Keinginan untuk melindungi anak dari segala bahaya merupakan naluri alamiah orangtua. Namun, perlindungan yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi perkembanngan anak. Pola asuh ini dikenal d...
Jumat, 18 Maret 2022 | 15:33 WIB Penulis :
Saat anak melihat teman-teman sekolahnya mulai berpuasa, tentu ia juga ingin ikut berpuasa. Namun, banyak orangtua merasa khawatir dan tak tega melihat si kecil terlihat lemas lantaran menahan haus dan lapar.
Padahal, berpuasa bisa memberi dampak positif bagi perkembangan fisik dan mental anak. Beberapa ahli meyakini puasa meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Secara psikologis anak yang berpuasa memiliki pola hidup lebih disiplin, sabar, mau berbagi dan mengendalikan diri.
Namun, anak memiliki kemampuan terbatas, jangan terlalu memaksakan mereka berpuasa.Sejak kapankah tepatnya mulai memperkenalkan dan mengajarkan si kecil tentang puasa?
Ternyata, berdasarkan laman Pediatrica Gadjah Mada, orangtua boleh memperkenalkan puasa kepada anak saat memasuki usia empat tahun.
Bagaimana memulai anak puasa? Latih anak untuk makan sahur bersama dan berpuasa selama beberapa jam selama beberapa hari. Semakin dewasa usia anak, berikan rentang waktu berpuasa lebih lama seperti setengah hari pada minggu berikutnya dan dilanjutkan berpuasa hingga waktu berbuka.
Agar si kecil semangat berpuasa, buat agar sahur menyenangkan. Ajari anak makan sahur dengan lembut dan sabar. Mereka belum terbiasa terhadap pola sahur yang menyita waktu tidur dan makan dalam kondisi mengantuk. Agar anak lebih mudah makan sahur, buatlah menu-menu makan sahur favorit serta menu semenarik mungkin.
Selain itu, sibukkan anak saat berpuasa. Ciptakan kegiatan menarik, karena biasanya sekolah berlangsung lebih cepat. Aktivitas bermain yang tak menguras tenaga akan membuatnya lupa bahwa ia sedang berpuasa.
Dan, jangan lupa memberi anak hadiah setelah berhasil melewati satu hari puasa sesuai target.Pelukan dan ciuman hangat cukup memberi motivasi bagi anak untuk kembali berpuasa esok hari.
Source: https://www.parenting.co.id/
Keinginan untuk melindungi anak dari segala bahaya merupakan naluri alamiah orangtua. Namun, perlindungan yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi perkembanngan anak. Pola asuh ini dikenal d...
Ada banyak hal yang diserap dan dicerna Si Kecil saat ia pergi liburan. Tak heran jika sepulang liburan ia semakin cerdas dan tahu banyak hal baru, Moms. Anda tentu akan sangat senang jika sepulang...
Anak akan merasa nyaman dan diperhatikan, saat ia memiliki kedekatan dengan orang tuanya. Sayangnya, banyak orang tua yang tak punya banyak waktu untuk anak karena sibuk bekerja. Meski Mom sibuk ...
Meski sudah mengenalkan ‘sikat’ gigi pada Si Kecil sejak ia mulai tumbuh gigi, namun tetap saja saat usianya sudah semakin besar, membiasakan Si Kecil untuk sikat gigi bukan hal yang mudah...