Bayam menjadi salah satu sayuran yang kaya akan nutrisi. Selain enak dinikmati jadi sayur bening, bayam juga sangat mudah di racik menjadi campuran omlete untuk si kecil. Berikut ini beberapa manfaat...
Selasa, 04 Oktober 2016 | 15:27 WIB Penulis : Erni Wulandari
Saat anak mulai rutin beraktivitas, ia memerlukan sepatu terbaik untuk mendukung pergerakannya. Meski di dalam rumah ia bebas bertelanjang kaki – karena lantai rumah yang bersih tentunya – tapi ketika berada di luar rumah, kaki mungilnya perlu perlindungan yang nyaman dan memadai. Apabila membahas tentang sepatu anak, selain nilai fashion utamakan juga ukuran, bentuk, dan fungsi sepatu buat si kecil. Hal ini dimaksudkan agar anak bebas melangkah dan menendang tanpa merasa ‘tersiksa’ dengan sepatu tidak nyaman. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui sebelum membeli sepatu untuk anak:
1. Ukuran yang tepat
Ketika pertama kali akan membelikan anak sepatu, Bunda perlu mengetahui berapa sebenarnya ukuran kakinya. Pada saat ini, sebaiknya Bunda menghindari pembelian secara online. Luangkan waktu untuk berkeliling department store ( lebih baik jika ke toko khusus sepatu anak) untuk menemukan ukuran yang paling pas dengan kaki si kecil.
Bunda mungkin akan menemukan perbedaan ukuran yang cukup signifikan pada kaki kanan dan kaki kiri anak. Jika demikian, pilihlah size sepatu mengikuti ukuran kaki yang lebih besar. Seiring masa pertumbuhan tubuhnya, ukuran kaki juga bertambah dengan cepat. Sebab itu, Bunda perlu secara rutin memperhitungkan ukuran kaki anak setiap 2-3 bulan.
2. Mencoba sepatu dengan berdiri
Minta anak berdiri saat mencoba sepatu. Perhatikan ujung jari-jari kakinya. Cara untuk memastikan ia tidak kesempitan adalah dengan menekan ujung sepatu. Perkirakan masih terdapat sedikit sisa ruang antara ujung kaki dengan ujung sepatu. Normalnya selebar ibu jari orang dewasa atau sekitar setengah inci. Bukan yang benar-benar ketat.
3. Pakaikan kaus kaki
Ukuran kaus kaki yang di kenakan pada anak tentu harus sama dengan ukuran sepatunya.
4. Jangan tergoda ukuran yang lebih besar
Setelah mencoba sepatu dan menurut Bunda sudah pas, belilah sepatu dengan ukuran tersebut. Jangan tergoda untuk membelikan anak sepatu yang ukurannya lebih besar dengan maksud masih bisa dipakai dalam jangka waktu yang lebih lama. Justru, sepatu yang kebesaran di kaki anak, membuatnya sulit berjalan bahkan membahayakan. Bisa saja ia terjatuh karena gerakan kaki yang tidak seimbang dengan sepatu.
5. Periksa tumit kaki anak
Minta anak berjalan agar Anda dapat memeriksa bagian tumitnya. Perhatikan, Ma, gesekan tumit ke atas dan ke bawah pada bagian belakang sepatu, dapat mengakibatkan lecet.
6. Pertimbangkan bahan material
Cara mudah untuk mengetahui sepatu nyaman atau tidak untuk anak, ia sangat mudah ditekuk dan fleksibel. Hal ini tergantung dari jenis material dasarnya. Pilihlah sepatu yang terbuat dari bahan kanvas, kain, atau kulit (bukan karet atau plastik), yang semuanya berpori sehingga memudahkan sirkulasi udara pada kaki.
7. Sol yang kokoh
Jangan memilih sepatu dengan sol yang halus dan licin. Sehingga anak berisiko terpeleset saat melangkah. Begitu juga sepatu dengan permukaan sol yang terlalu dalam, sehingga tidak nyaman ketika berjalan di atas karpet atau trotoar.
8. Ajak anak memilih model sepatu
Si kecil bisa jadi tidak banyak komentar dan permintaan mengenai ragam pilihan sepatu. Namun, Bunda bisa mengajaknya untuk memilih dengan menghadapkan padanya beberapa pilihan sepatu yang sudah di pastikan ukurannya sesuai, lalu biarkan si kecil menunjuk sepatu mana yang ia suka.
Sumber : Parenting
Bayam menjadi salah satu sayuran yang kaya akan nutrisi. Selain enak dinikmati jadi sayur bening, bayam juga sangat mudah di racik menjadi campuran omlete untuk si kecil. Berikut ini beberapa manfaat...
Lensa kontak atau softlens banyak digunakan oleh mereka yang mengalami gangguan penglihatan untuk membantu memperbaiki penglihatan. Selain softlens yang digunakan dengan alasan medis, ada...
Sebenarnya delima, memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan warnanya, yaitu delima putih, delima ungu, dan delima merah. Namun kebanyakan orang saat ini lebih memilih delima merah karena kha...
1. Penyakit gangguan keturunan kronis (mitokondria) Dikutip dari The New York Times, Justin St. John, profesor di Hudson Institute of Medical Research di Australia, selain kecerdasan anak menu...