Setiap orangtua pasti merasa bahagia dan bangga ketika memiliki buah hati yang cerdas. Untuk meningkatkan kecerdasan anak, ada banyak hal atau stimulasi yang penting dilakukan orangtua. Ada banya...

Rabu, 20 Juli 2016 | 16:21 WIB Penulis : Erni Wulandari
Seorang Bunda mengeluh mengalami alergi makanan sejak hamil anak pertamanya. Mulanya sakit perut setelah makan telur, padahal tidak pernah alergi telur sebelumnya. Lalu, saat makan kacang tanah dan almond ia harus bergulat dengan sakit perut bertubi-tubi. Lebih mengherankan lagi, setelah kehamilan usai pun, setiap habis makan ikan, mata kirinya gatal, yang membengkak selama 24 jam. Benarkah kehamilan pemicunya?
Menurut James T C Li, M.D., Ph.D., Spesialis Asma dan Alergi Mayo Clinic College of Medicine, Rochester, Amerika Serikat, alergi terhadap makanan tertentu memang dapat dimulai sejak masih kecil, namun tak tertutup kemungkinan muncul saat dewasa. Dan, dijelaskan Jeffrey Tulin-Silver, M.D. dan Suchetha Kinhal, M.D., ahli alergi dewasa dan anak dari Allergy & Immunology Associates of Michigan, ada dua kemungkinan alergi baru muncul saat seseorang menginjak dewasa. Pertama, karena saat kecil ia tak terpapar bahan alergen dalam level yang cukup mencetuskan alergi terhadap bahan tertentu.
Kedua, sistem imun orang tersebut sedang sensitif, sehingga alergen memicu reaksi alergi. Penyebab sistem imun menjadi sensitif bisa disebabkan seseorang tengah terinfeksi virus, atau sedang dalam kondisi hamil. Menurut para ahli alergi dari Cleveland Clinic, selama kehamilan, sistem imun wanita agak ditekan untuk menghindari sistem kekebalan menolak kehadiran bakal bayi. Dalam kondisi tersebut, paparan alergen dapat menyebabkan alergi baru. Bukan hanya saat hamil, bahkan pada saat dan setelah melahirkan pun alergi bisa terjadi.
Salah satu kejadian alergi yang identik dengan wanita hamil dan melahirkan adalah polymorphic eruption of pregnancy (PEP) dan pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP). Alergi ini ditandai dengan gejala munculnya ruam kulit kemerahan di sekitar perut, dapat terjadi pada akhir trimester ketiga atau saat proses persalinan. Penyebab utama kasus ini belum diketahui pasti, namun sebuah penelitian di Israel mengaitkan kejadian ini dengan hipertensi saat hamil dan penggunaan obat induksi saat proses bersalin.
Sumber : Parenting.co.id
Setiap orangtua pasti merasa bahagia dan bangga ketika memiliki buah hati yang cerdas. Untuk meningkatkan kecerdasan anak, ada banyak hal atau stimulasi yang penting dilakukan orangtua. Ada banya...
Cara memasak ternyata berperan menentukan kualitas nutrisi masakan! Dalam mengolah masakan, biasanya kita hanya fokus memerhatikan bahan bakunya saja. Pastikan Bunda juga memerhatikan proses ...
Makanan yang dikonsumsi ibu hamil agar kulit bayi putih Sebagai cara memutihkan kulit bayi, seorang ibu bisa mengonsumsi makanan tertentu selama masa kehamilan. Berikut beberapa diantaranya: Sus...
Penyebab Sleep Regression pada Bayi Melansir Nature and Science of Sleep, tidak ada alasan pasti yang menjadi penyebab sleep regression pada bayi dan ini akan membuat Moms lebih frus...
WhatsApp ×