Exploring The Sense of Taste, ini merupakan percobaan sederhana, namun tidak kalah menarik. Mama dapat mengajak si Kecil melakukan kegiatan ini untuk mengetahui rasa dari benda-benda yang telah disedi...
Jumat, 01 September 2023 | 16:44 WIB Penulis :
Menulis merupakan salah satu kemampuan motorik halus yang perlu dikuasai oleh anak. Dengan menulis, seorang anak dapat mengungkapkan isi pikiran dan emosinya di atas kertas. Kemampuan dasar menulis harus diajarkan sejak dini sebelum anak memasuki usia sekolah.
Sayangnya, banyak orangtua yang mengalami kendala saat mengajarkan anak menulis. Seperti anak yang pura pura mengantuk, tantrum, serta tidak bisa fokus. Untuk menghadapi hal ini, terdapat 10 tips yang bisa Ayah Bunda terapkan saat mengajarkan anak menulis.
Ketika belajar menulis, sediakan tempat yang nyaman agar anak betah dan terhindar dari rasa pegal. Pastikan tinggi kursi serta meja sudah stabil dan menyesuaikan bentuk tubuhnya. Hal tadi bertujuan supaya postur tubuh anak tidak membungkuk saat duduk.
Hindari menggunakan meja atau tempat tulis yang terlalu tinggi. Sebab, ini akan mempengaruhi gerakan tangan anak saat menulis, dan membuat tulisannya tidak rapi. Anda juga bisa memasang pendingin ruangan agar si kecil tidak kegerahan.
Belajar menulis dapat dimulai saat anak berusia 3 sampai 4 tahun. Maka dari itu, ciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa adanya tekanan. Ayah dan Bunda bisa mengajarkan mereka sambil bermain atau bernyanyi.
Tarik perhatian anak dengan menggunakan alat tulis berwarna-warni. Biarkan mereka menulis menggunakan pensil, spidol, maupun krayon. Tapi ingat, selalu ajarkan anak untuk menulis di buku yang telah disediakan, sehingga anak tidak mengotori dinding dan furnitur rumah.
3. Berikan Contoh Sederhana
Tidak semua anak mempunyai kepercayaan diri untuk mencoba menulis pertama kali. Mereka bisa saja merasa gugup atau takut dimarahi. Cobalah untuk memberinya contoh cara menulis, mulai dari mengenggam pensil, kemudian membentuk huruf di atas kertas.
Agar anak cepat mengingat huruf, Ayah dan Bunda bisa menganggap huruf layaknya benda-benda di sekitar. Misalnya, huruf “c” menyerupai bulan sabit, huruf “o” menyerupai lingkaran, huruf “j” seperti gagang payung, dan lain sebagainya.
Di era digital seperti sekarang, anak terbiasa mengetik di tablet atau laptop. Akibatnya, anak lebih terampil mengetik dibandingkan menulis. Hal ini bisa menyebabkan kemampuan menggenggam mereka tidak terlatih dengan baik.
Meskipun mengetik juga menghasilkan tulisan, kemampuan menulis tangan tetap harus dilatih karena berhubungan dengan motorik. Saat masuk ke sekolah nanti, banyak tugas yang mengharuskan anak untuk menulis dengan pulpen atau pensil.
Saat mengajarkan anak menulis, Anda tidak boleh berekspektasi terlalu tinggi. Selain itu, jangan berikan target berapa hari anak harus menguasai cara menulis. Biarkan mereka untuk berkembang secara alami.
Saat pertama belajar, biarkan anak menulis dengan bebas. Mungkin anak-anak akan membuat garis tak beraturan. Nah, hal ini tidak perlu Anda risaukan. Berikan ruang untuk mereka mengeksplor apa yang ingin ditulis, seperti nama keluarga atau nama hewan peliharaan.
Trace the dot adalah cara menulis dengan menebalkan tanda titik-titik atau garis-garis samar yang membentuk pola huruf, angka, atau bentuk tertentu. Anda bisa membuat pola sendiri secara manual yang menggambarkan huruf kapital, huruf kecil, serta angka.
Buatlah pola titik-titik dengan menggunakan pensil, dan minta anak untuk menebalkan atau menyambung setiap titik sampai terlihat sebagai sebuah abjad. Selain membuat pola secara manual, Anda bisa juga mendapatkannya dari buku atau mencetak font sejenis melalui internet.
Jika anak belum bisa menulis satu kata, ajak mereka untuk menulis huruf tunggal terlebih dahulu. Mulai dari huruf vokal, yaitu a, i, u, e, dan o. Kemudian beralih ke huruf konsonan. Apabila mereka sudah hafal keseluruhan abjad, barulah Anda mengajarkan mereka bagaimana menulis sebuah kata.
Setelah anak-anak bisa menulis huruf tunggal, saatnya Anda beralih mengajarkan suku kata. Ajarkan kata yang familiar dan sering digunakan, seperti “ka-ki“, “bu-ku,” “me-ja,” dan sebagainya. Hindari penggunaan lebih dari 3 suku kata agar anak tidak kebingungan.
Bila mereka sudah mampu merangkai huruf menjadi sebuah kata, saatnya Anda mengajak mereka untuk membuat kalimat sederhana. Usahakan dalam 1 kalimat terdiri dari 3 kata sebagai Subjek, Predikat, dan Objek. Hal ini membantu mereka untuk menyuarakan isi pikiran sekaligus memahami makna sebuah tulisan.
Contoh:
Adik minum susu
Mama masak nasi
Kakak main bola
Ayah naik mobil
Banyak orangtua yang stres ketika anak mereka melakukan kesalahan dalam belajar. Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda, ya! Jika sama-sama sudah lelah, ambil waktu untuk beristirahat. Hindari ucapan dan kritik pedas yang dapat menyakiti hati anak.
Apabila terdapat kesalahan, koreksi dengan sabar dan perlahan. Selain itu, apresiasi mereka lewat pujian serta hadiah kecil untuk meningkatkan motivasi belajar. Anak akan merasa percaya diri dan tidak terbebani saat belajar.
Source : https://www.altaschool.id/
Exploring The Sense of Taste, ini merupakan percobaan sederhana, namun tidak kalah menarik. Mama dapat mengajak si Kecil melakukan kegiatan ini untuk mengetahui rasa dari benda-benda yang telah disedi...
Ternyata, hipertensi bisa menyerang segala usia, usia balita salah satunya. Bagaimana mencegahnya? Hipertensi pada anak berkisar 1-2%. Anak dengan hipertensi mempunyai risiko hampir 4 kali le...
Salah satu mainan yang akrab dengan anak-anak adalah puzzele. Bukan hanya sekedar bermain, permainan yang satu ini punya sederet manfaat bagi si kecil. Apa saja manfaatnya ? Studi yang dilakukan Un...
Penyakit batuk pilek pada anak sangat umum terjadi terutama saat kondisi cuaca kurang menentu. Apalagi kalau sudah masuk musim pancaroba nih, virus biasanya lebih mudah menyebar melalui percikan atau ...