Kesehatan kulit si kecil harus terus terjaga, Ma, apalagi sering memakai popok. Popok kotor dan basah yang tidak cepat diganti bisa cepat menimbulkan masalah pada kulit bayi baru lahir yang masih sens...
Selasa, 31 Oktober 2023 | 15:08 WIB Penulis :
ayi yang telah memasuki masa MPASI umumnya menjadi penasaran dengan segala makanan yang ada di dekatnya. Tak jarang, Si Kecil bahkan mencoba mengambil makanan dari tangan Bunda saat sedang makan. Rasa tidak tega terhadap Si Kecil yang penasaran pun seringkali membuat Bunda mengalah dan memberikan makanan yang diinginkan Si Kecil, termasuk kerupuk.
Hampir setiap orang sepertinya menyukai kerupuk. Camilan yang renyah dan gurih ini pun sering menjadi salah satu makanan wajib yang ada di toples rumah. Tak hanya orang dewasa, kerupuk juga digemari para bayi lho, Bun. Walaupun belum dapat mengunyahnya, rasa kerupuk yang asin membuat bayi suka menjilat serta mengemut kerupuk. Namun sebenarnya bolehkah bayi makan kerupuk?
Kerupuk memang terkadang menjadi makanan favorit para bayi. Saat bayi yang sudah memasuki masa MPASI dan sulit untuk makan, entah mengapa saat diberikan kerupuk ia langsung melahapnya. Namun pemberian kerupuk untuk bayi ternyata tidak disarankan oleh dokter dan ahli gizi, Bun.
Pasalnya, kerupuk mengandung kadar garam yang cukup tinggi. Pada masa MPASI, bayi sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang tinggi kadar garam dan gula. Pemberian makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko gangguan pada ginjal Si Kecil.
National health Service merekomendasikan takaran garam pada bayi usia 0-12 bulan adalah kurang dari 1 gr atau setara 0,4 gr natrium. Sementara itu, untuk usia 1-3 tahun dapat diberikan 2 gr per hari atau setara 0,8 gr natrium. Kebutuhan garam bayi juga umumnya sudah terpenuhi saat mereka mengonsumsi ASI dan juga susu formula.
Maka dari itu, sebaiknya bayi tidak mengonsumsi kerupuk karena mengandung kadar garam yang tinggi serta nilai gizi yang rendah. Jika Si Kecil menolak makanan yang Bunda berikan, sebaiknya Bunda menggantinya dengan menu makan sehat lainnya dan tidak menggantinya dengan kerupuk. Jika bayi sudah mengenal kerupuk, ia justru akan semakin menolak makanan lainnya.
Bayi yang sedang menjalani fase MPASi terkadang menolak untuk makan. Hal ini disebabkan karena bayi masih menyesuaikan diri dari peralihan tekstur makanan cari ke makanan padat. Namun, saat bayi menolak untuk makan, sebaiknya Bunda tidak disarankan untuk memberikannya kerupuk. Daripada memberikan kerupuk, Bunda lebih baik memberikan camilan sehat untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya.
Memilih camilan sehat untuk bayi juga tidak boleh sembarangan, Bun. Selain memastikan camilannya bernutrisi, Bunda sebaiknya memberikan camilan yang mudah dikunyah, mudah dipegang dan berukuran tidak terlalu kecil agar mengurangi risiko bayi tersedak. Berikut ini beberapa rekomendasi camilan sehat yang dapat Bunda berikan untuk Si Kecil:
1. Sayuran rebus/kukus
Saat masa MPASI, Bunda sebaiknya mengenalkan sayuran kepada Si Kecil sedini mungkin agar ia terbiasa makan sayur dan kebutuhan serat serta vitaminnya dapat terpenuhi dengan baik. Bunda dapat memberikan sayuran yang diolah dengan cara dikukus atau rebus. Beberapa sayuran yang dapat diberikan kepada Si Kecil antara lain kentang, brokoli, timun, wortel, dan ubi. Jangan lupa untuk memotong sayuran secara memanjang agar Si kecil dapat memegangnya dan memakannya sendiri.
2. Buah potong
Selain sayur, Bunda juga dapat memberikan Si Kecil buah potong seperti pisang, pepaya, buah naga, atau mangga. Buah-buahan ini memiliki tekstur lembut dan lunak sehingga Si Kecil akan lebih mudah untuk menggigit dan mengunyahnya.
Untuk Si kecil yang berusia 6-8 bulan, Bunda dapat menghaluskan buah menjadi bentuk bubur halus atau pure . Jika Si Kecil sudah berusia 9 bulan ke atas, Bunda dapat memberikan potongan buah karena biasanya ia sudah bisa menggenggamnya sendiri.
3. Keju
Jika Si Kecil tidak memiliki alergi terhadap protein susu atau laktosa, Bunda dapat memberikan keju sebagai camilan sehatnya. Keju dapat diberikan kepada Si Kecil ketika ia sudah dapat mengunyah makanan atau sejak ia berusia 6 bulan. Selain rasanya yang lezat, keju merupakan camilan sehat yang kaya akan kandungan kalsium, protein, serta kalori yang baik untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil.
4. Telur
Telur merupakan makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap dan juga sumber protein yang baik untuk Si Kecil. Bunda dapat memberikan telur sebagai camilan dengan cara direbus atau digoreng orak-arik dengan sedikit minyak atau mentega. Namun ingat, Bunda tidak perlu menambahkan garam pada telur Si Kecil karena bayi sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang tinggi kadar garam pada masa MPASI.
5. Pasta
Rekomendasi camilan sehat untuk Si Kecil lainnya adalah pasta. Tekstur pasta yang kenyal dan lembut cocok untuk dijadikan camilan karena mudah dikunyah bayi. Selain itu, pasta kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi sumber energi Si Kecil. Pasta juga mengandung nutrisi lain seperti protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K yang baik untuk tumbuh kembang Si Kecil. Bagi bayi yang belum memiliki gigi, Bunda dapat memberikan pasta berjenis fusili atau makaroni agar Si kecil lebih mudah memakannya.
Setiap Bunda pasti bahagia saat melihat buah hatinya mulai bisa makan saat fase MPASI. Namun hal ini terkadang membuat Bunda lupa bahwa tidak semua makanan baik untuk Si Kecil, seperti kerupuk. Kerupuk mungkin memang dapat membuat Si kecil makan dengan lahap. Tetapi makanan ini tidak dianjurkan diberikan kepada bayi karena kadar garamnya yang tinggi.
Saat Si Kecil menolak makanan MPASI, cobalah memberikan menu MPASI lainnya yang sehat dan bernutrisi. Bunda juga dapat memberikan berbagai camilan sehat seperti sayuran, buah, atau telur untuk melengkapi kebutuhan nutrisinya. Jangan lupa juga untuk selalu mendampingi Si Kecil saat makan untuk mengurangi risiko tersedak.
Sumber:
NHS. 2018. Foods to Avoid Giving Babies and Young Children
The Bump. 2021. Best Finger Foods for Children
What to Expect. 2020. Best Finger Food fo Babies
https://diarybunda.co.id/
Kesehatan kulit si kecil harus terus terjaga, Ma, apalagi sering memakai popok. Popok kotor dan basah yang tidak cepat diganti bisa cepat menimbulkan masalah pada kulit bayi baru lahir yang masih sens...
Terapi laser bisa digunakan salah satunya untuk menghilangkan tanda lahir. Lantas, bagaimana jika prosedur ini diterapkan pada anak-anak? "Treatment laser sejak anak-anak bisa dilakukan. Sebab...
Apakah efek penggunaan bantal yang terlalu dini pada bayi? Adakah diantara Mom yang penasaran mengapa bayi dibawah 2 tahun sebaiknya tidak diberikan bantal terlebih dahulu saat tidur? Berikut beber...
Bayi sering mengalami ruam kering dan bersisik, yang biasanya berada di pipi, lengan, kaki, dada dan bagian tubuh lainnya juga. Terkadang, ruam kulit anak menjadi semakin meradang dan diperburuk garuk...