada Ibu hamil untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan, maka Ibu berisiko mengalami anemia.
Sekitar 14-62% wanita di negara berkembang mengalami anemia saat hamil. Selain berisiko menyebabkan depresi pada ibu setelah melahirkan, anemia saat kehamilan juga bisa berdampak buruk pada janin, seperti lahir prematur atau bahkan kematian.
Ketika seorang wanita hamil, tubuhnya akan secara alami membentuk lebih banyak sel darah merah untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi janin. Produksi sel darah merah dan hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Ketika tubuh tidak memiliki bahan-bahan ini dalam jumlah yang cukup, maka dapat terjadi anemia (kekurangan sel darah merah).
Gejala anemia pada ibu hamil dapat berupa letih, lelah, kulit tampak pucat, jantung berdebar, sesak napas, sulit berkonsentrasi, pusing, dan hingga pingsan. Penyebab anemia pada ibu hamil ada banyak, mulai dari kekurangan asupan zat besi dan vitamin B12, perdarahan, atau pola makan yang kurang sehat. Selain itu, faktor lain, seperti asupan kafein atau kopi berlebihan, juga disebut dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk mengalami anemia.
Bahaya Anemia pada Ibu Hamil
Berikut ini adalah beberapa bahaya anemia, baik terhadap kesehatan dan keselamatan ibu yang mengandung maupun janinnya:
1. Depresi postpartum / Depresi pasca persalinan
Depresi postpartum adalah depresi yang dialami oleh ibu setelah persalinan. Mengalami anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi postpartum.
2. Risiko fatal bila terjadi perdarahan saat bersalin
Bila seorang ibu hamil mengalami anemia saat proses persalinan dilakukan, maka hal itu akan membahayakan keselamatannya ketika terjadi perdarahan.
3. Bayi lahir prematur
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum tanggal perkiraan persalinan atau sebelum minggu ke-37 kehamilan. Selain sejumlah masalah kesehatan, bayi yang lahir prematur juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Penelitian menunjukan bahwa anemia pada trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.
4. Bayi lahir dengan anemia
Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan bayi ikut terlahir dengan anemia. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami gangguan kesehatan dan gangguan tumbuh kembang.
5. Kematian janin
Beberapa penelitian menunjukan bahwa anemia pada kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian janin sebelum maupun sesudah persalinan.
Untuk mengatasi anemia selama kehamilan, Anda dapat meningkatkan asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12, baik dalam bentuk suplemen yang diberikan oleh dokter maupun dalam bentuk makanan yang Anda konsumsi sehari-hari. Contoh makanan yang kaya akan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 adalah daging merah, sayuran berdaun hijau tua, telur, kacang-kacangan, ayam, dan ikan.
Untuk mencegah anemia dan mengatasinya sedini mungkin sebelum menimbulkan berbagai bahaya anemia pada ibu hamil seperti yang telah disebutkan di atas, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan.
Source : herminahospitals.com/
Apakah bayi Anda suka tidak bisa diam atau justru mencakar dada Anda saat sedang menyusu? Apa ia berusaha “kabur” dari menyusu sambil menarik puting Anda di mulutnya dan jadi menangis rewe...
Jarak yang terlalu dekat antara melahirkan dengan kehamilan berikutnya atau yang lebih dikenal dengan istilah hamil kesundulan ini, bukan hal yang jarang terjadi. Masih ASI dan belum haid lagi, kok...
Cara Mencegah Rotavirus Vaksin rotavirus direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan Vaksin ini dibutuhkan untuk mencegah bayi atau ...
Memperoleh tidur yang cukup dan berkualitas sangat baik untuk proses tumbuh kembang bayi. Namun, tak sedikit bayi yang kerap terbangun saat tidur di malam hari. Hal apa sajakah yang bisa mengganggu ti...