6 Penyebab Iritasi Kulit pada Bayi, Bisa Dicegah Moms!

Selasa, 27 April 2021 | 15:59 WIB Penulis :


Yuk, Moms cari tahu dulu penyebabnya!

Moms yang sudah memiliki bayi, pasti tahu bahwa kulit bayi sangat sensitif dan rentan terhadap berbagai masalah kulit. Bahkan kulit bayi yang baru lahir mengalami proses adaptasi bertahap terhadap lingkungan ekstrauterin di mana perawatan khusus diperlukan.

“Kulit adalah organ tubuh terbesar, dan fungsinya sangat penting bagi kesehatan sistem organ lainnya," kata Dr. Mark Koh Jean Aan, Kepala dan Konsultan, Layanan Dermatologi Anak, KK Women's and Children's Hospital (KKH).

Kulit bayi ini masih sensitif, tipis dan rapuh, dengan pH netral pada permukaan kulit, yang secara signifikan mengurangi perlindungan terhadap pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

Berdasarkan jurnal Children and Newborn Skin Care and Prevention, kandungan lemak pada kulit bayi lebih rendah, tetapi memiliki kadar air yang lebih tinggi. Selain itu juga lembut, karena stratum korneum lebih tipis, dan epidermis dan dermis lebih tipis daripada milik kulit orang dewasa.

Penyebab Iritasi Kulit pada Bayi

Makanya kulit Si Kecil ini rentan sekali terhadap berbagai masalah iritasi kulit, mulai dari yang ringan hingga berat. Lalu apa sebenarnya penyebab iritasi kulit pada bayi? Yuk kita cari tahu Moms.

1. Tidak Menjaga Kebersihan Kulit Bayi

Menjaga kebersihan kulit bayi dengan baik sangat penting untuk mendapat kesehatan secara keseluruhan. Membersihkan kulit bayi akan membantu menjaga kulit bebas dari zat-zat yang tidak diinginkan, termasuk iritasi (air liur, sekresi hidung, urin, feses, dan enzim feses), kotoran, dan kuman.

Namun jika Moms tidak membersihkan kulit anak dengan baik, terlebih pada bagian lipatan-lipatan kulit bayi, besar kemungkinannya akan timbuh iritasi pada kulit Si Kecil yang masih sensitif.

2. Pewangi dan Pengawet dalam Produk Bayi

Pewangi dan pengawet yang biasa ditemukan pada tisu bayi, kosmetik, atau produk perawatan kulit bayi lainnya adalah beberapa penyebab paling umum iritasi kulit pada anak-anak di Australia.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Australasian Journal of Dermatology mengatakan anak-anak yang dicurigai mengalami alergi kulit harus diuji-tempel untuk 30 alergen yang paling umum dan alergen potensial yang diidentifikasi dalam penelitian mereka.

Lima reaksi uji tempel relevan yang paling umum adalah campuran pewangi, pengawet (yang biasa digunakan pada tisu basah, sabun cair, sampo, kosmetik dan mainan slime), colophonium resin tanaman, aroma lain (myroxylon pereriae) ditemukan dalam kosmetik dan makanan, dan nikel sulfat.

3. Hormon

Beberapa ahli percaya bahwa beberapa penyebab iritasi kulit pada bayi adalah akibat hormon pada ibu. Paparan tersebut dapat terjadi saat bayi berada di dalam rahim, atau paparan tersebut dapat terjadi melalui menyusui.

Tapi jangan biarkan itu mengubah cara Moms memberi makan bayi yang baru lahir. Bahkan jika hormon dalam ASI menyebabkan iritasi kulit pada bayi, itu bukan kondisi serius dan biasanya akan mereda dengan sendirinya.

4. Ketidakseimbangan Probiotik

Penyebab iritasi kulit pada bayi selanjutnya bisa terjadi karena ketidakseimbangan probiotik. Probiotik adalah bakteri bermanfaat yang dibutuhkan manusia di perut kita untuk mencerna makanan dengan baik.

Ketika bayi masih sangat muda, mereka masih berusaha mendapatkan bakteri yang tepat dan menjaga keseimbangan mereka di dalam perutnya. Beberapa peneliti mengatakan bahwa ketidakseimbangan probiotik adalah penyebab sebenarnya dari iritasi kulit berupa jerawat.

5. Reaksi Obat

Obat-obatan tertentu juga berpotensi menyebabkan iritasi kulit pada tubuh bayi. Jika Si Kecil mengalami ruam atau jerawat seperti setelah sakit atau setelah konsumsi obat, segera konsultasikan dengan dokter.

6. Alergi Makanan

Jika Moms sudah menghilangkan penyebab iritasi kulit pada bayi, namun ruam masih bermunculan, maka alergi makanan bisa menjadi penyebabnya.

"Telur dan susu adalah penyebab utama alergi makanan pada anak-anak yang masih sangat kecil, tetapi alergi gandum, kedelai, dan kacang tanah juga bisa," kata Robert Sidbury, kepala divisi dermatologi anak di Rumah Sakit Anak Seattle.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, kacang dan makanan laut bisa menjadi masalah, bersama dengan alergi lingkungan seperti rumput, pohon, dan tungau debu, tetapi tidak ada aturan yang tegas tentang kapan alergen dapat berkembang.

Kulit anak akan memerah, muncul bekas luka, gatal-gatal, dan pembengkakan wajah, lidah, atau bibir. Jika Moms melihat gejala pembengkakan, anak mungkin mengalami anafilaksis, reaksi alergi yang sangat serius yang biasanya terjadi segera setelah makanan dimakan. Jika bayi Moms kesulitan bernapas, segera hubungi dokter.

Itu dia Moms beberapa kemungkinan penyebab iritasi kulit pada bayi. Pastikan Moms mengetahui penyebabnya sebelum melakukan perawatan ya. Karena jika Moms sudah tahu, akan mudah mengatasinya.

Source: .orami.co.id

Artikel Lainnya

ASI merupakan salah satu hal terbaik yang bisa diberikan seorang ibu kepada buah hatinya. Kandungan ASI yang selalu mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak lahir tak akan tergantikan o...

Saat sahur tiba, Bunda memiliki waktu yang cukup padat untuk menyiapkan makanan dan menikmati makanan.  Namun, tiba-tiba balita Bunda ikut terbangun. Apa yang harus Bunda lakukan? Padahal Balita ...

Apa yang biasanya Bunda lakukan untuk melatih perkembangan bahasa anak? Ya, mengajak anak berbincang-bincang merupakan salah satu cara paling mudah untuk menstimulasi kemampuan bahasanya. Dikutip dari...

  Penyebab Preeklampsia Meskipun penyebab preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, para ahli percaya kondisi ini dimulai pada plasenta, yaitu organ yang memelihara janin se...

WhatsApp ×
Hai Mom, kami siap membantu anda ..
Kami Online
Senin - Jumat : 08:00 - 17:00 WIB
Minggu & Hari Besar kami LIBUR
Jika ada pertanyaan silahkan menghubungi kami 🤗
......................................................