kalimat larangan seperti 'Jangan nanti kotor' dampaknya si kecil anak menjadi jijik alias takut kotor atau takut kotor. Tahukah Bunda dunia bermain apalagi anak balita mereka suka bereksplora...
Jumat, 01 September 2023 | 17:02 WIB Penulis :
Selain menghibur, mainan juga bisa bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil
Mainan selalu bisa menjadi sumber kegembiraan bayi dan anak. Dalam memilih mainan untuk anak, Moms juga perlu memperhatikan beberapa hal.
Moms perlu memastikan bahwa mainan tak hanya menghibur atau edukatif, tapi juga aman. Sebab beberapa jenis mainan dapat membahayakan nyawa Si Kecil.
Dilansir dari National SAFE KIDS Campaign menemukan bahwa lebih dari 121.000 anak berusia di bawah 14 tahun dilarikan ke instalasi gawat darurat karena cedera yang disebabkan oleh mainan.
Data tahun 1995 tersebut juga menyatakan bahwa 60% anak-anak yang cedera tadi berusia di bawah 4 tahun.
Untuk memastikan memilih mainan untuk anak aman diberikan, coba cek lima kriteria berikut:
Saat ingin membelikan mainan untuk anak, perhatikan pencantuman usia di kemasan mainan.
Biasanya ada keterangan tulisan apakah untuk untuk anak di atas 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun, dan sebagainya.
Bagi bayi berusia di bawah satu tahun, mainan umumnya didesain mudah dipegang dan tidak memiliki bagian kecil yang berisiko membuatnya tersedak.
Untuk bayi dan batita, ukuran mainan sebaiknya besar. Paling tidak, mainan harus memiliki diameter 3 cm dan panjangnya 6 cm agar tidak bisa ditelan atau menyumbat saluran pernapasan anak.
Misalnya, hindari membelikan anak di bawah tiga tahun mainan biliar yang memiliki bola-bola kecil karena berisiko dimasukkan ke telinga, hidung, atau mulut oleh anak.
Tips memilih mainan untuk anak berikutnya adalah dengan memastikan tempat baterai mainan Si Kecil dalam kondisi yang tertutup rapat rapat dan tidak mudah terbuka.
Untuk jenis mainan anak yang menggunakan baterai, pastikan tempat baterainya memiliki tutup yang harus dibuka dengan obeng.
Tujuannya agar anak tidak bisa membuka sendiri tempat baterai dan mengeluarkannya.
Baterai mainan tidak hanya bisa membuat bayi tersedak, tapi juga beracun jika bocor dan bahan kimianya bisa mengakibatkan luka bakar.
Pastikan mainan bayi tidak mudah patah atau lepas dan cukup kuat.
Sebaiknya hindari mainan yang memiliki ujung tajam, kancing, atau mata yang mudah lepas jika ditarik, serta tali yang panjangnya lebih dari 18 cm yang bisa membuatnya terbelit.
Kalau ingin membelikan anak mainan untuk ditunggangi seperti kuda-kudaan, pastikan mainan tersebut empuk dan memungkinkan anak untuk duduk tanpa harus dipegangi.
Periksa juga apakah mainan dilengkapi sabuk pengaman dan kokoh seimbang, sehingga si kecil tidak mudah jatuh terjerembap saat banyak bergerak.
Membelikan mainan yang aman untuk anak akan membuat kita sebagai orang tua merasa tenang saat membiarkan anak bereksplorasi dengan mainannya.
Memberikan mainan kepada anak sesuai dengan gendernya dapat menyebabkan stereotipe gender sejak kecil yang akan dibawah hingga anak dewasa.
Dilansir dari Naeyc.org, menurut Judith Elaine Blakemore, seorang Profesor Psikologi di Purdue University Fort Wayne, Indiana menjelaskan bahwa secara umum jenis mainan anak laki-laki sangat terkait dengan perkelahian atau agresi, seperti mainan tentara, senjata, dan lain-lain.
Sedangkan mainan anak perempuan memiliki keterkaitan dengan penampilan, seperti boneka, aksesori Barbie, kostum balerina, alat rias wajah, perhiasan, dan sebagainya.
"Kami kemudian membagi mainan menjadi enam kategori, yaitu: sangat feminin, cukup feminin, netral, cukup maskulin, dan sangat maskulin," jelas Blakemore.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa jika para orang tua ingin mengembangkan keterampilan fisik, kognitif, akademik, musik, dan artistik anak-anak, hal tersebut dapat dilakukan dengan pemilihan mainan yang tidak terlalu berfokus pada salah satu gender.
Sebab memberi anak mainan yang memiliki salah satu nilai gender yang kuat, dapat memengaruhi fokus anak ke depannya.
Untuk anak perempuan mereka akan tumbuh dan hanya berfokus pada daya tarik dan penampilan, sedangkan anak laki-laki menjadi sering melakukan kekerasan dan agresi.
Bermain merupakan bagian penting dari perkembangan awal anak-anak. Jenis permainan sederhana seperti, menyusun atau menjatuhkan balok dapat menjadi dasar pendidikan anak.
Dilansir dari Educationalplaycare.com, penggunaan mainan edukatif dapat membantu anak-anak mempelajari banyak keterampilan berbeda yang mereka perlukan dalam hidup mereka, seperti:
Anak-anak dapat mulai memperoleh manfaat dari mainan edukatif sejak usia satu bulan.
Source : https://www.orami.co.id/
kalimat larangan seperti 'Jangan nanti kotor' dampaknya si kecil anak menjadi jijik alias takut kotor atau takut kotor. Tahukah Bunda dunia bermain apalagi anak balita mereka suka bereksplora...
Ketika anak sudah asyik bermain, beberapa ibu merasa kesulitan mengajak si kecil makan atau mandi terutama bila usianya masih di bawah lima tahun. Tak sedikit anak yang menjadi rewel serta tak berhent...
Benarkah Operasi Amandel Mempengaruhi Imunitas Anak? Seperti kita ketahui, penyakit radang amandel sering dijumpai pada anak-anak. Orangtua tentu merasa khawatir jika anak mengalami radang amandel....
Mengigau merupakan proses vokalisasi yang disebabkan oleh penyerapan emosi yang sangat kuat dan telah tertanam di alam bawah sadar anak. Mengigau seringkali dianggap sebagai gangguan tidur, karena ...