Attention Deficit Hyperactive Disorders atau ADHD

Senin, 13 Februari 2017 | 14:46 WIB Penulis : Erni Wulandari


Saat anak sudah didiagnosis ADHD maka Bunda akan berpikir bagaimana cara menyembuhkan kondisi tersebut. Bisakah ADHD disembuhkan ?

Menurut dr Dharmawan A. Purnama ,SpKJ, ADHD ini sebenarnya tidak mungkin disembuhkan total, hanya di kendalikan. Prinsipnya bukan sembuh, tetapi dipulihkan agar terkendali. ADHD ini sifatnya varian individu, sesuatu yang berlainan. Disebut penyakit bukan akan tetapi gangguan.

Serupa dengan autisme, ADHD ada juga yang dikategorikan ringan, sedang dan berat. Ketika anak memiliki ADHD kategori ringan, biasanya gejala-gejala ADHD nya tidak terlihat saat dewasa. ADHD saat dewasa ini yang dikatakan oleh dr Dharmawan akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian.

Yang sedang atau berat biasanya nanti saat remaja atau dewasa ada sisa gejalanya. Kalaupun pasien diberikan intervensi berupa obat terapi, maka diharapkan anak tetap dilatih untuk beraktivitas, supaya kreativitasnya tidak ditutup. Dengna begitu anak bisa mengendalikan dengan baik ADHD-nya sehingga tidak berlanjut hingga dewasa.

Ada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa sekitar 50-60% ADHD saat anak bisa berlanjut sampai dewasa. ADHD saat dewasa ini akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang didiamkan dan dianggap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tidak demikian. Jadi yang sedang atau berat biasanya nanti saat remaja atau dewasa masih ada sisa gejalanya. 

Anak dengan ADHD seringkali diabaikan dan dianggap sebagai prilaku yang memang umum terjadi pada anak-anak. Nyatanya, ini merupakan gangguan psikologis yang membutuhkan terapi. Jika ADHD tidak diberikan terapi dan cenderung diabaikan ini bisa saja terjadi dan berlanjut menjadi sifat psikopatik.

"Jadi dia punya ide apa lalu dipaksakan, dia melakukan tanpa pikir panjang. Semua seenaknya dia saja, aturan pun dia terabas. Kriteria psikopat itu kan orangnya tidak punya empati, suka melanggar aturan, seenaknya sendiri juga. Nah, ini nanti jadi kebiasaan.
Ketika anak tidak di terapi dan dilatih untuk mengendalikan ADHD-nya maka anak belajar bahwa sikap ADHD yang dimilikinya itu sah saja. Anakpun lama-kelamaan jadi memiliki prilaku psikopatik.

Psikopatik itu tak melulu tentang kekerasan atau pembunuhan seperti yang bahyak dibicarakan orang-orang, psikopatik termasuk juga prilaku-prilaku yang tidak punya empati, tidak perduli aturan.

Artikel Lainnya

Jelang liburan akhir tahun Mama tentu punya acara masing-masing yang khusus diluangkan untuk membahagiakan keluarga, misalnya dengan pergi ke museum, taman rekreasi dan sebagainya. Tapi bagaimana deng...

Efek negatif dari asupan gula berlebih juga terlihat pada kemampuan tubuh dalam menangkal penyakit. Konsumsi 20 sendok teh gula (yang kira-kira setara dengan jumlah gula dalam dua kaleng minuman ber...

Ada dua jenis sayuran yang kini di jual dipasaran sayur segar dan sayur beku. Di antara kedua jenis sayuran ini, sayuran beku tidak dianjurkan karena dianggap tidak segar dan memiliki bahan pengawet, ...

Sebagai orang tua, terkadang kita refleks membanjiri anak dengan pujian ketika ia berhasil menunjukkan pencapaian tertentu. Misal, memuji hasil karya anak dengan berkata, “Wow, bagus sekali! Kam...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................