Gigi anak tumbuh secara bertahap. Meski begitu, tumbuh gigi pertama pada setiap anak dapat berbeda-beda di setiap usianya. berbeda-beda. Dilansir WebMD, ada anak yang giginya tumbuh lebih...
Senin, 07 Oktober 2019 | 15:28 WIB Penulis : Erni Wulandari
Menyaksikan pesatnya pertumbuhan si Kecil dari hari ke hari memang membahagiakan ya, Moms? Namun, seiring pertambahan usianya, anak-anak akan cenderung lebih kritis. Dengan keingintahuannya yang besar akan berbagai hal, ada saja pertanyaan yang akan terlontar dari bibir mungil si Kecil setiap hari. Tak jarang, pertanyaan tersebut cukup sulit untuk dijawab secara sederhana.
1. Pertanyaan Mengenai Tuhan
Setiap harinya, sebelum mulai beraktivitas, Mommy tentu membiasakan si Kecil untuk berdoa terlebih dulu, bukan? Nah, bila di jenjang usia sebelumnya ia akan langsung berdoa tanpa banyak bertanya, di usia empat tahun ke atas, biasanya anak akan tertarik untuk mempertanyakan beragam hal terkait ini. Salah satu yang paling sering ditanyakan adalah tentang Tuhan. Balita kesayangan Mommy akan mulai penasaran siapa Tuhan itu, kenapa kita harus menyembah dan berdoa pada Tuhan, di mana Tuhan berada, dan seterusnya.
Usahakan jawab pertanyaan ini sambil menatap dalam mata si Kecil ya, Mom. Saat Mommy bisa menjawab pertanyaan anak tentang Ketuhanan dengan cara yang tepat, secara tidak langsung Ibu sedang merangsang kecerdasan anak di bidang spiritual, sehingga ia tumbuh menjadi anak yang beriman dan berperilaku baik.
“Dik, Tuhan adalah pencipta segala-galanya. Adik lihat langit itu? Itu ciptaan Tuhan. Kucing kesayangan Adik juga ciptaan Tuhan. Air, tanah, udara, dan sebagainya juga ciptaan Tuhan. Termasuk Ibu dan Adik, kita semua ciptaan Tuhan. Kenapa kita harus menyembah Tuhan? Menyembah Tuhan adalah wujud rasa terima kasih kita pada-Nya karena sudah diciptakan. Lalu, di mana Tuhan berada? Tuhan berada di hati setiap manusia. Jadi, ke mana pun Adik pergi, Adik selalu dekat dengan Tuhan dan berada dalam pengawasan-Nya.”
2. Pertanyaan Tentang Kematian
Pertanyaan kritis berikutnya yaitu seputar kematian, Moms. Biasanya, si Kecil akan mulai mempertanyakan hal ini setelah ada kerabat atau orang terdekat yang meninggal. Menurut diskusi online, sebenarnya pertanyaan ini adalah refleksi ketakutan si Kecil bahwa suatu hari Ibu, Ayah, dan orang-orang kesayangannya akan meninggalkannya. Oleh sebab itu, sebaiknya Ibu mengalihkan rasa khawatir si Kecil.
Bila si Kecil bertanya, “Mengapa orang-orang harus mati?” Mommy bisa mencoba bertanya balik pada si Kecil, “Apa yang Adik khawatirkan dari kematian?” Begitu si Kecil mulai terbuka dan mengungkapkan kekhawatirannya ditinggal Moms dan orang-orang tercinta, yakinkan ia bahwa bila hal itu terjadi, ia tetap tak akan sendirian. Akan ada orang lain yang menyayangi dan menemaninya, seperti yang Ibu dan ayah lakukan selama ini.
3. Pertanyaan: Dari Mana Aku Berasal?
Selanjutnya, yaitu pertanyaan mengenai proses terciptanya manusia. Bentuk pertanyaan paling umumnya misalnya, “Dari mana aku berasal?” Nah, berhubung usia si Kecil masih terlalu dini, Mommy tidak perlu menjawab pertanyaan ini secara detail, apalagi sampai menyertakan proses hubungan seksual.
Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan semacam ini adalah dengan memberi tahu si Kecil bahwa sebelum dilahirkan, ia tumbuh dan berkembang di dalam perut Mommy Kemudian, begitu mencapai usia sembilan bulan, Ayah dan Ibu ke rumah sakit dan ia pun dilahirkan. Seperti halnya ia, manusia lain pun demikian, tumbuh dan berkembang di perut Ibunya sebelum dilahirkan. Penjelasan ringan seperti ini sudah cukup kok, Moms.
Source: IbudanBalita
Gigi anak tumbuh secara bertahap. Meski begitu, tumbuh gigi pertama pada setiap anak dapat berbeda-beda di setiap usianya. berbeda-beda. Dilansir WebMD, ada anak yang giginya tumbuh lebih...
Kebiasaan Si Kecil dalam menggunakan diapers memang tak bisa tiba-tiba dihentikan begitu saja. Butuh waktu bagi Si Kecil untuk belajar dan beradaptasi. Sebagian besar anak dapat melewati ...
“Ngapain sih repot nyuruh anak sikat gigi? Toh masih gigi susu nanti juga lepas sendiri diganti sama gigi permanen!” Dalam sesi sharing, biasanya ada satu-dua pendapat seperti...
Menghabiskan sembilan bulan dalam rahim yang gelap dan hangat membuat bayi terlahir tanpa memiliki konsep waktu. Satu-satunya konsep waktu yang dikenal bayi adalah saat ia merasa lapar dan ngantuk. It...