Tidak penting menjaga asupan nutrisi untuk tumbuh kembang Si Kecil, Moms juga perlu memperhatikan pantangan makanan yang berisiko untuknya. Salah satunya, menghindari makanan yang dapat merusak gigi S...
Senin, 30 Juni 2025 | 11:05 WIB Penulis :
Saat mengasuh si Kecil, tak jarang muncul hal tidak menyenangkan yang membuat Ayah atau Bunda melakukan tindakan seperti memukul, menyentil atau mencubit si Kecil.
Perilaku ini, terlepas dari alasannya, merupakan kekerasan fisik yang sangat tidak dianjurkan karena dapat berdampak buruk terhadap si Kecil.
Lalu, bagaimana cara meredam emosi agar orang tua tidak memukul anak? Yuk, simak pembahasan tentang dampak negatif anak yang sering dipukul dan tips mindful parenting berikut ini!
Anak yang sering dipukul dapat mengalami banyak dampak negatif yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka sekarang dan di masa depan.
Terdapat studi, yang secara spesifik, menunjukkan bahwa anak yang sering menerima hukuman fisik akan lebih rentan/berisiko menunjukkan masalah perilaku, misalnya:
Selain itu, kekerasan pada anak ternyata juga dapat memberikan banyak dampak negatif lainnya. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi pada si Kecil antara lain:
Anak yang sering dipukul mungkin merasa tidak aman, tertekan, atau tidak dihargai.
Mereka mungkin mengalami masalah dengan percaya diri, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk mengendalikan emosi mereka.
Anak yang sering dipukul mungkin merasa terasing dari teman-teman sebaya mereka, terutama jika mereka merasa tidak aman di rumah.
Ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.
Besar kemungkinan anak yang sering dipukul mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pasca trauma.
Mereka mungkin juga lebih rentan terhadap masalah seperti obsesi-kompulsi, kekerasan, atau bahkan kemungkinan bunuh diri.
Cubitan, sentilan, pukulan, dan tindak kekerasan lainnya sangat mungkin untuk menyebabkan masalah pada fisik anak.
Dalam hal ini, anak yang dipukul dapat mengalami luka bakar, luka teriris, atau cedera yang lebih parah.
Ini bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menyebabkan trauma fisik yang berkepanjangan.
Terakhir, dampak negatif pada anak yang sering dipukul adalah kemungkinan mengalami masalah dengan belajar dan mencapai prestasi akademik yang seharusnya.
Mereka mungkin terdistraksi oleh masalah emosional atau sosial yang dihadapi, atau merasa tertekan oleh situasi di rumah.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tidak dipukul dan mendapatkan perlindungan yang layak.
Jika Anda merasa bahwa anak Anda mungkin sedang mengalami kekerasan di rumah, segera carilah bantuan profesional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Emosi adalah reaksi yang normal dan sehat terhadap pengalaman hidup setiap manusia. Namun, jika emosi terlalu intens atau tidak terkendali, maka itu bisa menjadi masalah.
Emosi dapat terjadi karena berbagai faktor. Umumnya ini terjadi akibat kelelahan, stres berlebih, anak yang sedang rewel, atau perut yang lapar dan membuat kita kekurangan gula darah.
Kalau sudah begini, ada baiknya Ayah dan Bunda beristirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan meluangkan waktu me time minimal 20 menit/hari.
“Lalu, bagaimana kalau masih emosi meskipun sudah melakukan hal di atas?”
Sekesal apapun Ayah dan Bunda, se salah apapun si Kecil di mata Ayah dan Bunda, kekerasan fisik maupun verbal tetap tidak dapat dibenarkan.
Oleh sebab itu, yuk belajar untuk sampingkan gengsi lalu meminta maaf pada si Kecil dan tunjukkan upaya untuk berubah!
Saat si Kecil berperilaku tidak menyenangkan, mulai luangkan waktu sejenak untuk:
? Katakan: “Kamu tuh ya! Dari tadi sudah dibilangin pelan-pelan tapi tidak nurut, kan jadi tumpah. Maunya apa sih?!”
? Sebaiknya: “Sekarang ambil lap dan bersihkan tumpahan airnya sendiri ya Kak biar lantainya tidak licin”
Selain itu, Ayah dan Bunda juga bisa melakukan beberapa hal lainnya untuk membantu meredam emosi, seperti:
1. Belajar mengendalikan emosi
Jika Ayah atau Bunda mudah emosi, maka ada baiknya Ayah dan Bunda belajar untuk mengidentifikasi tanda-tanda emosi yang muncul.
Kemudian, kembangkan strategi untuk mengendalikan emosi tersebut sebelum mereka mencapai tingkat yang tidak terkendali.
2. Meminta bantuan profesional
Jika Ayah dan Bunda merasa tidak mampu mengendalikan emosi sendiri, maka carilah bantuan profesional, seperti terapis atau psikolog.
Mereka dapat membantu Ayah dan Bunda untuk menemukan cara untuk mengelola emosi dengan lebih baik.
3. Temukan cara lain untuk mengeluarkan emosi
Ada banyak cara lain yang dapat Ayah atau Bunda lakukan untuk mengeluarkan emosi dibandingkan dengan memukul anak.
Misalnya dengan mencoba menulis, melukis, atau melakukan aktivitas fisik lainnya untuk mengeluarkan emosi secara positif.
4. Buat perencanaan pencegahan
Selain itu, Ayah dan Bunda juga dapat menyiapkan diri dengan cara-cara yang dapat dilakukan sebelum emosi mulai naik.
Misalnya, mengambil waktu untuk bermeditasi atau mengambil napas dalam-dalam sebelum emosi menjadi terlalu tinggi.
5. Jangan biarkan emosi menguasai
Yang terakhir, namun tidak kalah penting adalah memastikan agar emosi tidak menguasai diri kita.
Ingatlah bahwa Ayah dan Bunda dapat memiliki pilihan dan dapat memilih untuk tidak memukul si Kecil.
Pilihlah untuk mengelola emosi dengan cara yang lebih positif dan membantu si Kecil untuk mengelola emosi mereka juga.
Itu dia pembahasan tentang dampak negatif akibat anak sering dipukul dan bagaimana cara mengatasinya. Ingat, setiap langkah adalah proses. Untuk itu, sebaiknya Ayah dan Bunda fokus pada attachment dan koneksi dengan si kecil.
Source: Tentang Anak.com
Tidak penting menjaga asupan nutrisi untuk tumbuh kembang Si Kecil, Moms juga perlu memperhatikan pantangan makanan yang berisiko untuknya. Salah satunya, menghindari makanan yang dapat merusak gigi S...
Tiba-tiba saja pasangan Anda diundang untuk menghadiri reuni SMA. Tak masalah, kok. Anda pasti bisa menangani anak. Lagipula hanya sebentar, kan. Dan tak ada salahnya memberikan waktu me tim...
Pada usia 4 tahun, hari-hari si Kecil penuh dengan warna-warni, energi, dan keseruan kehidupan sosial. Namun, si Kecil akan menyatakan ketidaksukaannya terhadap sesuatu dengan jelas. Ketahui selengkap...
Gangguan bicara dan bahasa sering kali dialami anak, mulai dari bicara yang tidak jelas hingga kesulitan mengungkapkan apa yang ia butuhkan. Kondisi ini kerap membuat para orang tua khawatir dan memba...