Balita usia 1-2 tahun sudah mampu mengucapkan kata-kata sederhana, namun sering tidak jelas sehingga membuat Bunda kebingungan apa yang ia mau. Ini yang sebaiknya Bunda lakukan untuk mengatasinya. ...
Selasa, 01 Maret 2022 | 17:30 WIB Penulis : Dhevita Wulandari
Pandemi Covid-19 kembali melonjak di Indonesia dalam sebulan terakhir. Tidak hanya pada orang dewasa, penularan dan pasien positif Covid-19 anak juga ikut meningkat.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) per 7 Februari 2022, kasus positif Covid-19 pada anak meningkat 10 kali lipat atau sekitar 1.000 persen dibandingkan Januari 2022.
Kementerian Kesehatan memperbolehkan pasien positif Covid-19 untuk isolasi mandiri (isoman) di rumah atau di hotel. Namun, tentu ada syarat dan aturan yang harus dipenuhi. Terlebih lagi, isoman untuk anak ada sedikit perbedaan dengan isoman untuk orang dewasa.
Ketua Satgas Covid-19 IDAI, dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) menjelaskan, pasien positif Covid-19 anak boleh isolasi mandiri, namun harus dengan pengawasan ketat dari orangtua atau pengasuh. Adapun kriterianya sebagai berikut:
Kondisi pada setiap anak memang berbeda-beda. Beberapa Mommies dari komunitas mengatakan masing-masing anak mereka yang sedang isolasi mandiri karena positif Covid-19 masih mau makan dan aktif, serta merasa tenang karena ditemani oleh sang ibu.
Seperti yang dipaparkan oleh IDAI, menjaga anak yang sedang isolasi mandiri butuh pengawasan yang ketat dari orangtua atau pengasuh. Selain itu, dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa hal yang juga perlu dilakukan orangtua ketika anak isoman di rumah.
Beberapa anak ada yang merasakan kebosanan, karena sakit dan isolasi mandiri membuat mereka harus berdiam diri di kamar dan kurang berinteraksi selain dengan orangtua atau pengasuh yang menjaga. Jika anak Mommies mengalami hal yang serupa, Mommies bisa bantu menghilangkan kebosanannya dengan kegiatan seperti menonton film atau animasi yang seru.
Melansir dari Psychology Today, salah satu cara terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh adalah dengan berbahagia. Namun, bukan berarti bahagia bisa langsung menyembuhkan anak dari Covid-19. Bantu tingkatkan imunitas tubuh anak dengan selalu rutin memberikan anak obat, makanan bergizi, vitamin, aktif bergerak dan istirahat yang cukup agar anak dapat segera pulih dan negatif dari Covid-19.
Pengawasan terhadap anak yang positif Covid-19 dilakukan hingga 14 hari selama isolasi mandiri. Biasanya, gejala akan hilang setelah 14 hari. Bila sudah tidak ada gejala, anak bisa melakukan tes PCR setelah 10-14 hari setelah tes pertama yang hasilnya positif.
Namun, tes PCR ulang bukan menjadi kewajiban, sebab isolasi mandiri bisa dianggap selesai jika sudah melakukan isolasi selama 10 hari dan 3 hari setelahnya tanpa gejala sama sekali. Tentunya, akan lebih baik jika anak melakukan tes setelah selesai isolasi mandiri. Hal ini agar lebih memastikan dan meyakinkan bahwa anak memang sudah benar-benar negatif.
Source: mommiesdaily.com
Balita usia 1-2 tahun sudah mampu mengucapkan kata-kata sederhana, namun sering tidak jelas sehingga membuat Bunda kebingungan apa yang ia mau. Ini yang sebaiknya Bunda lakukan untuk mengatasinya. ...
Penyakit batuk pilek pada anak sangat umum terjadi terutama saat kondisi cuaca kurang menentu. Apalagi kalau sudah masuk musim pancaroba nih, virus biasanya lebih mudah menyebar melalui percikan atau ...
Sarapan menjadi kebiasan penting bagi sebagian orang yang tak boleh terlewatkan. Bagi para ibu yang ingin menghidangkan sarapan pagi untuk si buah hati. Ada tips mempersiapkan sarapan simpel agar tida...
Sebelum memutuskan untuk beli mainan edukatif anak, mom perlu tahu bahwa nggak semua mainan edukatif anak aman dimainkan oleh si kecil, lho! Apalagi beberapa jenis mainan beserta dengan bahan dasar pe...