Baby walker sering dipilih sebagai alat belajar jalan bayi. Namun, apakah alat ini benar-benar bermanfaat untuk hal tersebut? Yuk, cari tahu faktanya Salah satu alat bantu yang sering dipilih untuk...
Selasa, 08 Oktober 2024 | 14:51 WIB Penulis :
Flu pada bayi perlu segera mendapat penanganan tepat, karena bisa menyebabkan peradangan paru-paru (pneumonia). Kondisi yang membuat bayi kesulitan bernapas.
Mendapatkan imunisasi saat bayi flu, tidak disarankan karena bisa membuat Moms dan dokter kesulitan membedakan reaksi yang timbul setelah imunisasi atau bukan.
Apabila dokter kesulitan membedakan antara gejala KIPI dan flu, penanganan yang diberikan bisa kurang tepat hingga menimbulkan kondisi yang lebih berbahaya.
Perlu diketahui, flu dan pilek adalah dua penyakit berbeda. Flu disebabkan oleh virus influenza dan tingkat keparahannya tinggi.
Sedangkan pilek atau common cold memiliki nama medis selesma. Penyakit ini disebabkan oleh rhinovirus dan gejalanya tergolong ringan.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), bayi yang sedang pilek dan batuk ringan (tanpa demam), tetap boleh mendapatkan imunisasi.
Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh bayi masih bisa melawan penyakit ringan dan menangani vaksin yang masuk secara bersamaan. Jadi, gejala sakitnya tidak akan bertambah parah.
Selain bahaya imunisasi saat bayi flu, ada beberapa kondisi lain yang membuat bayi tidak boleh diimunisasi, di antaranya adalah:
IDAI menyarankan imunisasi untuk ditunda hingga 1-2 minggu jika pilek dan batuk bayi disertai dengan demam atau membuatnya sangat rewel.
Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum melakukan imunisasi. Moms juga bisa dapatkan solusi ampuh dari demam dan tangis berkepanjangan si Kecil lewat tools Health Immune Checker
2. Sedang Mengonsumsi Obat Tertentu
Bila si Kecil sedang mengonsumsi prednison (obat untuk bantu meredakan peradangan) sebaiknya sampaikan pada dokter yang akan memberi imunisasi.
Menurut IDAI, anak yang sedang dalam pengobatan prednison dengan dosis 2 mg/kgbb/hari dianjurkan untuk menunda imunisasi hingga 1 bulan setelah pengobatan selesai.
Sementara konsumsi antibiotik tidak perlu Mama risaukan. Sebab, antibiotik tidak mengganggu potensi kekebalan yang diberikan vaksin. Jadi, imunisasi boleh diberikan pada si Kecil.
Sampaikan pada dokter apabila bayi Moms sudah MPASI dan memiliki riwayat alergi akut terhadap telur.
Hal tersebut merupakan indikasi si Kecil tidak bisa mendapatkan vaksin influenza, demam kuning, dan demam Q. Sebab, bisa memunculkan gejala syok anafilaksis.
Sementara itu, vaksin MMR boleh diberikan dengan pengawasan yang ketat dari dokter.
Imunisssi polio dosis pertama biasanya diberikan beberapa saat setelah bayi lahir. Namun, pemberian imunisasi sebaiknya ditunda pada bayi yang terlahir kurang bulan.
Imunisasi polio dosis pertama baru boleh diberikan ketika bayi prematur sudah berusia 2 bulan atau berat badannya lebih dari 2000 gram.
Penundaan ini juga berlaku untuk imunisasi DPT. Hepatitis B, dan Hib.
Itulah informasi mengenai bahaya imunisasi saat bayi flu yang perlu Mama ketahui. Semoga artikel ini bisa bantu Mama memberikan proteksi yang lebih maksimal pada si Kecil melalui imunisasi dengan lebih tenang.
Sumber: nutriclub.co.id
Baby walker sering dipilih sebagai alat belajar jalan bayi. Namun, apakah alat ini benar-benar bermanfaat untuk hal tersebut? Yuk, cari tahu faktanya Salah satu alat bantu yang sering dipilih untuk...
Acara menyikat gigi bisa menjadi ajang bermain yang menyenangkan bagi anak. Selain karena bisa meniru tingkah laku orang dewasa, ia dapat mencicipi rasa pasta gigi yang menarik. Saking doyannya, beber...
Flat head syndrome adalah kondisi dimana ada satu sisi kepala bayi yang datar. Posisi kepala datar yang disebut secara medis positional plagiocephaly ini bisa terjadi di salah...
Anak-anak tumbuh dengan daya imajenasi yang luar biasa. Mereka memiliki kecenderungan bicara sendiri pada usia 2-6 tahun. Sambil berimajenasi, si aktor cilik bisa berbicara segala hal yang terlintas d...