Dampak Makanan Chiki dan MSG pada Anak, Simak Kata Dokter!

Senin, 06 Januari 2025 | 16:59 WIB Penulis :


Camilan asin memang menjadi favorit bagi anak-anak, dan Moms mungkin berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Si Kecil dari konsumsi camilan kaya MSG (monosodium glutamat) seperti makanan chiki.

Mengutip Very Well Family, banyak anak usia sekolah mengonsumsi natrium lebih tinggi dari yang direkomendasikan, hal ini dilaporkan oleh CDC dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, edisi November 2016.

Kali ini, dr. Isti Ansharina Kahtin, Sp.A akan memberikan penjelasan tentang dampak konsumsi MSG pada anak. Simak yuk!

 

Dampak Buruk Makanan Chiki dan MSG pada Anak

 

Dokter Isti menjelaskan, konusmsi MSG berlebihan dapat berdampak buruk pada anak.

Pada anak yang sensitif terhadap MSG, dapat terjadi efek samping sakit kepala, mual muntah, keringat dingin, hingga jantung berdebar-debar.

Dokter Isti menjelaskan, konusmsi MSG berlebihan dapat berdampak buruk pada anak.

Pada anak yang sensitif terhadap MSG, dapat terjadi efek samping sakit kepala, mual muntah, keringat dingin, hingga jantung berdebar-debar.

Dalam Indian Journal of Critical Care Medicine disebutkan bahwa ada beberapa gejala seperti sakit kepala, gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan, gatal, dan sakit perut yang dialami beberapa orang sesaat setelah mengonsumsi makanan sarat MSG.

Jika hal ini dialami oleh Si Kecil, tentu akan menimbulkan gejala yang tidak nyaman.

Mereka pun akan lebih rewel dan mudah menangis, serta sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Mengakibatkan Obesitas pada Anak

Kemungkinan efek samping lainnya dari mengonsumsi makanan chiki adalah bisa menimbulkan obesitas (berat badan berlebih).

Pasalnya, MSG dalam makanan chiki dapat menyebabkan gangguan hormon yang dikenal sebagai leptin.

Leptin dapat mengatur asupan makanan dan keseimbangan energi dengan menghambat rasa lapar.

Namun ketika tubuh kita mengandung leptin dalam jumlah tinggi, itu akan menyebabkan kenaikan berat badan dan menyebabkan obesitas.

International Journal of Food Properties pun menyebutkan bahwa mengonsumsi MSG dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan rasa lapar, asupan makanan, dan risiko sindrom metabolik, sekaligus sekelompok gejala yang meningkatkan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung serta diabetes.

Sebab, Si Kecil membutuhkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas agar tumbuh kembangnya lebih optimal.

4. Menyebabkan Anak Hiperaktif

Selain memengaruhi kualitas tidur, anak yang mengonsumsi makanan chiki berlebihan akan tumbuh menjadi pribadi hiperaktif.

Hal ini karena excitotoxins dalam MSG dapat mengganggu fungsi mental norma pada anak.

Oleh karenanya, banyak orang tua yang menghilangkan asupan MSG dalam pola makan anak hiperaktif untuk memperbaiki gejala perilaku mereka.

5. Mengganggu Fungsi Sel Normal di Otak

European Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa konsumsi MSG secara terus-menerus memiliki efek pada fungsi kognitif.

Tidak tanggung-tanggung, efek negatif MSG secara berlebihan dalam makanan chiki bisa mengganggu fungsi sel normal di otak.

Meski begitu, Dokter Isti mengatakan belum ada penelitian yang menjelaskan bahwa MSG dapat menghambat perkembangan otak anak.

MSG Bikin Anak Bodoh, Benarkah?

Banyak anggapan yang menyebut bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan anak menjadi bodoh atau kurang cerdas.

Dokter Isti menegaskan bahwa tidak ada kaitan antara konsumsi MSG dengan kecerdasan anak.

Menanggapi hal tersebut, rupanya terjadi mispersepsi di tengah masyarakat.

"Isu ini pertama kali muncul karena adanya penelitian pada tahun 2014 yang melibatkan hewan uji berupa tikus, yang diberikan MSG dan menimbulkan masalah pada respons kognitif dan gangguan memori. Namun semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaannya diperbolehkan dan aman jika tidak berlebihan," jelas dr. Isti.

Batasan Konsumsi MSG untuk Anak

Dokter Isti mengatakan, sebenarnya, tidak ada anjuran takaran MSG. Konsumsi MSG sebaiknya secukupnya saja.

"Dalam MSG ada kadar natrium/sodium yang hanya diperbolehkan maks 0,8 gram pada anak 1-3 tahun, dan maks 1,2 gram pada anak yg lebih besar. Sebisa mungkin MSG dihindari pada anak, arena MSG bukanlah zat esensial yang harus diperoleh anak," jelas Dokter Isti.

Berikut beberapa contoh makanan tinggi MSG:

1. Makanan Olahan

Banyak makanan olahan mengandung MSG untuk meningkatkan rasa, seperti:

  • Sosis dan daging olahan lainnya
  • Makanan beku siap saji, seperti pizza beku dan makanan cepat saji lainnya
  • Sup kemasan dan kaldu bubuk

2. Makanan Cepat Saji

 

Sebagian besar makanan cepat saji mengandung MSG untuk membuat rasa menjadi lebih menarik, termasuk:

  • Kentang goreng
  • Ayam goreng
  • Burger

3. Saus dan Bumbu

Beberapa saus dan bumbu yang sering digunakan dalam memasak juga mengandung MSG, seperti:

  • Kecap asin
  • Saus tiram
  • Saus BBQ

4. Makanan Tradisional Asia

Banyak masakan Asia menggunakan MSG, baik yang alami maupun tambahan, seperti:

  • Mie instan
  • Makanan berbasis kedelai seperti tempe dan tauco
  • Makanan laut kering seperti teri dan cumi asin

5. Snack

Beberapa jenis snack juga tinggi MSG, seperti:

  • Keripik kentang
  • Snack jagung
  • Popcorn rasa keju

Cara Mengurangi Konsumsi Sodium pada Anak

 

Moms bisa membantu mengurangi konsumsi sodium pada anak seperti makanan chiki untuk menghindari risiko dari tekanan darah tinggi dan obesitas yang bisa terjadi di masa kanak-kanak.

Berikut ini beberapa tips untuk mengurangi konsumsi sodium pada makanan sehari-hari:

1. Baca Label Nutrisi

Pastikan untuk membaca label nutrisi dan perhatikan kandungan natrium di dalamnya.

Selalu bandingkan suatu merek dengan merek lainnya, dan pilih opsi yang mengandung lebih sedikit garam.

Jika memungkinkan, pilih makanan segar atau beku daripada makanan siap saji karena cenderung mengandung jumlah sodium yang tinggi.

2. Perhatikan Kadar Sodium dalam Makanan Favorit Anak

Studi CDC menemukan bahwa ada 10 jenis makanan yang bisa memenuhi 50 persen kadar natrium yang dibutuhkan anak-anak.

Makanan ini termasuk makanan favorit anak-anak seperti pizza, sandwich (termasuk burger), sup instan, camilan gurih, keju, dan bahkan susu.

3. Masak dengan Menggunakan Sedikit Garam

Saat memasak di rumah, tingkatkan jumlah bumbu dapur yang digunakan, seperti bawang putih dan rempah-rempah, dan kurangi garam.

Gunakan bahan-bahan segar jika memungkinkan, dan hindari menggunakan bahan cepat saji seperti sayuran beku untuk makanan harian.

Buat saus menggunakan bumbu yang diolah sendiri.

Itu dia Moms, dampak buruk makanan chiki dan bagaimana tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi asupan sodium pada anak.

Source:  Orami.co.id

Artikel Lainnya

Moms tentunya ingin tumbuh kembang Si Kecil yang optimal agar ia bisa menjadi versi terbaik dari dirinya. Karena itu untuk menjadikan Si Kecil versi yang terbaik maka Moms juga harus memberi...

Salah satu kebiasaan yang muncul ketika balita sudah bisa menggenggam barang adalah melempar. Hampir semua barang dilempar sehingga rumah berantakan. Sebenarnya, ada banyak alasan balita melepar ba...

Karakteristik Anak yang Hiperaktif Terkadang sangat sulit membedakan anak yang aktif dan hiperaktif, karena biasanya sama-sama ditunjukkan dengan perilaku tidak bisa diam dan duduk tenang. Namun, t...

Manfaat mengajari anak berbagai bahasa, Bunda bisa mengenalkan bahasa asing pada si kecil mulai dari usia 3 tahun. Menurut Erika Levy. Ph.D, asisten Profesor Patologi Bahasa dan Bicara dari Columbia U...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................