Waspadai Dermatitis Seboroik, Kondisi Kulit Kering dan Berkerak pada Bayi

Senin, 28 Juni 2021 | 13:09 WIB Penulis :


Apakah Moms melihat tumpukan kulit kering, kulit bersisik, atau kerak parah di kepala bayi? Itu bisa jadi merupakan gejala dermatitis seboroik infantil.

Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit umum yang menyerang manusia, terutama memengaruhi kulit kepala. Kondisi ini menyebabkan bercak bersisik, kulit merah dan ketombe membandel.

Jika hal tersebut menyerang Si Kecil, Moms dapat segera menghubungi dokter anak atau spesialis kulit.

Berikut ini adalah informasi seputar dermatitis seboroik pada bayi, semoga dapat membantu ya, Moms!

Dermatitis Seboroik pada Bayi

Menurut American Academy of Dermatology (AAD), dermatitis seboroik infantil adalah istilah medis untuk kondisi yang sering disebut cradle cap. Dermatitis seboroik juga disebut ketombe, eksim seboroik, dan psoriasis seboroik.

Dikutip melalui WebMD, bayi baru lahir dan orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun, lebih mungkin terkena dermatitis seboroik. Ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan pada orang dengan kulit berminyak.

Ini merupakan kondisi yang umum berkembang pada bayi. Dimana tumpukan kulit mati seperti ketombe terbentuk di kulit kepala bayi. Tumpukan ini bisa menjadi tebal dan berkerak, tetapi tidak berbahaya.

Bayi biasanya juga mengalami gejalanya di area popok dan bagian tubuh lainnya. Di area popok, ruam merah bahkan sering disalahartikan sebagai ruam popok.

Tidak sedikit pula bayi yang menderita ruam merah bersisik di sebagian besar tubuhnya.

Namun, tidak peduli di mana pun bagian tubuh yang terkena dermatitis seboroik, gejalanya biasanya cenderung menghilang secara permanen saat bayi berusia antara 6 bulan hingga 1 tahun.

Melansir National Eczema, dermatitis seboroik bisa hilang tanpa pengobatan, tetapi juga Moms mungkin memerlukan banyak perawatan berulang sebelum gejalanya hilang. Penyaki ini mungkin juga dapat kembali lagi nanti.

Mandi harian dengan sabun dan sampo yang lembut dapat membantu mengurangi sifat berminyak dan penumpukan kulit mati, yang menjadi gejala dermatitis seboroik.

Apa Penyebab Dermatitis Seboroik pada Bayi?

“Biasanya disebabkan oleh hormon maternal yang masih ada di dalam tubuh bayi,” jelas Dr. Adnan Mir, Ketua Komite dari Society for Pediatric Dermatology, seperti dikutip dari laman Fatherly.

“Jadi, selama hormon-hormon itu masih ada, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk membuatnya lebih baik atau memperburuk kondisinya," imbuhnya.

Selain itu, belum ada penyebab pasti mengapa dermatitis seboroik dapat menyerang bayi.

Melansir melalui Cleveland Clinic, kelebihan kelenjar sebaceous penghasil minyak bayi di bagian kepala atau sejenis ragi dalam minyak dapat berkontribusi pada kondisi tersebut.

Tidak hanya hormon di tubuh bayi, para ilmuwan berpendapat bahwa perubahan kadar hormon dalam tubuh ibu selama kehamilan juga dapat menyebabkan kelenjar sebaceous bayi untuk memproduksi secara berlebihan.

Sel kulit normal secara alami dilepaskan dalam proses yang disebut deskuamasi. Namun, sel-sel tersebut akan tetap menempel di kulit kepala jika minyaknya melimpah.

Menurut Skin Sight, kondisi dermatitis seboroik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Ringan - hanya sedikit mengelupas dan kemerahan di beberapa area kecil.

  • Sedang - beberapa area yang terkena kemerahan dan gatal yang mengganggu.

  • Parah - area kemerahan yang luas, gatal parah, dan tidak responsif terhadap tindakan perawatan diri.

Diagnosa Dermatitis Seboroik
Kondisi dermatitis seboroik sering kali dianggap sebagai penyakit kulit yang lain. Melansir WebMD, biasanya, dokter akan menganalisa umur bayi, kondisi apa saja yang sering bayi alami, serta kondisi kulit bayi lainnya, seperti:

  • Psoriasis - Kondisi ini menyebabkan banyak sisik putih keperakan, sering kali di siku dan lutut. Bayi mungkin mengalami ini bersamaan dengan dermatitis seboroik.

  • Eksim (dermatitis atopik) - Ini biasanya menyebabkan kulit meradang di kepala, siku, atau lutut.

  • Rosacea - Ini juga bisa terjadi bersamaan dengan dermatitis. Ini menyebabkan ruam merah dengan sedikit atau tanpa sisik, seringkali di wajah. Rosacea bisa pergi dan kembali beberapa kali.

  • Reaksi alergi -Jika ruam terasa gatal dan tidak sembuh dengan pengobatan, alergi dapat menjadi salah satu penyebabnya.

  • Lupus eritematosa sistemik - Beberapa tahap dari kondisi ini dapat menyebabkan ruam berbentuk kupu-kupu di bagian tengah wajah.

Walaupun belum pasti, menurut Childrens, dermatitis seboroik juga telah dikaitkan pada orang dewasa dengan gangguan neurologis seperti penyakit parkinson, stroke, dan epilepsi. Sehingga, ada baiknya Moms juga menjelaskan riwayat kesehatan kedua orangtua bayi.

Pengobatan untuk Dermatitis Seboroik pada Bayi

Dalam laman National Eczema, dikatakan jika dermatitis seboroik yang diderita bayi cukup ringan, krim antijamur topikal atau sampo yang mengandung ketoconazole, selenium sulfide, tar batubara atau seng pyrithione, mungkin cukup untuk mengendalikan gejalanya.

Moms juga dapat membiarkannya tanpa memberikan pengobatan apapun jika Si Kecil tampak tidak nyaman ketika Moms melakukannya.

Dalam kasus yang lebih parah, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis kulit. Biasanya akan diresepkan steroid topikal atau TCI yang berfungsi menenangkan peradangan. Agen antijamur oral biasanya juga digunakan.

Melansir Childrens, ada baiknya untuk:

  • Hindari cuaca panas, lembab atau dingin, cuaca kering.

  • Keramas sering dengan sampo antijamur.

  • Keringkan kulit secara menyeluruh setelah mandi.

  • Kenakan pakaian longgar dan berbahan adem, seperti katun.

Perawatan yang Tepat untuk Meringankan Gejala

“Mencuci rambut dan kepala bayi menggunakan sampo secara teratur dapat menghilangkan kerak dermatitis seboroik dengan lebih cepat. Gunakan sikat lembut untuk membersihkan kerak dan penumpukan berlebih,” kata Mackler, MD, asisten profesor klinis di Departemen Kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, New York, seperti dikutip dari The Bump.

“Penumpukan kerak dapat menyebabkan kondisi dermatitis seboroik menjadi lebih buruk.”

Moms juga dapat melakukan perawatan di bawah ini untuk meringankan gejala dermatitis seboroik pada Si Kecil:

  • Oleskan baby oil atau petroleum jelly ke kulit kepala bayi sekitar 1 jam sebelum mandi untuk melonggarkan kerak.

  • Pijat lembut sampo ke kulit kepala bayi selama beberapa menit untuk menghilangkan kerak. Pastikan menggunakan sampo berbahan lembut yang dibuat khusus untuk bayi.

  • Bilas dengan baik dan keringkan dengan lembut.

Untungnya, dermatitis seboroik pada bayi tidak berbahaya dan tidak selalu memerlukan pengobatan.

Namun, segera hubungi dokter jika bayi tampak tidak nyaman dan kulit kepalanya berdarah atau mengeluarkan cairan berwarna kuning.

Nah itu dia Moms seputar dermatitis seboroik. Ada baiknya segera hubungi dokter dan jangan membuat analisis peribadi, ya!

Source: www.orami.co.id

 

Artikel Lainnya

Lip tie dan tounge tie yang tidak terdeteksi dapat menghambat proses menyusui bayi Menjadi seorang Mama adalah hal yang sangat membahagiakan. Meski demikian, banyak hal yang terjadi setelah proses ...

Usia 8 minggu pasca persalinan, Bunda disarankan untuk melakukan tes IVA, Pap Smear, dan vaksin serviks. Berikut ini penjelasannya. - Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher r...

Memperoleh tidur yang cukup dan berkualitas sangat baik untuk proses tumbuh kembang bayi. Namun, tak sedikit bayi yang kerap terbangun saat tidur di malam hari. Hal apa sajakah yang bisa mengganggu ti...

Kehamilan pertama seringkali ditanggapi dengan kecemasan dan kekhawatiran, kurangnya pengetahuan dan pengalaman calon ibu menjadi alasan adanya tekanan mental yang menganggu kesehatan psikis ibu hamil...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................