Bunda sering merasa kesal melihat anak suka coret-coret dinding? Perasaan jengkel memang tidak bisa dihindarkan. Tapi tahukah Bunda jika coretan yang dibuat si kecil merupakan bagian dari proses pertu...
Kamis, 08 September 2016 | 09:22 WIB Penulis : Erni Wulandari
Ketahui apa yang ditemukan dari hasil studi terbaru mengenai penyebab konstipasi atau sembelit pada bayi atau anak serta bagaimana menanggulanginya.
Si kecil dapat mengalami konstipasi pada tahun pertama kehidupannya. Biasanya kondisi ini tidak serius, dan biasanya disebabkan karena adanya perubahan asupan dan pola makan pada si kecil. Berikut ini beberapa temuan yang mendalam dari komunitas medis.
Apa Penyebab Konstipasi pada Si kecil?
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan buang air besar si kecil dapat diprediksi dengan beberapa alasan.
Perubahan pola makan si kecil – penyesuaian jadwal makan, transisi ke makanan padat, berkenalan dengan makanan baru – dapat menyebabkan konstipasi.
Perubahan rutinitas si kecil – perjalanan jauh, menitipkan si kecil di tempat perawatan anak juga dapat menyebabkan konstipasi.
Cuaca yang ekstrim ketika cuaca sangat panas dapat menjadi penyebabnya.
Jika ada riwayat keluarga yang mengalami konstipasi, maka si kecil memiliki kemungkinan mewarisinya. Ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetika dan lingkungannya.
Apa yang Dapat Membantu Mengatasi Konstipasi Si kecil?
Beberapa langkah mudah ini dapat membantu mencegah si kecil buang air besar secara tidak teratur.
Gerakan yang dapat membantu si kecil buang air besar. Semakin jarang si kecil bergerak, maka semakin besar risiko si kecil mengalami konstipasi. Membuat si kecil tetap bergerak (merangkak, berjalan atau bahkan membalikkan posisi si kecil) dapat membantu. Jika usia si kecil masih sangat muda, Ibu dapat menekan lutut si kecil ke arah perutnya.
Hal yang mengejutkan pada hasil penelitan konstipasi pada si kecil
Banyak orang yang menganggap bahwa susu formula yang terfortifikasi zat besi dapat menjadi penyebab konstipasi, hasil studi terbaru membuktikan bahwa hal ini hanyalah mitos. Zat besi merupakan bagian yang sangat penting dalam pola makan si kecil dan seharusnya tidak diabaikan. Faktanya, jika si kecil kekurangan zat besi, dokter akan merekomendasikannya untuk mengonsumsi suplemen. Zat besi memiliki peran dalam perkembangan otak si kecil dan memproduksi sel darah merah yang sehat.
Berbagai sumber
Bunda sering merasa kesal melihat anak suka coret-coret dinding? Perasaan jengkel memang tidak bisa dihindarkan. Tapi tahukah Bunda jika coretan yang dibuat si kecil merupakan bagian dari proses pertu...
Meski sering tak dimanfaatkan, sebagian orang yang kreatif justru membuat kerajinan tangan dari kain perca. Mama bisa membuat prakarya mudah dari bahan kain perca ini. Pertama Mama bisa memul...
Jakarta - Si kecil mogok makan alias melakukan gerakan tutup mulut (GTM)? Hampir semua Mommy rasanya pernah menghadapi drama si kecil yang melakukan GTM. Beragam alasan menjadi penyebabnya, mulai d...
Indonesia memberlakukan 3 pemeriksaan Covid-19 yaitu Rapid Test, Serologi, dan PCR Test. Ketiganya dipergunakan untuk melacak orang yang terinfeksi virus SARS-CoV2. Hingga sekarang, pemeriksaan yan...