Sensory play adalah aktivitas yang melibatkan indera bayi, termasuk indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan. Selain itu, sensory play jug...
Senin, 22 Februari 2021 | 15:16 WIB Penulis :
American Academy of Pediatrics menyarankan para mama untuk menunda anak menonton televisi hingga usianya dua tahun. Karena hingga usia ini, bayi membutuhkan interaksi antarmanusia, baik dengan orangtuanya maupun dengan pengasuhnya.
Interaksi inilah yang akan membuat pemikirannya menjadi kritis, membuat perkembangan sosial, emosional, serta kepandaiannya terpenuhi. Walaupun program televisi untuk anak-anak juga bisa jadi mengandung pelajaran yang dapat diserap oleh bayi, namun hal itu tidak dipelajari oleh bayi melalui pengalaman secara langsung, atau dari eksplorasi yang melibatkan indranya, yang merupakan cara belajar terbaik.
Sebisa mungkin, jangan jadikan televisi pengganti "baby sitter" ya, Ma.
Tak bisa dipungkiri, televisi adalah salah satu cara bagi Mama untuk membebaskan diri saat mengurus rumah. Walaupun mungkin niat mama hanya bebeberapa menit sehari, selagi meninggalkan si Kecil saat Mama sibuk membereskan kamar, misalnya, namun lama-kelamaan yang ditakutkan adalah hal ini menjadi kebiasaan.
Jika sudah terbiasa menonton televisi, durasi menontonnya akan semakin panjang. Televisi akan menjadi candu sehingga kelak anak mama bisa mengalami dampak buruknya.
Berikut di rangkum dampak buruk bila bayi menonton televisi.
Meski tayangan televisi ada yang bermanfaat untuk bayi, namun terlalu banyak menonton televisi memberi banyak dampak buruk. Ini beberapa dampaknya:
Untuk mengurangi dampak buruk menonton televisi, lakukan hal ini:
Dengan mendampingi si Kecil menonton televisi, juga bersama keluarga misalnya, Mama bisa mengajarkan banyak hal dengan menjelaskan apa yang ditayangkan, menunjukkan gambar-gambar, memberikan pertanyaan dan jawaban.
Dengan aktif berdiskusi saat menonton televisi, Mama membangun kognitif si Anak dan akan mendapatkan manfaat dari sebuah tontonan.
Matikan televisi saat keluarga berkumpul. Misalnya saat makan, atau saat santai bersama keluarga.
Lakukan hal ini agar si Kecil bisa belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga tanpa terganggu oleh televisi.
Batasi juga jumlah dan waktu anak untuk menonton, misalnya hanya satu film atau tayangan anak per hari atau hanya 10 menit satu hari.
Alih-alih menyalakan televisi, nyalakan radio atau CD musik. Melalui musik, si Kecil akan terlatih untuk mengembangkan imajinasi visual, dan akan tertarik untuk ikut menyanyi dan menari.
Buku juga benda yang baik untuk menghibur anak. Bacakan buku dongeng atau bermain dengan buku pasti menyenangkan, bahkan untuk bayi mama.
Jadi, cobalah untuk lebih banyak menyibukkan bayi dengan bermain bersamanya ya, Ma. Bayi yang lebih sering terstimulasi oleh orang di sekitarnya seperti orangtuanya atau pengasuhnya, akan memiliki keterampilan yang lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang lebih sering dibiarkan menonton televisi sendiri.
Itulah dampak buruk bila bayi menonton televisi. Semoga Mama bisa menemukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat bersama si Kecil, ya.
Source: popmama.com
Sensory play adalah aktivitas yang melibatkan indera bayi, termasuk indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan sentuhan. Selain itu, sensory play jug...
Batuk dan pilek pada anak mungkin sering dianggap ringan. Namun perhatikan jika kondisi ini dibarengi dengan napas cepat, bisa jadi ini pertanda pneumonia. Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengen...
Keracunan kehamilan adalah istilah yang tadinya digunakan untuk menyebut preeklampsia pada ibu hamil, atau juga bisa disebut eklampsia. Kondisi ini dialami oleh sebagian besar ibu hamil, bersalin, ...
Bagi ibu yang baru saja menjalani operasi caesar, sangat penting untuk berhati-hati dengan jahitannya. Jika tidak, luka operasi caesar bisa terinfeksi, membahayakan nyawa ibu. Oleh karena it...