Defisiensi atau kekurangan vitamin D menjadi persoalan yang mengancam anak Indonesia. Selain menghambat pertumbuhan dan memicu penyakit tulang, defisiensi vitamin D juga mendorong timbulnya penyakit l...
Jumat, 12 Agustus 2016 | 10:14 WIB Penulis : Erni Wulandari
Banyak faktor yang memengaruhi oleh tumbuh kembang anak. Mulai dari nutrisi yang ia dapat hingga stimulus yang didapatkan dari sekitarnya. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan peran ayah dalam tumbuh kembang anak. Penelitian yang dilakukan oleh Michigan State University mengungkapkan mood yang dimiliki atau dirasakan ayah dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak.
Para peneliti mengungkapkan ayah yang mengalami stres sangat berpengaruh pada gaya asuh. Saat ayah mengalami stres, anak akan mengalami perkembangan secara negatif. Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari 730 keluarga. Secara khusus, peneliti melihat bagaimana masalah kesehatan ayah seperti stres dan depresi berpengaruh pada perkembangan anak.
Stres pada ayah dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan kognitif dan bahasa anak bahkan pada usia 2 hingga 3 tahun. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan masalah kesehatan mental seperti depresi juga memberikan dampak buruk pada keterampilan sosial anak saat mereka lebih besar. Penelitian ini juga menemukan dampak kesehatan mental ayah jauh lebih berpengaruh pada anak dibanding kesehatan mental ibu.
Tentu saja penelitian ini menjadi peringatan bagi para ayah terutama ayah baru. Banyak pria yang justru mengalami stres saat dihadapkan dengan anak. Para ayah merasakan ketakutan dalam masalah anak. Banyak pula ayah yang menganggap bahwa ayah tidak memainkan peran penting dalam tumbuh kembang anak. Namun, ayah dapat menentukan tumbuh kembang anak.
Penelitian ini mencoba untuk menegaskan peran ayah dalam tumbuh kembang anak. Tidak hanya berdampak jangka pendek, kesehatan mental ayah yang buruk dapat memberikan dampak jangka panjang. Ayah dan Bunda juga perlu berkolaborasi dalam mengasuh anak sebab tugas mengasuh bukan hanya masalah dan tanggung jawab Bunda saja.
Sumber : Nakita
Defisiensi atau kekurangan vitamin D menjadi persoalan yang mengancam anak Indonesia. Selain menghambat pertumbuhan dan memicu penyakit tulang, defisiensi vitamin D juga mendorong timbulnya penyakit l...
Picky eater pada anak adalah suatu tahapan yang normal, karena pada dasarnya semua anak akan memalalui tahapan memilih-milih makanan pada saat usia 2 sampai 3 tahun. Jika anak mengalami kesulitan maka...
Saat anak sudah didiagnosis ADHD maka Bunda akan berpikir bagaimana cara menyembuhkan kondisi tersebut. Bisakah ADHD disembuhkan ? Menurut dr Dharmawan A. Purnama ,SpKJ, ADHD ini sebenarnya tidak m...
Demam bukanlah sebuah penyakit tetapi merupakan sebuah gejala. Demam terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sedang berperang melawan infeksi. Dalam istilah medis, seseorang disebut menderita demam jika...