Anak membutuhkan waktu istirahat yang berkualitas untuk mendukung tumbuh-kembangnya. Namun, seringkali anak mengalami masalah tidur, antara lain diganggu mimpi buruk. Dalam hidup, kita pasti pernah...
Jumat, 12 Agustus 2016 | 09:52 WIB Penulis : Erni Wulandari
Usia anak-anak adalah waktu di mana dirinya penuh energi untuk aktif bergerak dan bermain, oleh karena itu kadang orang tua bisa pusing dibuatnya. Tapi hal tersebut masih normal dan berbeda dari kondisi anak yang disebut memiliki gangguan perilaku Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Diakui oleh para ahli memang tidak mudah untuk mendiagnosa ADHD. Perlu pengamatan sehari-hari melihat ada tidaknya tiga karakteristik yang menjadi ciri khas yaitu tak bisa diam atau hiperaktif, impulsif , dan sulit untuk fokus karena cepat bosan.
Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) dari RSU Soetomo Surabaya mengatakan di luar hal tersebut ciri anak ADHD bisa berbeda untuk tiap individu.
"Jadi jangan langsung mengatakan anak aktif itu hiperaktif. Sebagian besar anak aktif tidak hiperaktif. Kita (dokter) amati bersama orang tua kemudian menggunakan parameter-parameter yang obyektif baru bisa kita katakan anak ini benar-benar hiperaktif atau tidak," kata dr Suryawan kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
"Boleh khawatir tapi belum tentu anaknya hiperaktif, lho. Nanti dokternya akan memastikan apakah anak ini benar hiperaktif atau tidak dengan menggunakan parameter yang obyektif. Jadi, tidak dengan parameter perbandingan dengan anak lain," sambungnya.
Meski demikian perlu diketahui ADHD ini tak selamanya menjadi sesuatu yang negatif. Bila kondisi dikendalikan dengan baik Anak bisa menemukan hal-hal yang menarik untuknya dan berprestasi di bidang tersebut karena mengalami hiperfokus.
"Kondisi itu namanya hiperfokus di mana saking tingginya konsentrasi Anda lupa waktu, menyukai apa yang Anda kerjakan dan melakukannya dengan sangat baik. Kalau Anda bermain video game, Anda akan jago bermain game. Kalau Anda bermain olahraga, Anda akan jago dalam olahraga tersebut," kata Psikolog Brandon Ashinoff dari University of Birmingham.
Contoh untuk kasus ini seperti perenang Amerika Serikat, Michael Phelps. Saat masih anak-anak Phelps sebenarnya hiperaktif dan susah fokus namun kemudian semua energi dan konsentrasinya itu disalurkan lewat olahraga renang. Hasilnya kini Phelps terkenal sebagai atlet renang tercepat sedunia dan sukses meraih banyak medali emas di olimpiade.
Sumber : Detik.com
Anak membutuhkan waktu istirahat yang berkualitas untuk mendukung tumbuh-kembangnya. Namun, seringkali anak mengalami masalah tidur, antara lain diganggu mimpi buruk. Dalam hidup, kita pasti pernah...
Susah sekali membujuk anak-anak minum obat. Pertama, karena rasanya tidak enak. Kedua, aromanya juga tidak enak. Ketiga, karena anak yang sakit tidak berada dalam kondisi mood yang baik, sehingga lebi...
Tak hanya asupan makanan yang berpengaruh pada tumbuh kembang otak namun juga 10 aktivitas berikut ini. 1. Kontak mata Menurut Annelia Sari Sani, S.Psi, sel-sel otak akan terkoneksi lewat at...
Jakarta - Membuat anak tumbuh cerdas enggak cuma dengan memberikan asupan yang bergizi, Bun. Mereka juga butuh stimulasi, salah satunya dengan mainan. Nah, ternyata mainan bisa membuat anak tumbuh cer...