Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Dengan Mainan

Jumat, 09 September 2016 | 10:03 WIB Penulis : Erni Wulandari


Siapa bilang mainan anak hanya bisa dipakai untuk bermain? Mainan anak ternyata bisa membantu tumbuh kembangnya juga. Mainan bisa membantu perkembangan tiga hal di dalam diri anak. Pertama adalah perkembangan fisik anak, seperti bagaimana anak bergerak. Kedua adalah perkembangan kognitif anak, seperti bagaimana anak berpikir. Yang terakhir adalah perkembangan sosial emosional anak, seperti bagaimana anak berinteraksi.

Psikolog anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan, selain itu anak juga memerlukan stimulasi yang tepat untuk mendukung tumbuh kembangnya. Mainan adalah bentuk stimulasi yang baik untuk anak, misalnya untuk mengembangkan aspek sensorik dan motorik anak. Stimulus juga bisa diberikan lewat suara dan warna-warna. Itulah mengapa mainan anak dilengkapi dengan bunyi-bunyian dan berwarna-warni. Karena hal ini bisa merangsang pendengaran dan penglihatan anak.

“Mainan yang tepat juga akan merangsang kemampuan motorik anak, misalnya untuk bayi. Orang tua bisa memberikan mainan yang mudah digenggam. Pada tiga bulan pertama usia bayi, mainan seperti itu dapat merangsang perkembangan fisik atau motoriknya,” jelas Vera yang ditemui dalam sebuah diskusi.

Pemilihan jenis mainan harus disesuaikan dengan usia anak. Pada anak yang mulai belajar berjalan misalnya, berikanlah mainan yang dapat menopang anak sambil berdiri. Misalnya mainan yang dilengkapi dengan roda sehingga anak bisa mendorong-dorongnya sambil berdiri.

Supaya permainan anak juga memberi manfaat stimulasi, ada dua prinsip yang harus dipenuhi :

Pertama, pendampingan saat anak bermain. Kalau anak bermain begitu saja tanpa adanya pendampingan, stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan maksimal. Orang tua juga bisa mengajak anak memainkan mainan dengan bernyanyi dan bergerak. Jadi penting banget nih kita mengagendakan kegiatan bermain bersama anak setiap harinya.

Kedua, orang tua perlu memberikan mainan pada anak sesuai dengan kategori usianya untuk mengoptimalkan stimulasinya. Bila kategori usia mainan lebih rendah dari usianya, anak akan lebih mudah merasa bosan karena tidak ada tantangan. Sebaliknya, bila terlalu tinggi dari kategori umurnya, anak umumnya tidak akan mampu menikmati mainan yang diberikan. Jadi mainan yang dipilih harus sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.

 

 

 

 

Artikel Lainnya

Penyakit Flu Singapore ini dikenal sebagai penyakit Hand Foot Mouth Disease (HFMD) atau dalam istilah kedokteran Indonesia penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM). Menurut Dr. Trully Kusuwardhani, Sp.A...

Radang usus buntu, atau disebut sebagai apendisitis, adalah gangguan pencernaan berupa peradangan pada appendix (usus buntu). Organ usus buntu merupakan sebuah usus kecil yang tidak memiliki...

Dunia pergaulan balita 4 tahun makin luas. Selain teman-teman di sekolah, ia juga bersosialisasi dengan beberapa teman tetangga. Wajar bila di antara cerita-cerita balita tentang teman-temannya, terse...

Keamanan digital keluarga selalu menjadi kekhawatiran orang tua, dan saat ini hal tersebut semakin penting untuk diperhatikan setelah sekolah online menjadi cara belajar-mengajar yang utama....

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................