Puasa Saat Hamil, Ini Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Selasa, 28 Juni 2016 | 14:09 WIB Penulis : Erni Wulandari


Perempuan hamil, utamanya yang menjalani kehamilan pertama, kadang bertanya-tanya aman atau tidak menjalankan ibadah puasa. Sebenarnya jika kondisi ibu dan bayi sehat, puasa dalam keadaan hamil bisa dilakukan.

Nah, berikut ini penjelasan medis penting yang perlu diketahui terkait puasa saat hamil :

1. Perhatikan Lingkar Lengan

ibu hamil aman berpuasa asalkan kebutuhan gizi dan nutrisi cukup serta memiliki cadangan energi di tubuh. Untuk itu ia menyarankan agar ibu hamil mengukur lingkar lengannya terlebih dahulu.
Pengukuran lingkar lengan dibutuhkan untuk mengetahui cadangan energi dalam bentuk lemak yang ada di tubuh. jika ukuran lingkar lengan di atas 23 - 23,5 cm tandanya ibu hamil punya cadangan energi, sehingga ada indikasi aman berpuasa. Meski demikian, perlu konsultasi pada dokter kandungan untuk lebih memastikan.

2. Disarankan di Trimester Kedua

Ibu boleh-boleh saja berpuasa. Asalkan kehamilan dinyatakan normal dan perkembangan bayi selama kontrol baik, tentu puasa tidak dilarang. Namun sebaiknya yang melakukan puasa adalah ibu yang usia kehamilannya sudah memasuki trimester II, yakni kehamilan 14 - 27 minggu.
Menurutnya, trimester II adalah trimester termudah untuk melakukan puasa. Mual muntah sudah mulai mereda dan kondisi fisik Ibu seringkali sudah beradaptasi terhadap kehamilan dengan baik.


3. Kondisi Seperti Ini Tidak Disarankan Puasa

Kondisi ibu hamil yang membuatnya tidak dapat berpuasa, yaitu:
- hiperemesis gravidarum
- perdarahan
- kontraksi atau ancaman persalinan prematur
- hamil kembar (risiko kehamilan meningkat)
- Berbagai penyakit penyerta: hipertensi, preeeklampsia, diabetes, asma, dan lain-lain
- kondisi lain, atas penilaian dokter.

4. Kebutuhan Ibu Hamil

Asupan kalori ibu hamil yang diperlukan sekitar 2.100-2.500 kal per hari. Perhatikan pula berat badan ibu hamil.
"Perlu diingat, berat badan ibu hamil perlu bertambah sekitar 0,3-0.5 kg per minggu. Apabila berat badan tetap atau bahkan berkurang, sebaiknya puasa dihentikan.
Ibu hamil sangat dianjurkan melakukan pola makan seimbang dengan sedikit lebih banyak protein untuk cadangan energi. Selain mengonsumsi lebih banyak protein, kebutuhan serat juga harus terpenuhi dengan mengonsumsi sayur dan buah.
Hati-hati pula jika terjadi perubahan yang drastis pada gerakan bayi atau gerakan bayi sangat sedikit. Jangan tunda pula menghubungi dokter jika ibu hamil merasa seluruh perut mengeras disertai kram seperti haid berulang-ulang. "Dikhawatirkan tanda dari persalinan prematur.

 

Sumber : health.detik.com

Artikel Lainnya

Pernahkan Bunda melihat tingkah anak yang mendadak berubah seperti gelisah ketika tidur dan muncul tanda kemerahan pada kulitnya? Hati-hati, itu merupakan salah satu tanda adanya gejala alergi pada an...

Ibu mungkin berpikir bahwa memberikan air putih untuk bayi bisa menjadi selingan selain ASI eksklusif. Sebagi contoh, saat bayi terbangun tengah malam tetapi persediaan ASI perah sedang kosong dan ...

Salt therarpy terbagi menjadi dua kategori utama: Terapi Garam Basah dan Terapi Garam Kering. Masing-masing memiliki metode penerapannya sendiri yang bisa Moms lakukan di rumah. Berikut di ant...

Ibu mungkin berpikir bahwa memberikan air putih untuk bayi bisa menjadi selingan selain ASI eksklusif. Sebagi contoh, saat bayi terbangun tengah malam tetapi persediaan ASI perah sedang kosong dan ...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................