5 Kelemahan Virus Corona yang wajib diketahui

Rabu, 15 April 2020 | 13:43 WIB Penulis :


Pandemi Covid-19 masih menjadi momok menakutkan, terlebih dengan meningkatnya angka kejadian setiap harinya baik di indonesia maupun dunia. Meski tergolong virus mutasi yang baru, namun para peneliti telah menemukan beberapa kelemahan virus corona.

Fakta ini tentu saja penting untuk diketahui.

Karakteristiknya ini sebaiknya diperhatikan agar untuk mencegah wabah ini semakin meulas di masyarakat. Lalu apa saja kelemahan dan karakteristik Covid-19 ini?

 

1. Bisa ditangkal dengan antibodi yang kuat

Penelitian di Australia mengungkapkan bahwa memang kelemahan dari virus satu ini ialah menghadapi antibodi yang kuat. Penelitian tersebut dilakukan pada pasien Vovid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.

Jadi, memang memiliki daya tahan tubuh yang kuat ,menjadi salah satu kunci agar virus ini tidak menginfeksi tubuh. Seseorang yang terinfeksi Covid-19 bisa memiliki gejala dan tingkat keparahan yang beragam. Mulai dari gejala ringan hingga berat.

Nah Moms, bagi mereka yang memiliki gejala ringan, sebetulnya infeksi ini bisa sembuh sendiri. Khususnya bagi mereka yang tidak memiliki komplikasi penyakit lainnya, virus corona tidak membuat kondisi tubuh menjadi lebih parah.

Dr. Anandika Pawitri, Medical Editor SehatQ mengungkapkan bahwa untuk memiliki antibodi yang sehat, ada beberapa langkah yang sebaiknya dilakukan, diantaranya:

  1. Mengonsumsi berbagai makanan bergizi seimbang

  2. Rutin melakukan olahraga

  3. Mengonsumsi antioksidan

  4. Istirahat secukupnya dan hindari stres berlebihan

  5. Tetap melakukan Physical Distancing  

 

2. Kelemahan Virus Corona : Suhu Yang panas

Menurut dr. Anandika  belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kaitan antara suhu atau cahaya matahari dengan COvid-19. Virus Corona dapat hidup di permukaan selama beberapa jam sampai beberapa hari pada permukaan benda di berbagai jenis iklim, cuaca, temperatur dan kelembapan.

Namun, Virus corona penyebab SARS terbukti bisa lebih lemah di suhu yang panas. Menurut data yang diterbitkan World Health Organization (WHO) virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56 derajat Celcius.

Di sisi lain, beberapa waktu lalu tersiar kabar mengenai cuaca panas indonesia yang dikatakan bisa melemahkan virus corona. Berdasarkan data dari WHO, tentu kabar tersebut belum terbukti keakuratannya. Hal ini karena berdasarkan data yang dihimpun dari BMKG, cuaca paling panas di Indonesia pernah terjadi di kota Semarang yakni maksimal mencapai 39,7 derajat celcius.

 

3. Cuci tangan dan membersihkan badan adalah kunci utama

Hal sederhana lain yang jadi kelemahan virus corona ialah kebiasaan sederhana dalam menjaga sanitasi diri sendiri. Virus ini mudah hilang pada pelarut lemak seperti sabun yang kerap kita gunakan sehari hari.

Dalam virus terdapat lapisan lemak sebagai pelindung. Saat lapisan ini hancur karena kita mencuci tangan atau membersihkan tubuh, virus tersebut pun akan hancur dan mati. Jadi, biasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir ya mom.

 

4. Tidak bertahan lama di permukaan

Virus Corona memang bisa bertahan selama bebrapa hari di permukaan, cuaca, temperatur dan kelembapan, menurut dr. Anandika. Namun, saat berada di permukaan terus menerus, ia akan menjadi lemah utuk mengingfeksi seseorang.

Oleh karena itu, WHO sendiri memang tidak melarang pengiriman barang dari daerah ke daerah lain, seperti beda negara.

 

5. Terbunuh dengan disinfektan

Memang belum banyak penelitian yang terfokus oada virus Corona penyebab Covid-19. Namun, beberapa jenis virus yang telah teridentifikasi sebelumnya yakni penyebab SARS dan MERS memiliki karakteristik yang serupa.

Berbagai jenis virus ini lemah dengan disinfektan. Virus diabggap bisa nonaktif dengan di infektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, sodium hipoklorit 0.1! dan hidrogen peroksida 0.5% dalam waktu 1 menit.

Tapi yang perlu diperhatikan, di sinfektan ini hanya boleh digunakan pada benda benda mati, bukan objek hidup seperti manusia. Penggunaan bilik disinfektan misalnya. Langkah ini justru dinilai kurang efektif bahkan berbahaya bila langsung disemptorkan pada tubuh manusia, seperti yang di tegaskan dr.Anandika.

Bilik sterilisasi akan bermanfaat dan tidak membahayakan jika digunakan pada orang yang sedang menggunakan baju hazmat atau baju untuk ruang isolasi. Jadi yang di seterilkan adalah bajunya, bukan kulit manusia.

Dr. Anandika pun menegaskan bahwa bahan bahan yang disemprot langsung ke tubuh manusia bisa terhirup ke saluran pernapasan dan menimbulkan penyakit paru paru lain di kemudia hari. Kegiatan ini lebih besar resiko daipada manfaatnya.

 

Source: Theasianparent

 

Artikel Lainnya

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 buatan perusahaan China, Sinovac, untuk anak berusia enam sampai 11 tahun. Vaksinasi untuk anak usia sekolah dasa...

Rasa-rasanya, hampir tak ada anak-anak yang tak suka makanan manis. Apalagi, orangtua juga suka menghadiahi anak dengan makanan manis karena telah berperilaku baik. Namun, memberikan makanan manis pad...

Anak batuk tidak berhenti tentu Bunda tidak tega melihatnya, apalagi jika disertai muntah dan mata berair. Untuk mengurangi batuknya Bunda sebaiknya menghindari memberi makanan dan minuman ini : 1....

Padatnya aktivitas di pagi hari mungkin membuatmu sering mengabaikan sarapan. Jika terus dilakukan, hal ini bisa mengganggu kesehatan. Sering melewatkan sarapan bahkan dapat meningkatkan risiko terjad...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................