Masalah anak susah gemuk, masih menjadi perbincangan yang hangat di mata para orang tua di Indonesia. Apalagi, meski si kecil sangat doyan makan, nyatanya tetap membuat bayi susah gemuk. Jelas, hal...
Selasa, 09 Juni 2020 | 12:54 WIB Penulis :
Baru-baru ini eucalyptus disebut sebagai salah satu bahan penangkal Covid-19 atau virus corona. Kendati hingga kini masih diperlukan uji lanjutan mengenai bahan aktif eucalyptus dalam menghancurkan virus corona, tapi sejak dulu tanaman ini telah terbukti memiliki khasiat sebagai obat.
Ketut Gede Mudiarta, Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) bilang Balitbangtan telah melakukan uji coba sejumlah tumbuhan yang berpotensi sebagai anti virus corona. Hasilnya, disimpulkan tanaman eucalyptus paling efektif menangkal virus corona karena memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
"Kemudian, beberapa prototype teknologi berbasis minyak eucalyptus sebagai anti virus dihasilkan atas kolaborasi beberapa unit kerja dibawah Balitbangtan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, dikutip Senin (18/5).
Dengan mengetahui manfaat eucalyptus bagi kesehatan, Anda bisa mencobanya sebagai pengobatan atau perawatan alternatif untuk mengatasi penyakit dan berbagai masalah kesehatan umum lainnya.
Tanaman eucalyptus atau kayu putih tergolong dalam famili jambu-jambuan atau Myrtaceae, yang berasal dari Australia, Tasmania, dan sekitarnya, melansir Britannica.
Eucalyptus tumbuh dengan cepat, dan banyak spesies mencapai ketinggian yang luar biasa hingga puluhan meter. Kayu eucalyptus banyak digunakan di Australia sebagai pohon peneduh, bahan bakar, pagar, serta fondasi bangunan.
Namun, yang membuat eucalyptus menjadi golongan tanaman paling berharga secara ekonomi adalah khasiatnya dalam dunia medis. Manfaatnya yang serbaguna untuk segala penyakit, membuat eucalyptus tersebar dan dibudidayakan di seluruh dunia.
Daun eucalyptus disuling dan diekstraksi menjadi minyak eucalyptol yang bisa mengatasi berbagai penyakit, khususnya problem pernapasan.
Kelenjar daun eucalyptus mengandung minyak aromatik yang mudah menguap yang dikenal sebagai minyak kayu putih atau eucalyptol. Kandungan eucalyptol memiliki efek anti-inflamasi dan antivirus, sehingga pengobatan berbasis eucalyptus atau kayu putih dapat digunakan untuk mengatasi masalah pernapasan, menghilangkan lendir, mendisinfeksi luka, dan sebagainya.
1. Meredakan batuk
Kandungan aktif dalam eucalyptus bertindak sebagai pengencer lendir yang bisa mempercepat penyembuhan batuk
Selama bertahun-tahun, minyak eucalyptus telah menjadi salah satu komposisi dalam obat untuk meredakan batuk. Kandungan aktif antibakteri, virus, dan jamur bertindak sebagai ekspektoran untuk mengencerkan lendir.
Untuk melegakan tenggorokan dan memecah lendir, Anda bisa menghirup uap yang telah dicampur minyak esensial eucalyptus. Bisa juga menggunakan obat gosok atau salep topikal yang mengandung eucalyptus.
2. Meringankan asma
Selain memecah lendir, kandungan eucalyptol bekerja langsung ke saluran napas sehingga meringankan gejala asma.
Penelitian awal menunjukkan bahwa eucalyptol dapat memecah lendir pada orang dengan penyakit asma atau sesak napas. Bahkan beberapa orang dengan kondisi asma yang parah dapat menurunkan dosis steroidasinya jika mereka menggunakan terapi eucalyptol.
Namun sebelum mencobanya, pastikan Anda berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi dokter, serta berhati-hatilah bagi yang memiliki alergi kayu putih karena justru bisa memperburuk asma.
3. Meredakan pilek
Eucalyptol dapat mengurangi gejala pilek seperti hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan mengurangi peradangan dan penumpukan lendir.
Eucalyptus merupakan bahan umum yang terkandung dalam obat pilek, flu, dan batuk yang bisa mengurangi volume lendir dan memperluas bronkus dan bronkiolus paru-paru.
Eucalyptol, atau juga dikenal sebagai cineole, dapat mengurangi gejala pilek seperti hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan mengurangi peradangan dan penumpukan lendir.
Ketika merasakan gejala pilek, hiruplah minyak kayu putih melalui hidung atau dioleskan di bagian leher dan dada agar aromanya dapat tercium. Namun, hindari mengonsumsinya langsung karena dosis kecil minyak kayu putih yang tertelan bisa menjadi racun.
4. Manfaat eucalyptus untuk mencegah gigitan serangga
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengonfirmasi bahwa minyak eucalyptus merupakan bahan yang efektif untuk mencegah gigitan nyamuk, dikutip dari Healthline.
Di Afrika, eucalyptus menjadi obat tradisional dan pencegahan malaria karena efektif menghalau gigitan nyamuk. Mirip dengan sereh atau serai, eucalyptus juga memiliki aroma yang kuat yang dapat mengganggu indera penciuman nyamuk sehingga mempersulit mereka untuk menemukan 'sumber makanan'.
Selain nyamuk, minyak eucalyptus juga bisa untuk mengusir serangga lain seperti kutu, hama, dan lalat.
Penelitian menunjukkan bahwa mengoleskan minyak eucalyptus pada kulit efektif menangkal nyamuk dan serangga lainnya hingga delapan jam setelah pengaplikasian. Semakin tinggi kandungan kayu putihnya, semakin lama dan efektif kerja eucalyptus dalam menolak gigitan serangga.
5. Merangsang sistem kekebalan tubuh
Berdasarkan temuan yang dipublikasikan dalam BMC Immunology, minyak eucalyptus dapat merangsang respons sistem kekebalan tubuh, merujuk Medical News Today.
Para peneliti menemukan bahwa eucalyptol meningkatkan respons sistem kekebalan fagositik terhadap patogen. Fagositosis merupakan proses ketika sistem imun menelan dan menghancurkan partikel asing seperti bakteri, virus, dan partikel lain yang berbahaya.
Source: cnnindonesia
Masalah anak susah gemuk, masih menjadi perbincangan yang hangat di mata para orang tua di Indonesia. Apalagi, meski si kecil sangat doyan makan, nyatanya tetap membuat bayi susah gemuk. Jelas, hal...
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi dapat tergantung dari usia, jenis kelamin dan juga tingkat aktivitas fisik yang dilakukan anak. Dilansir dari laman&...
Bagi si 1-2 tahun, pagi, siang, sore, dan malam bukanlah sesuatu yang nyata alias abstrak, karena tidak menjelaskan apapun. Konsep waktu belum dipahaminya dengan benar. Namun, tak berarti dia tidak te...
Di usia balita, kemungkinan besar si Kecil pernah satu kali, atau bahkan lebih dari sekali, mengalami mimisan. Sebagian anak malah mengalaminya beberapa kali dalam seminggu. Kondisi ini sebena...