Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Tubuh butuh meningkatkan suhu badan untuk membunuh kuman. Dalam banyak khasus, demam sebenarnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendi...
Selasa, 09 Mei 2023 | 11:51 WIB Penulis :
Kadangkala orang tua tidak mampu menahan emosi menghadapi kenakalan sikecil. Emosi sesaat seringkali menjadi alasan untuk menghukum anak. Apa yang didapat? yang didapat justru penyesalan.
Hati seorang ibu yang lembut pasti merasa bersalah pada anak. Anak – anak adalah anak-anak.
Kadang lucu dan menggemaskan, kadang menguji kesabaran kita sebagai orang tua dengan berbagai kenakalan dan keusilannya. Tatkala anak berbuat kesalahan, beberapa orang tua seringkali mengambil sikap yang berbeda.
Tipe orang tua yang bagaimanakan anda? Langsung memarahinya atau membiarkannya karena khawatir anak – anak membenci anda?
Menghukum Anak | Gambar oleh Ulrike Mai dari Pixabay
Orang tua merupakan kiblat bagi anak. Apa yang orang tua lakukan akan dilakukan anak juga. Oleh karenanya, perlu menjadi bijak sebagai orang tua.
Sikap orang tua yang terlalu otoriter dan galak mungkin akan membuat anak-anak menurut, namun bisa jadi anak-anak tumbuh menjadi anak yang takut bercerita tentang masalahnya karena takut dimarahi.
Bisa juga anak tumbuh menjadi anak yang penurut didepan anda, namun dibelakang ia justru membangkang.
Namun, jika anda terlalu longgar dengan memanjakan dan membiarkannya begitu saja, anak bisa tumbuh menjadi anak yang tidak bertanggungjawab dan egois. Jadi, mendisiplinkan anak sangat perlu.
Ada baiknya orang tua menentukan sikap bagaimana cara menghukum anak agar anak lebih disiplin. Selain itu, orang tua juga tidak merasa menyesal telah menghukum anak.
Berikut beberapa tips menghukum anak yang bisa anda coba:
Aturan yang jelas | Gambar oleh Catkin dari Pixabay
Buatlah aturan yang jelas sejak awal. Berlakukan pada semua anggota keluarga dirumah. Pastikan semua keluarga menaati dengan konsisten tanpa tawar menawar dan selalu dijalankan, tidak boleh kadang dilakukan kadang tidak.
Jika anak melanggar peraturan dan anda tidak menghukumnya karena anda lelah atau karena ia baru saja melakukan hal baik, maka ia akan berfikir ia bisa melakukannya lagi tanpa hukuman.
Anda dan pasangan harus bekerja sama | Gambar oleh serrano1004 dari Pixabay
Anda dan pasangan adalah tim yang harus bekerja sama dan satu pemahaman dalam menentukan peraturan. Strategi yang digunakan polisi tatkala mengintrogasi tersangka tidak dapat diterapkan di dalam keluarga.
Sebagai tim, anda harus kompak dalam menentukan sikap. Jangan sampai ayah terlalu keras terhadap anak, namun ibu terlalu memanjakan.
Pasalnya, jika demikian anak memiliki kecenderungan takut terhadap salah satu pihak namun manja terhadap yang lain. Tak hanya itu, anak-anak juga tidak akan patuh pada peraturan dirumah karena orang tua tidak sepaham.
jangan sampai membentak anak | Gambar oleh Robin Higgins dari Pixabay
Saat anak berbuat nakal, orang tua bisa dengan mudah terpancing emosi, terlebih jika anda juga telah kelelahan dengan kesibukan rumah atau pekerjaan.
Namun, perlu anda ingat, jangan sampai membentak anak dengan kata-kata yang bisa membuatnya trauma. Jika anda mulai merasa kehilangan kesabaran, sebaiknya menjauh dulu untuk memenangkan diri.
Ambil nafas panjang. Baru kembali pada anak untuk bicara dengan baik.
Berikan ia pujian dan semangat jika ia bisa berbuat baik. Seperti halnya jika anda menghumum anak saat berbuat nakal, berikan ia pujian dan semangat jika ia bisa berbuat baik.
Misalnya, jika anak mau membereskan mainanya sendiri atau membantu ibu mencuci piring.
Namun, jangan memberi hadiah pada anak berupa uang. Pasalnya ia akan terbiasa disogok. Pujian, kecupan atau sekedar jalan-jalan diluar rumah sudah menjadi reward yang berkesan untuk anak.
Anak tidak belajar dengan cepat; bersabarlah | Gambar oleh lisa runnels dari Pixabay
Jangan berharap anak langsung menuruti dan mengerti setelah diberitahu atau dimarahi. Jangan sampai melontarkan kata “Harus berapa kali Mama bilang..”.
Ulangi instruksi anda dan berikan contoh yang baik sampai anak mengerti mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Anak-anak merupakan foto copi kita | Gambar oleh 5540867 dari Pixabay
Ini poin paling penting dalam mendidik anak. Anak-anak merupakan foto copi kita. Anak – anak lebi melihat tindakan kita daripada mendengar larangan kita.
Jika mereka sering melihat kita marah terhadap hal-hal sepele, maka anak-anak juga lebih sering tantrum jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Jika anda ingin anak anda menjadi anak yang hebat, bertanggung jawab, dandisiplin, pastikan Anda juga sudah seperti itu!
Jangan menghukum anak dengan hukuman yang berat. Poin penting dalam menghukum anak adalah ia mengerti konsekuensi apa yang ia lakukan.
Intinya adalah komunikasi anda dan anak mengapa apa yang dilakukan anak itu salah, kenapa anak dihukum. Anak juga harus paham bahwa ia tidak lagi boleh melakukannya lagi.
Contoh hukuman yang sederhana misalnya ketika ia memberantakkan mainannya di ruang tamu dan tidak maumerapikannya lagi, Anda membereskan semua dan menyimpannya di kamar Anda, tidak boleh dimainkan dalam jangka waktu tertentu.
Source : https://tumpi.id/
Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Tubuh butuh meningkatkan suhu badan untuk membunuh kuman. Dalam banyak khasus, demam sebenarnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendi...
Berapa Jumlah Trombosit Normal pada Anak? Kadar trombosit pada anak dianggap normal bila berada di kisaran 150.000-300.000. Kurang dari 150.000, trombosit si kecil dianggap rendah. Kadar trombos...
Semua anak butuh vitamin, mineral, dan nutrisi untuk menjadi sehat dan bertumbuh. Seperti vitamin D, iron, dan kalsium. Anak membutuhkan asam lemak omega-3, termasuk ...
Setiap Ramadhan tiba, tak sedikit ada anak yang menyambutnya dengan penuh semangat. Meski anak-anak belum dianjurkan untuk berpuasa, tapi tak ada salahnya juga mengenalkan sejak dini. Memang, hal i...