Minder merupakan kondisi di mana seseorang bermental rendah diri, mudah khawatir dan cemas. Kondisi minder bisa dialami siapa saja baik itu orang dewasa atau anak-anak. Rasa mi...
Selasa, 02 Mei 2023 | 16:03 WIB Penulis :
Jika payudara terasa nyeri, lebih sensitif, bengkak, hingga luka, sebaiknya ibu mempelajari cara merawat payudara agar ASI lancar.
Ya Moms, data dari International Breastfeeding Journal menunjukkan, 89 persen ibu mengalami rasa sakit pada payudara dan puting selama masa menyusui. Rasa sakit ini bahkan bisa terjadi sejak masa kehamilan.
Dua yang paling sering dialami para ibu adalah puting pecah-pecah dan luka. Penyebab umumnya adalah posisi menyusui atau pelekatan puting yang tidak tepat, penggunaan pompa ASI yang salah, bayi tumbuh gigi, hingga infeksi jamur dalam mulut bayi.
Problem ini tentu menyebabkan rasa sakit selama menyusui, membuat ASI tidak lancar, bahkan menyebabkan infeksi dan jamur. Pasti tidak mau mengalaminya kan, Moms?
Karenanya, ibu perlu belajar cara menyusui dengan tepat sejak masa kehamilan hingga mempersiapkan starter pack yang bisa membantu mengurangi rasa nyeri pada payudara dan puting selama menyusui nanti.
Kelancaran produksi ASI sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Sayangnya, kadang ada beberapa kondisi yang membuat ASI tidak langsung keluar begitu saja setelah melahirkan atau produksinya hanya sedikit.
Untuk itu, ibu perlu menerapkan beberapa cara memperlancar ASI. Mulai dari memperbanyak minum air putih serta mengonsumsi makanan bergizi. Pastikan juga, ibu cukup istirahat dan selalu berpikir positif.
Selain itu, ibu juga perlu memperhatikan cara merawat payudara agar proses menyusui lancar. Harus mulai dari mana? Yuk, simak lengkapnya!
Menggunakan bra terlalu kecil dari ukuran payudara Anda, sangat tidak disarankan ya, Moms. Bra yang tidak tepat bisa menyebabkan payudara luka, iritasi, atau puting pecah-pecah.
Selain ukuran bra, pemilihan material bra juga perlu diperhatikan. Selain itu, pilih juga bra berbahan katun yang mudah menyerap keringat dan hindari bra berbahan sintetis. Dilansir dari WebMD, bra bahan sintetis bisa memerangkap kelembapan dalam waktu yang lama dan berpotensi menyebabkan iritasi.
Foto: Chatchai.wa/Shutterstock
Tidak disarankan juga menggunakan bra dengan kawat. Selain karena tidak nyaman, saluran ASI pun bisa tersumbat. Pilihlah bra dengan bahan yang lebih longgar, ukuran pas, tali yang lebih lebar, dan punya banyak kait.
Saat ini, bra khusus ibu menyusui model bralette atau soft cup bra sudah banyak dipasaran. Jangan lupa, Moms, cobalah bra secara langsung sebelum membelinya agar moms mendapatkan bra yang benar-benar pas.
Moms, salah satu persiapan menyusui agar ASI lancar adalah belajar memijat payudara. Cara ini bisa memperlancar peredaran darah yang ada di payudara dan mengurai kelenjar susu yang mengendap di saluran ASI.
Dilansir dari Kemenkes Indonesia, memijat payudara juga bisa meredakan pembengkakan yang umum terjadi pada ibu menyusui, lho. Berikut cara memijat payudara:
Letakkan kedua telapak tangan di bagian depan payudara dan gerakkan satu ke atas dan satu ke bawah. Ulangi hingga 15-20 kali.
Ganti dengan gerakan melingkar di sekitar puting sekitar 15–20 kali.
Urut perlahan dari arah bawah hingga mengerucut ke bagian puting.
Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memelintir lembut puting beberapa kali.
Foto: Nitcharee/Shutterstock
Sebelum mulai pijatan payudara, Anda disarankan mencuci tangan terlebih dahulu dan mengompres payudara dengan air hangat.
Di akhir masa melahirkan dan awal menyusui, ada masa penyesuaian yang dihadapi para ibu. Mulai dari luka pada puting, rasa gatal, kulit kering di sekitar puting, bahkan adanya darah.
Untuk menghilangkan rasa tidak nyaman dan keluhan tersebut, ibu disarankan untuk menggunakan nipple cream sejak masa kehamilan. Meski begitu, ibu perlu memperhatikan kandungan di dalam nipple cream yang akan digunakan.
Foto: metamorworks/Shutterstock
Hindari nipple cream yang mengandung lanolin, lemak kuning yang berasal dari domba. Dilansir dari Healthline, lanolin memang bisa menghidrasi dan melembutkan area yang kasar, kering, atau bersisik.
Sayangnya, kandungan lanolin bisa menyebabkan alergi pada sebagian orang. Penelitian yang berjudul Lanolin for the treatment of nipple pain in breastfeeding women: a randomized controlled trial (2016) menunjukkan bahwa pengaplikasian lanolin tidak mengurangi nyeri puting dibandingkan dengan perawatan biasa.
Alergi lanolin pada puting ibu bisa menyebar ke seluruh tubuh, atau bahkan residunya bisa tertelan bayi. Jadi agar lebih aman, pilihlah nipple cream tanpa lanolin seperti PUREMOM Nipple Cream.
PUREMOM Nipple Cream untuk bantu mencegah dan mengatasi luka atau lecet puting. Foto: dok. PUREMOM
Mengandung zat aktif Provitamin B5 (D-panthenol), vitamin E, olive oil, PUREMOM Nipple Cream bisa bantu ibu mengatasi dan mencegah luka atau puting lecet akibat menyusui. Cukup oleskan produk ke area puting dan sekitarnya setelah menyusui, ya Moms. Sebab, PUREMOM Nipple Cream aman untuk ibu dan bayi, tidak perlu dibilas atau dibersihkan lagi.
PUREMOM Nipple Cream hadir dengan kemasan tube 15 gram dengan tekstur yang halus dan lembut sesuai untuk daerah puting dan areola. PUREMOM Nipple Cream tanpa lanolin efektif mengobati luka puting, tanpa pewangi tambahan, tanpa aroma dan rasa sehingga aman dan nyaman untuk si kecil.
PUREMOM Nipple Cream ini bisa Anda beli di di Century, Kimia Farma, K24, Farmers Market, Food Hall, AEON, Baby Shop dan e-commerce kesayangan Anda, Moms. Jangan lupa, cek selengkapnya di instagram @puremom.indonesia, ya!
Source : https://kumparan.com/
Minder merupakan kondisi di mana seseorang bermental rendah diri, mudah khawatir dan cemas. Kondisi minder bisa dialami siapa saja baik itu orang dewasa atau anak-anak. Rasa mi...
Setelah Mama selesai memandikan bayi sekaligus bermain bersamanya, masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan. Pastikan Mama menyediakan handuk di dekat Mama sebelum memulai rutinitas mandi....
Peradangan usus buntu atau apendisitis adalah kondisi yang terjadi saat usus buntu meradang, membengkak, atau terinfeksi. Masalah ini paling sering diderita anak-anak dan remaja berusia 5-20 tahu...
Saat si Kecil demam, Mom pasti langsung merasa resah melihat kondisi si Kecil sehingga terburu-buru memberikan obat penurun panas. Padahal, demam atau panas sebetulnya tidak selalu menunjukkan ko...