Hiperaktif Pada Anak

Senin, 12 September 2022 | 14:11 WIB Penulis :


Para orang tua tentu kesulitan menghadapi perilaku anaknya yang berlari kesana kemari, tidak bisa diam. Lepas dari pengawasan sedikit saja, sang anak tiba-tiba bisa menghilang, tidak diketahui pergi kemana.   

Melihat perilaku anaknya tersebut, tidak heran para orang tua kemudian menduga anaknya mengalami hiperaktif. Perilaku hiperaktif tersebut memang patut diwaspadai, sebab perilaku itu dapat merugikan diri anak sendiri. Bagi sang anak, hiperaktif dapat menyebabkan anak sulit untuk berkonsentrasi sehingga berisiko tinggi mengalami kegagalan dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, hiperaktif juga berisko membuat anak gagal dalam mempertahankan pertemanan, bersosial dan lain sebagainya. Hal ini jelas bahwa hiperaktif dapat mengganggu tumbuh kembang anak. (Baca juga artikel Anak Hiperaktif Tidak Berarti Kurang Pintar

Namun, perlu orang tua ketahui anak yang tidak bisa diam belum tentu hiperaktif. Perilaku  berlari kesana kemari belum tentu menandakan penyimpangan (hiperaktif), tetapi justru malah menunjukkan kenormalan (perilaku aktif).  

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Ristantio, M.Kes., Sp.A, mengatakan bahwa perilaku anak-anak memang seharusnya begitu yakni berlari kesana kemari. Malah ketika si anak hanya diam-diam saja, orang tua sepatutnya harus waspada.  

“Tapi anak itu memang harus begitu (wajar jika berlari kesana kemari). (kalau) anak diam saja, (kita mesti waspada dimana) jangan-jangan kurang hormon tiroid atau mungkin anemia gitu,” tutur , dr. Ristantio dalam talkshow kesehatan ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’ yang disiarkan melalui kanal Youtube Rumah Sakit Akademik UGM pada Rabu, (27/7), lalu. 

Memang sulit membedakan anak aktif dan hiperaktif. Oleh karena itu, dr. Ristantio kemudian menunjukkan salah satu cara untuk membedakannya. Dokter Ristantio mengatakan terdapat satu kata kunci yang membedakan anak aktif dengan hiperaktif, dimana anak-anak hiperaktif cenderung destructive/merusak sedang anak aktif tidak.  

“Itu adalah cara “kasar” untuk mencurigai bahwa itu adalah suatu hiperaktif. Ini hanya (terjadi pada sebagian) kecil, sebagain besar bocah berlarian kesana kemari itu masih normal karena memang harus seperti itu,” jelas dr. Ristianto 

Dokter Ristianto mencontohkan ketika anak hiperaktif mendapati gelas yang ada di atas meja, dia malah sengaja menyenggol agar jatuh dan pecah. Sedang anak aktif yang menyenggol benda tertentu dan berakibat pecah akan kaget, terdiam, dan merasa bersalah. 

Penulis: Aji 

Source : https://ugm.ac.id/id/berita

Artikel Lainnya

Bagi si 1-2 tahun, pagi, siang, sore, dan malam bukanlah sesuatu yang nyata alias abstrak, karena tidak menjelaskan apapun. Konsep waktu belum dipahaminya dengan benar. Namun, tak berarti dia tidak te...

Seringkali saat anak berbuat kenakalan, ibu akan menyalahkan ayah karena menurunkan gen nakal, atau sebaliknya ayah menganggap anak menuruni sifat dari ibunya. Mom tak perlu saling menyalahkan, nya...

Kadangkala orang tua tidak mampu menahan emosi menghadapi kenakalan sikecil. Emosi sesaat seringkali menjadi alasan untuk menghukum anak. Apa yang didapat? yang didapat justru penyesalan. &nbs...

Tantangan yang mungkin sering ditemui oleh Bunda adalah bagaimana cara untuk mengelola emosi -terutama emosi negatif-ketika memiliki banyak tuntutan atau tekanan, terutama peran sebagai orang tua, bai...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................