Menjadi seorang vegetarian memang sangat baik dan menyehatkan. Apalagi, jika kamu ingin memiliki tubuh yang langsing atau bentuk tubuh ideal. Keputusan menjadi seorang vegetarian adalah keputusan yang...
Selasa, 31 Oktober 2023 | 14:56 WIB Penulis :
"Pemberian MPASI pada Si Kecil perlu memerhatikan tekstur yang disesuaikan usianya. Selain memenuhi nutrisi, menaikkan tekstur MPASI bertujuan untuk melatih oromotor bayi."
Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian MPASI setelah bayi menginjak usia 6 bulan. Nah, salah satu hal penting dari keberhasilan MPASI adalah memberikan tekstur sesuai usia bayi.
Penyesuaian tekstur ini bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga stimulasi kemampuan makan Si Kecil.
Si Kecil saat berusia 6 bulan masih diberikan tekstur lembut untuk perkenalan makanan padat sehingga ia memiliki waktu adaptasi dengan tekstur MPASI yang berbeda dari ASI.
Saat usia 8 bulan, ia sudah dikenalkan dengan tekstur agak kasar untuk melatih perkembangan oromotor, misalnya kemampuan mengunyah. Usia 12 bulan tekstur makanan keluarga untuk melatih keterampilan makannya agar sempurna.
Tekstur yang tepat membantu Si Kecil lebih mudah menerima makanan baru di tahun pertamanya, sehingga mempermudah di tahun berikutnya. Hal ini mampu mengurangi reaksi menolak makanan baru pada masa toddler (1-3 tahun).
Nah, berikut sejumlah tips saat ingin menaikkan tekstur makanan MPASI.
Kenaikan tekstur ini harus dikenalkan secara perlahan dan bertahap. Terkadang anak membutuhkan 10-15 kali pengenalan makanan baru termasuk tekstur yang berbeda, sampai ia bisa menerimanya. Jadi, ibu perlu bersabar dan konsisten, ya.
Baca juga: Cara Mengolah MPASI untuk Anak yang Mulai Makan
1. Pastikan kesiapan Si Kecil
Menaikkan tekstur MPASI dari usia 8 bulan harus diperhatikan kesiapan anak. Misalnya, Si Kecil sudah terbiasa dengan tekstur sebelumnya, sudah bisa memindahkan makanan dari 1 sisi mulut ke lainnya, sudah mulai terlihat gerakan mengunyah ataupun Si Kecil terlihat sudah tidak tertarik dengan tekstur sebelumnya. Nah, hal yang penting juga adalah usianya sudah sesuai dengan tekstur yang seharusnya.
2. Kenalkan dengan porsi kecil terlebih dahulu
Hal ini penting untuk memancing ketertarikan anak. Jika sudah langsung dikenalkan dengan porsi yang terlalu banyak, dikhawatirkan Si Kecil sudah menolak duluan.
3. Kenalkan secara bertahap
Ibu bisa mulai dengan mengenalkan 1 porsi tekstur yang berbeda per hari untuk adaptasi. Misalnya bubur halus di waktu sarapan dan makan siang kemudian bubur kasar untuk makan malam.
Lihat reaksi dan penerimaan Si Kecil. Jika sudah berhasil, Ibu bisa menaikkannya dengan 2 kali per hari tekstur kasar dan sekali tekstur halus hingga Si Kecil bisa menerima 3 kali makan dengan tekstur kasar.
Ibu juga bisa menaikkan tekstur per komponen makanan dan tidak sekaligus. Misalnya, lauk yang dicincang namun bubur dan sayur tetap halus, atau sayur yang dicincang namun bubur dan lauk tetap halus.
Jika Si Kecil sudah menerima, bisa dinaikkan komponennya menjadi bubur tetap halus namun lauk dan sayur dicincang. Nah, lakukan hingga Si Kecil menerima semua komponen dengan tekstur yang kasar.
4. Tetap terapkan feeding rules
Kunci utama keberhasilan MPASI dengan menerapkan feeding rules yang baik setiap harinya. Hal ini penting untuk membentuk kebiasaan makan yang baik sehingga Si Kecil pun lebih mudah menerima tekstur yang baru.
5. Sabar dan konsisten
Tidak perlu memaksa Si Kecil langsung menerima tekstur yang baru untuk menghindari Si Kecil trauma terhadap proses makan. Ibu harus sabar dan konsisten ketika mengenalkan tekstur baru untuk Si Kecil. Terkadang butuh perkenalan 10-15 kali sebelum anak bisa menerima makanan.
Si Kecil tidak dilatih naik tekstur dan masih mengonsumsi makanan yang halus rentang mengalami gangguan kemampuan makan. Masalah yang mungkin muncul, yaitu:
1. Kurangnya kemampuan mengunyah
Alasan utama menaikkan tekstur MPASI adalah mengasah kemampuan oromotor bayi.
Nah, mengunyah adalah salah satu kemampuan oromotor yang perlu diasah perlahan. Itu sebabnya, tekstur makanan naik secara bertahap.
Tekstur makanan bisa merangsang gerakan rahang, lidah, dan otot pipi anak. Ketika tekstur tidak naik, hal ini bisa membuat anak lama mengunyah makanan atau sulit berbicara.
Terlambat memperkenalkan tekstur makanan bisa membuat anak suka melepeh atau mengemut makanan. Anak mungkin sudah terlalu nyaman mengonsumsi makanan yang lembut.
Alhasil, anak akan langsung melepeh atau mengemut makanan saat tekstur makanannya terlalu kasar.
Selain itu, Si Kecil mungkin menjadi enggan untuk mengunyah karena tekstur makanan tidak berubah sehingga jadinya hanya diemut.
Anak yang sudah terlalu nyaman dengan tekstur lembut juga bisa menghambat perkembangan otot lambungnya. Otot lambung juga sudah terbiasa memproses makanan yang ringan. Ketika harus mencerna makanan yang bertekstur kasar, otot lambung perlu usaha lebih atau bahkan kesulitan sehingga Si Kecil cenderung menghadapi masalah pencernaan.
Tidak terlatihnya kemampuan oromotor bayi juga bisa menghambat kemampuan bicaranya. Meski sudah bisa berbicara, kurang terlatihnya oromotor bisa memengaruhi kejelasan artikulasi ucapan.
Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2023. Complementary feeding.
Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2023. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
Verywell Family. Diakses pada 2023. Making Sense of ‘Stages’ and ‘Steps’ on Baby Food Labels.
Parents. Diakses pada 2023. Understanding Baby Food Label Stages: A Cheat Sheet for Parents.
Baby Center. Diakses pada 2023. What to do if your baby won’t eat solid food.
Source : https://www.halodoc.com/
Menjadi seorang vegetarian memang sangat baik dan menyehatkan. Apalagi, jika kamu ingin memiliki tubuh yang langsing atau bentuk tubuh ideal. Keputusan menjadi seorang vegetarian adalah keputusan yang...
Mams, kulit bayi yang baru lahir memang cenderung sensitif. Pasalnya, lapisan kulit Si Newborn masih sangat tipis & halus, sehingga rentan mengala...
Seharian berada di luar ruangan atau sedang berlibur di daerah tropis, membuat kulit terpapar sinar matahari lebih banyak, sehingga kulit pun jadi merah karena terbakar. Lalu, bagi Bunda yang hobi ber...
Salah satu kegiatan bersama Si Kecil yang tidak boleh Bunda lewatkan adalah tummy time. Selain menyenangkan, aktivitas ini bermanfaat bagi tubuh bayi, lho. Cara melakukan tummy time&nbs...