Ayah Ajarkan Privasi Pada Anak Perempuan

Jumat, 13 Januari 2017 | 11:45 WIB Penulis : Erni Wulandari


Rasanya setiap Ayah ‘tidak rela’ bayi perempuannya tumbuh menjadi gadis kecil, yang suatu hari nanti akan beranjak remaja. Tetapi, pertumbuhan anak tidak akan bisa dielakkan. Dan bagaimana pun, Ayah dan gadis kecilnya berbeda jenis kelamin. Ada batasan-batasan yang musti disadari Ayah dalam menjalin hubungan dengan anak perempuannya. Misalnya, jika saat dia bayi, Ayah memandikannya di pagi hari, maka ada masanya aktivitas itu tidak mungkin lagi dilakukan. Tidak saja untuk mengajarinya kemandirian, tetapi juga pemahaman tentang privasi dan respek. Toh, bonding ataupun menunjukkan afeksi, kedekatan, dan komunikasi mendalam tetap bisa dilakukan dengan aktivitas lain.

Memeluknya erat saat dia menangis atau memerlukan rasa tenang, mencium kening dan pipinya untuk menunjukkan rasa sayang, atau menepuk bahunya saat dia membutuhkan persetujuan, dukungan dan kekuatan, adalah kontak yang selalu diperlukan seorang anak perempuan. Menjelaskan hal-hal berkaitan dengan privasi, seksualitas, hubungan dengan lawan jenis, sebaiknya bukan hanya menjadi tugas mama saja. Ya, memang mama akan lebih nyaman dan fasih membicarakan hal ini karena kesamaan gender dan jenis kelamin. Tetapi, anak perempuan memerlukan penjelasan dari papanya.

  • Tunjukkan bagaimana seharusnya seorang laki-laki memperlakukan perempuan dengan respek, melalui perlakuan Ayah kepada Bunda. Berbagilah tanggung jawab rumah tangga dengan Bunda, tunjukkan afeksi kepada Bunda, sehingga ini bisa menjadi contoh bagi gadis kecil.
  • Ajarkan tentang bagian tubuhnya, dengan penyebutan nama organ yang benar. Ayah sendiri cobalah untuk tidak canggung mengatakan vagina, misalnya. Ajarkan juga bahwa dia memiliki kekuatan dan kendali atas diri dan seksualitasnya. Sejak dini, katakan bahwa tubuhnya adalah miliknya sendiri, harus dia rawat dan jaga sebaik-baiknya. Katakan tidak boleh ada orang lain yang boleh sembarang menyentuh tubuhnya, terutama area privatnya. Bahkan Ayahpun harus menghormatinya. Ketika anak mulai besar, kalau membutuhkan bantuan saat mandi atau membasuh diri usai pipis atau pup, katakan Bunda yang akan menolongnya. Walaupun tidak perlu dikunci, pintu sebaiknya ditutup saat dia mandi atau sedang mengenakan pakaian, agar tidak sembarang orang bisa mengganggu privasinya.
  • Ajarkan juga tentang bagian tubuh anak laki-laki, dengan penyebutan organ yang benar. Penis adalah penis, bukan ‘burung’, misalnya. Ajarkan juga untuk respek pada anak laki-laki, sama dengan laki-laki harus respek pada perempuan.

Artikel Lainnya

Selain mengurus anak, suami, dan rumah, ibu muda yang bekerja juga memiliki beban pekerjaan di kantor. Terlebih, ketika tak ada asisten rumah tangga dan jauhnya kerabat bahkan orang tua. Tak pelak, ka...

Berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dibiasakan pada anak. Meski begitu, biasanya anak mulai menjadi lebih kritis memasuki usia golden age. Di usia golden age, umumnya anak mulai gemar bertanya...

Jakarta akhir-akhir ini selalu memperoleh nilai indeks kualitas udara yang buruk, bahkan menurut data pada situs IQAir tanggal 9 Juni 2023, kualitas udara di Jakarta berada di angka 153 AQI dengan ket...

Gejala autisme mulai berkembang saat si Kecil berusia di bawah 3 tahun dan tidak berhubungan dengan pemberian vaksin MMR. Autisme merupakan suatu kondisi gangguan neurobehavioral  (syaraf dan ...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................