Pada sebuah artikel tentang mimisan di situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Dr. Fitri Primacakti, SpA(K), menjelaskan bahwa mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang...
Rabu, 12 Februari 2025 | 15:28 WIB Penulis :
Gangguan bicara dan bahasa sering kali dialami anak, mulai dari bicara yang tidak jelas hingga kesulitan mengungkapkan apa yang ia butuhkan. Kondisi ini kerap membuat para orang tua khawatir dan membandingkan anaknya dengan anak lain seusianya. Padahal, perkembangan berbicara tiap anak bisa berbeda-beda.
Penyebab keterlambatan bicara pada anak bisa terjadi karena berbagai faktor, yaitu:
Meski tahap perkembangan bicara tiap anak berbeda-beda, ada patokan dasar yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan bicara anak. Ini juga bisa menjadi patokan apakah anak membutuhkan bantuan atau tidak..
Berikut adalah tahapan perkembangan berbicara anak sesuai usianya:
Usia 3–5 tahun
Kosakata yang dimiliki anak pada usia 3–5 tahun akan meningkat dengan cepat. Pada usia 3 tahun, sebagian besar anak dapat menangkap sekitar 300 kosakata baru. Mereka juga sudah bisa memahami perintah yang lebih panjang, seperti, “Ayo, cuci kaki dan sikat gigi,” atau, “Buka sepatunya, lalu ganti baju.”
Pada usia 4 tahun, umumnya anak sudah bisa berbicara menggunakan kalimat yang lebih panjang dan menjelaskan sebuah peristiwa. Sementara pada usia 5 tahun, mereka sudah bisa berbincang-bincang dengan orang lain.
Jangan percaya pada mitos bahwa anak bisa belajar bicara dengan sendirinya. Peran aktif Moms sebagai orang terdekat Si Kecil sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicaranya.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang kemampuan berkomunikasi anak:
1. Ikuti semua ucapannya
Perhatikan suara-suara yang terucap dari Si Kecil. Meski Moms tidak mengerti maksudnya, ulangi lagi suaranya sesuai yang Moms tangkap. Dengan begitu, Si Kecil akan merasa sedang berbicara dengan Moms dan membiasakan diri untuk meniru kata-kata dan nada bicara Moms.
Ini tentunya akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jadi, bersabarlah dan tetap berikan Si Kecil kesempatan sebanyak mungkin untuk “mengobrol” dengan Moms.
2. Berbicara sambil bergerak
Saat berbicara dengan Si Kecil, Moms juga harus aktif bergerak dan ekspresif. Misalnya, katakan, “Ayo, kita minum susu,” sambil menggoyang-goyangkan botol susu atau, “Sayangi bonekanya, ya,” sambil mengelus-ngelus boneka tesebut. Begitu pula saat mengajarkannya mengenal bagian-bagian tubuh.
3. Buatlah narasi
Meski Si Kecil belum bisa berbicara layaknya orang dewasa, Moms tetap bisa memakai percakapan sehari-hari saat berkomunikasi dengannya. Misalnya, saat memakaikan baju pada Si Kecil, Moms bisa berbicara, “Hari ini Adik pakai baju motif bunga-bunga untuk bermain ke taman,” sambil memperlihatkan bajunya.
Hal ini bisa membantu Si Kecil memahami objek tertentu melalui perkataan Moms. Terapkanlah hal ini pada kegiatan lainnya, seperti saat mandi, memberikan makan, atau mengganti popok.
Biasakan selalu berbicara menggunakan kalimat lengkap kepadanya. Contohnya, ketika ia menunjuk ke arah boneka yang berada di atas meja. Moms jangan langsung mengambilkannya.
Lebih baik ucapkanlah satu atau dua kalimat seperti, “Kamu mau bermain dengan boneka ini?” Ketika dia merespons dengan anggukan atau senyuman, Moms bisa langsung memberikannya.
4. Main bersama-sama
Ketika memiliki anak, terkadang orang tua harus bisa berakting menjadi anak kecil. Ajaklah Si Kecil untuk bermain, bermain peran, atau membayangkan sesuatu untuk mengembangkan kemampuan verbalnya. Misalnya, Moms bisa mengajak Si Kecil untuk pura-pura menelepon Ayah dengan telepon mainan.
5. Puji perkembangannya
Selalu beri pujian, senyuman, dan pelukan tiap kali Si Kecil mengeluarkan suara atau kosakata baru yang baik. Pada umumnya, bayi belajar berbicara dari reaksi orang-orang di sekitarnya.
Kunci utama merangsang berkembangnya kemampuan berbicara anak adalah dengan banyak-banyak berkomunikasi dengannya. Pastikan Moms juga selalu memakai respons yang positif dan penuh kasih sayang.
Jika Moms curiga Si Kecil terlambat bicara , jangan dulu terlalu khawatir, ya, Moms. Pada dasarnya, setiap anak memiliki kecepatan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Meski begitu, bila anak terlambat bicara, sebaiknya ia tetap diperiksakan ke dokter supaya bisa diberikan penanganan jika memang ditemukan adanya kelainan.
Source : Alodokter.com
Pada sebuah artikel tentang mimisan di situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Dr. Fitri Primacakti, SpA(K), menjelaskan bahwa mimisan merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan orang...
Semua ibu pasti akan jatuh cinta dengan aroma manis yang datang dari bayi saat kita menggendongnya bayi di dekat kita. Tapi kemudian bau ini akan mulai memudar saat Si Kecil mulai bertambah ...
Anak tidak tidur siang ternyata bisa membuat tantrum Tidur siang hari mungkin hanya berlangsung beberapa jam saja, tetapi hal itu dapat memengaruhi kebutuhan harian Si Kecil. Tidur siang dapat meni...
Berikut adalah cara efektif mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi: 1. Contoh dari Orang Tua Anak-anak belajar banyak dari melihat perilaku orang tua mereka. Menjadi contoh yang baik d...