Jika putra-putri Anda sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan kudapan manis setiap hari, tentunya akan butuh perjuangan untuk menghentikannya. Namun orang tua tak perlu khawatir karena panduan berikut ...
Selasa, 17 Januari 2017 | 11:24 WIB Penulis : Erni Wulandari
Memasuki usia dua tahun, anak perlahan-lahan sedang mengalami transisi dari bayi ke usia balita. Keterampilan berbicara dan memahami bahasa verbalnya semakin meningkat seiring dengan rasa ingin tahunya yang menggebu-gebu. Ia kerap kali bertanya “Kenapa?” atau malah langsung membantah dengan mengatakan “tidak”. Sampai-sampai ada istilah ‘terrible two’ untuk mendeskripsikan bagaimana sulitnya mencapai deal dengan si kecil.
Nah, ketika anak susah dilarang, apa yang harus dilakukan? Ini dia :
1. Cari alternatif lain selain kata ‘tidak’ dan jangan’. Daripada Bunda melarangnya dengan berkata, “jangan manjat!”, lebih baik katakan “Hati-hati, nanti kamu jatuh”, kemudian awasi dan bimbing ia memanjat.
2. Jadilah role model. Ketika Bunda membuat peraturan di rumah, Bunda pun harus ikut menerapkan pada diri sendiri dengan konsisten untuk menyontohkannya pada anak. Saat waktunya tidak boleh menonton TV, maka Bunda pun tidak menonton TV.
3. Sesekali melarang, sesekali bernegosiasi. Alih-alih melarangnya, coba bernegosiasi dengannya. Misalnya, jika anak hobi makan coklat atau permen dan Bunda ingin melarangnya, tentu sulit. Cobalah bernegosiasi dengan menawarkan coklat atau permen di jam-jam tertentu saja atau sebagai reward.
4. Fokus pada perilakunya yang benar dan beri ia penghargaan. Hindari membanding-bandingkan dengan anak lain. Jika mau membandingkan, bandingkan dengan dirinya sendiri, misalnya “Kemarin, Bunda senang sekali, adik mau mendengarkan. Mengapa hari ini kamu tidak mendengarkan Bunda?”
5. Hindari memberikan sogokan agar anak berubah pikiran dan mau menurut. Menyogok mungkin cara efektif untuk membuat anak patuh tetapi malah membentuk kebiasaan kalau dia baru akan menuruti Bunda setelah diberi iming-iming.
6. Kalau ia mengamuk karena dilarang. Begitu ia menangis, lebih baik Bunda tidak memarahinya. Biarkan sejenak ia menangis, setelah itu dekati dan peluk begitu tangisannya mereda. Saat itu, Bunda bisa mengajaknya berbicara baik-baik.
7. Ajak ia membuat aturan di rumah yang akan diterapkan bersama. Buat karton dan tulis sejumlah aturan-aturan itu. Jika ia bisa menjalani aturan itu dengan baik, tempelkan cap atau stiker. Setiap satu minggu atau satu bulan sekali, berikan reward.
Jika putra-putri Anda sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan kudapan manis setiap hari, tentunya akan butuh perjuangan untuk menghentikannya. Namun orang tua tak perlu khawatir karena panduan berikut ...
Tahap pengenalan MPASI memang begitu menantang buat semua orang tua. Tak jarang orang tua dibuat pusing dengan tingkah polah anak saat makan. Berikut lima makanan yang bisa merusak otak anak. Ad...
Agar anak bisa bermain sepuasnya, orang tua terkadang sampai lupa mengingatkan jam tidur mereka atau memang sengaja membiarkan mereka tidur di jam sesukanya. Padahal ini tidak dibenarkan. Sebuah pe...
Belajar menulis memang bukanlah hal yang mudah, sama seperti belajar membaca. Namun, kemampuan menulis sangat menunjang kegiatan belajar balita di sekolah, lho, Ma. Menurut Jan. Z Olsen, pencetus prog...